Di suatu hari saya berjalan-jalan di kota Meulaboh Aceh Barat dan melihat banyak tumpukan sampah yang berserakan, baik jalanan maupun di pemukiman warga. Tempat sampah yang disediakan sepertinya tidak cukup untuk menampung sampah-sampah yang dihasilkan oleh setiap orang yang ada di kota ini. Jika dilihat lebih seksama, sampah-sampah tersebut didominasi sampah plastik.
Dalam hati berkata, "wow jumlah pemakaian plastik sangat luar biasa ya di kota ini, bagaimana dengan kota-kota lain di seluruh dunia? Â Mungkin setidaknya satu triliun kantong plastik digunakan di seluruh dunia".
"Sadarkah orang-orang, sampah plastik menjadi salah satu ancaman serius bagi lingkungan karena sulitnya terurai oleh oleh alam"? Ujarku kembali dalam hati.
Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah plastik menjadi benar-benar terurai.
Jika dibakar, sampah plastik malah menghasilkan gas Karbondioksida (CO2), salah satu gas rumah kaca, dimana jika jumlah dan konsentrasinya di udara melebihi batas keseimbangan alam, gas CO2 ini akan menimbulkan masalah besar yakni Pemanasan Global dan Perubahan Iklim.
Selain itu, pembakaran sampah plastik juga menghasilkan gas dioksin dan furan yang bersifat karsinogenik yang berbahaya bagi makhluk hidup karena dapat mengakibatkan kanker dan penyakit berbahaya lainnya.
Lalu apa yang mesti dilakukan terutama oleh #MudaMudiBumi sebagai penerus bumi? Ini dia Lima #TimeforActionIndonesia #UntukmuBumiku dalam mencari solusi pemecahan masalah sampah plastik!
1. Menggunakan Produk Plastik Ramah Lingkungan
Hai #MudaMudiBumi ! Tahukah kamu jika saat ini berbagai macam Plastik sudah menggunakan teknologi EPI seperti kantong plastik, pempers, kemasan makanan dan permen, botol minuman, lakban dan lain-lain. Plastik-plastik ramah lingkungan ini tersedia di berbagai department store, supermarket dan lain-lain terutama di kota-kota besar.