Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Agar Terhindar Stunting, Pantau Tumbuh Kembang Balita melalui Kartu Kembang Anak

8 Maret 2024   12:13 Diperbarui: 8 Maret 2024   12:17 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demi meningkatkan kemampuan keluarga (orang tua), penyuluh dan kader menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA) dalam memahami perkembangan anak dengan lebih baik, BKKBN Aceh Menggelar Orientasi Penggunaan Kartu Kembang Anak (KKA) di kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) Kabupaten Aceh Barat tahun 2024 pada hari Rabu, 06 Maret 2024 pukul 08.00 s/d 14.00 WIB, di Aula Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak ( P2TP2A) Meulaboh Aceh Barat.                                

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Aceh Barat Abdullah SS mengucapkan terima kasih kepada fasilitator BKKBN yang telah memprakarsai untuk menyelenggarakan acara ini yang menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Bunda Paud.

Organisasi Perangkat Daerah Dinas P3AKB bersama fasilitator BKKBN Aceh (foto dok pri)
Organisasi Perangkat Daerah Dinas P3AKB bersama fasilitator BKKBN Aceh (foto dok pri)

Menurutnya;

"Acara ini tidak mungkin terlaksana tanpa kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak khususnya para fasilitator BKKBN Aceh sebagai pelaksana dan bidang Keluarga Berencana (KB). Dan menjadi bagian dalam percepatan penurunan angka stunting menjadi 14% di tahun 2024. Dimana pemerintah terus berupaya mengembangkan perluasan cakupan intervensi program, salah satunya yaitu melalui pendekatan kepada kader pengelola kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) di Kabupaten/Kota."

"Kemampuan dan pemahaman orangtua tentang pentingnya tahun-tahun awal kehidupan anak sangat penting. Sehingga orang tua memiliki keterampilan pengasuhan dan stimulasi yang efektif dan praktis, serta komitmen untuk mendorong tumbuh kembang dan perlindungan anak dapat diwujudkan." Imbuh Abdullah.

Model/contoh KKA (foto: skata.info)
Model/contoh KKA (foto: skata.info)

Di akhir sambutannya, Abdullah berharap, dengan diselenggarakanya oriantasi ini kemampuan keluarga melakukan pemantauan perkembangan anak menjadi optimal sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, stunting misalnya. Demi terwujudnya generasi sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia serta mendukung terwujudnya keluarga kecil yang berkualitas dan sejahtera. 

Suasana kegiatan/acara (foto dok pri).
Suasana kegiatan/acara (foto dok pri).

Dilansir dari Skata Info:

"Banyak orang tua yang rajin menimbang dan mengukur panjang/tinggi badan bayi dan balita, namun tak terlalu menaruh perhatian pada aspek perkembangan mereka. Padahal, perkembangan kemampuan anak berdasar usia tak kalah penting dengan aspek pertumbuhannya. Karena itu, sebaiknya kita rutin memeriksa milestones (pencapaian) anak tiap bulannya sesuai usianya. Tak perlu googling, kini ada Kartu Kembang Anak (KKA) yang dikeluarkan oleh BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) untuk memantau kegiatan pengasuhan orang tua dan tumbuh kembang anak. Manfaatnya, kita dapat memantau tumbuh kembang anak serta melakukan asah, asih, asuh sesuai usia anak."

Apa saja yang harus dicapai anak dalam KKA?

Total ada 66 tugas perkembangan yang harus dicapai anak hingga usia 66 bulan atau 5,5 tahun. Satu bulan untuk satu tugas perkembangan. Gambar di bawah ini bisa memberikan ilustrasi.

(foto: skata.info)
(foto: skata.info)

Dalam grafik di atas, bayi usia 1 bulan seharusnya sudah bisa melirik ke kanan atau kiri. Lalu, bayi usia 2 bulan bisa membalas tersenyum, usia 3 bulan bisa menegakkan kepala, dan seterusnya hingga bulan ke 36. 

Jika anak usia 1 bulan sudah bisa melirik, beri titik pada kolom angka 1 di bagian bawah yang sejajar dengan kolom "Mata melirik...". Nanti kita dapat melihat baik tidaknya perkembangan anak lewat sebaran titik di garis/pita berwarna merah kuning hijau. 

Warna hijau artinya pencapaian anak sudah sesuai dengan anak pada umumnya, sementara garis merah adalah nilai batas kemampuan yang harus dicapai anak.

Nah, setelah anak masuk usia 3 tahun (di atas 36 bulan), maka tugas perkembangan dilihat setiap 3 bulan sekali. Grafik yang digunakan menjadi seperti di bawah ini, namun intinya sama, yaitu melihat kemampuan anak.

(foto: skata.info)
(foto: skata.info)

Bagaimana jika anak tak bisa melakukan tugas perkembangannya?

Ketika anak tak dapat melakukan tugasnya, stop lalu ikuti garis datar tugas perkembangan paling terakhir ke arah kanan (pesan-pesan), lalu lakukan arahannya. Misal, pada gambar di atas, anak usia 42 bulan tak bisa memasang kancing dengan benar. Jika ditarik garis ke kanan, maka pesannya adalah "ajari anak berpakaian lengkap". Dengan demikian, kita tidak dibiarkan kebingungan karena KKA dilengkapi dengan saran yang bisa dilakukan orang tua.

Namun, apabila anak tidak dapat melakukan suatu tugas tertentu selama 3 bulan berturut-turut (terhutang), sehingga titik potong antara garis tugas dengan usia berada di bawah garis merah maka anak perlu dirujuk ke dokter atau ahli tumbuh kembang. 

Apakah KKA kita isi sendiri?

Sebenarnya, KKA diisi oleh kader Bina Keluarga Balita (BKB) BKKBN maupun kader terlatih lain bersama orang tua. 

Kader BKB akan memberikan KKA sambil menanyakan tugas perkembangan yang sudah dicapai anak pada orang tua. Kader bisa memberikan instruksi langsung pada anak (atau meminta orang tua untuk mengajak anak) melakukan tugas perkembangan di hadapan kader. Lalu, kader akan mengisi KKA sesuai capaian anak.

Di mana kita bisa mendapatkan KKA?

KKA bisa didapatkan di posyandu tertentu, bisa diunduh gratis secara online dengan mencarinya melalui Google.

Perlu diingat, setiap anak adalah unik. Walau idealnya anak mecapai pencapaian tumbuh kembang di usia yang sesuai, namun faktor bawaan dan lingkungan bisa menjadi salah satu alasan terhambatnya atau tak sesuainya masa pencapaian. Dengan memiliki KKA, kita bisa membantu memantau perkembangan, sekaligus sebagai alarm jika anak mengalami kendala. 

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun