Suasana yang kuirindukan ketika di kampung halaman adalah suasana desaku yang permai seperti yang digambarkan L. Manik dalam lagunya di atas (Desaku).
Di desaku memiliki hamparan sawah, ladang, kebun dan pohon-pohon yang hijau lagi rindang, pantai dengan ombak lautnya yang tenang. Dibalut dengan keramah tamahan warga desa yang suka tolong menolong dan saling membantu. Itulah desaku tempat kelahiranku yang rasanya begitu permai (Desa Kuala Bubon Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat).
Setelah terjadi Tsunami akhir tahun 2004, kondisi, landscape dan suasana desa memang banyak yang berubah. Namun suasana keramah tamahan dan sikap kepedulian sosial masyarakat tidak pernah berubah hingga kini. Dan itu selalu kurindukan untuk dikenang.
2. Segala Memori di Kampung Halaman
- Jalan-jalan di Musim Hujan Bersama Teman dan Saudara
Jalan kaki atau naik sepeda sambil keliling-keliling mencari sesuatu di kampung walau hujan sedang turun, gak masalah walau baju sudah basah kuyup. Kecerian, kebersamaan  dan keseruan telah mengalahkan segalanya saat itu.
- Mandi Laut Bareng Teman-teman
Kebetulan desaku/kampung halamanku (Kuala Bubon) berada sangat dekat dengan pingir laut, samudera hindia. Tak Jarang saat itu khususnya sebelum tsunami, kami kerap mandi laut terutama di sore atau senja hari ketika laut tampak begitu tenang.
Wah asik dan seru banget deh saat mandi laut. Laut seperti kolam renang gratis buat kami.
- Nunggu Buah Durian Runtuh ketika Malam Hari
Ketika musim durian di desa kami, tak jarang kami bergadang semalam suntuk menunggu buah durian jatuh atau runtuh di ladang atau kebun milik saudara.
Di malam itu sambil menunggu durian jatuh, kami duduk di sebuah pondok atau di rumah warga yang menjadi saudara kami sambil bercerita-cerita dan bercanda-canda diterangi lampu petromaks, cemprong, hingga lilin, kapas dan minyak sayur (lampu jaman dulu/jadul). Saat itu belum ada sosmed, jadi gak ada yang pegang handphone sendiri-sendiri.