Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Nature

Lima Aksi Kendali Sampah Plastik Untuk Mitigasi Perubahan Iklim

31 Oktober 2021   21:44 Diperbarui: 31 Oktober 2021   23:10 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu teknologi EPI? Mungkin #MudaMudiBumi banyak yang belum tahu nie!

EPI atau dengan kepanjangannya Environmental Products Inc, sebenarnya adalah sebuah perusahaan yang mempelopori pemakaian zat adiktif yang disebut Totally Degradable Plastik Additives (TDPA) yang dicampurkan/ditambahkan ke dalam plastik sehingga mudah diurai oleh alam atau terbentuk Plastik ramah lingkungan, contohnya di foto di bawah ini;

www.tokopedia.com
www.tokopedia.com

Yang diproduksi EPI bukan plastik, melainkan zat adiktif tersebut. Jadi untuk membuat plastik ramah lingkungan, EPI menyediakan teknologi dimana zat adiktif (TDPA) dimasukkan di dalam proses produksi. Jumlah kandungan TDPA dalam plastik ramah lingkungan berkisar antara 2-3%.

Perusahaan EPI adalah perusahaan global yang berkantor pusat di Kanada. EPI juga mempunyai kantor di Amerika Serikat, Inggris dan cabang di 60 negara termasuk Indonesia.

PT. Merindo Makmur sebagai pemegang lisensi EPI di Indonesia mempunyai peranan dalam memperkenalkan dan memasyarakatkan produk plastik ramah lingkungan terutama saat berbelanja, seperti yang sudah saya lakukan di video di bawah ini;

Berdasar pengamatan dan studi literatur;

  • Plastik yang ramah lingkungan yang sebelumnya tebal menjadi menipis dan rapuh. Setelah dijemur di sinar matahari  selama 1 bulan, ternyata plastik tersebut menjadi sangat rapuh dan mudah hancur seperti pada foto yang tampak di bawah ini;

Foto Dokumentasi Pribadi
Foto Dokumentasi Pribadi
Foto Dokumentasi Pribadi
Foto Dokumentasi Pribadi
  • Apabila plastik ini dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sifatnya akan mempunyai sifat yang berbeda dengan plastik pada umumnya yaitu kedap air menjadi tidak kedap air. Sehingga mampu menyerap air dan sifatnya seperti kertas.
  • Dengan adanya oksigen, kelembaban dan bakteri, Plastik ini akan diurai menjadi unsur-unsur alami. Menjelang masa hancurnya, Plastik akan berubah warna menjadi kekuningan, lalu pecah-pecah dan akhirnya berbentuk serbuk.

Kemudian, berdasarkan penelitian yang dilakukan, makanan yang terkena kontak dengan plastik ramah lingkungan ternyata tetap aman untuk dikonsumsi. Kontak yang dimaksud seperti untuk membungkus makanan atau membawa makanan.

Keamanan makanan terhadap kontak dengan plastik ini diakui oleh negara-negara maju seperti Amerika melalui badan pengawasan obat dan makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA), Eropa (European Food Safety Authority/EFSA) dan Kanada (Canadian Food Inspection Agency/CFIA).

Semoga masyarakat dunia semakin tertarik untuk menggunakan Plastik Ramah Lingkungan terutama di Indonesia. Namun tetap juga harus berhati-hati dan teliti, karena ada isu bahwa ada perusahaan yang memproduksi plastik non ramah lingkungan tapi mengklaim sebagai Plastik ramah lingkungan dengan menggunakan label-label ramah lingkungan. Padahal itu hanya untuk marketing, seakan-akan mereka ikut mendukung lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun