1. Penyebar brosur. Membagikan brosur ke orang-orang yang lalu lalang di jalanan sebanyak mungkin tanpa harus menjelaskan apa isi brosurnya. Ditolak mentah-mentah, dibuang brosurnya, bahkan ada juga yang sengaja berlari kecil menghindar, harus ia terima dengan lapang dada.
Namun Merry tidak kehilangan akal, ia mengatakan kalau ia bisa mencatatnya di kertas. Akhirnya resepsionis memberikan nomor telepon walau dengan wajah kesal. Hal ini memberikan pelajaran padanya bahwa orang tidak boleh menyerah dan harus banyak akal.
Baca juga : Keren, Seperti Ini Harapan Merry Riana di Usia yang Ke-40!
Ada lagi yang membuat Merry mengelus dada menjadi pelayan pesta. Betapa tidak, makanan enak-enak dibuang setelah pesta dan para pegawai termasuk pelayan dilarang mengambil apalagi membawa pulang. Bisa dibayangkan bagaimana merintihnya perut melihat makanan yang super enak dibuang. Sedangkan Merry makan dengan nasi dan lauk daging saja begitu sulit.
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Merry membuatnya bisa menabung sedikit demi sedikit setiap harinya. Setidaknya ia tidak hanya mengandalkan 10 dolar per minggu untuk biaya hidup.
Seiring waktu hasil dari pekerjaannya terkumpul beberapa ribu dolar. Merry pun mulai berfikir untuk memutar uangnya. Suatu malam dia mendapat info dari internet tentang sebuah bisnis yang sangat menggiurkan yaitu "Success Forever".Â
Paginya ia pun menuju kantor Success Forever. Di kantor bisnis tersebut ia diharuskan menanamkan uangnya sebesar 200 dolar dan akan berkembang cepat jika ia juga mendapatkan 10 orang yang mau menanamkan uangnya. Ia sebenarnya ragu tapi ia ikuti juga.
Lalu apa yang terjadi? Ternyata bisnis Success Forever yang Merry jalani ini bukan untung tapi buntung. Ia tertipu, kantor Success Forever gulung tikar, uang 200 dolar yang ia kumpulkan dengan kerja keras dan jual laptop harus raib. Saat kejadian pahit itu, ia bersumpah tidak akan percaya lagi dengan hal-hal yang bersifat instan. 200 dolar benar-benar memberinya pelajaran berharga.