Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Let's Read, Aplikasi Penolong Penumbuh-Kembang Minat Baca Anak

30 September 2020   23:15 Diperbarui: 1 Oktober 2020   01:10 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Buku adalah gudang ilmu, membaca adalah kuncinya”

“Suka membaca menjadi jalan menuju puncak prestasi”

"Ma, di sekolah saya sekarang ada bantuan untuk murid berprestasi," lapor Dinda kepada ibunya setiba dari sekolah.

"Tidak salah kataku bukan! Bagi murid yang mau belajar dengan rajin, pasti akan mendapatkan pertolongan Tuhan. Berarti doamu telah terkabul, Din," sambut mama Dinda gembira.

"Betul ma, kita memang patut gembira, tetapi bagaimana dengan adik, masalahnya dia lebih suka bermain dibanding belajar apalagi membaca, padahal beberapa bulan lagi dia akan ujian untuk naik kelas Tiga SD".

"Ibu ngeri membayangkan adik kamu itu, kalau dia begini terus," ucap ibu Hesty cemas.

"Kita harus punya keyakinan dan berusaha untuk mengubah adik menjadi lebih baik,", sahut Dinda.

Ibu Hesty sangat ingin anak lelakinya maju seperti kakaknya. Ia ingin mengubah perilaku dan kebiasaan buruk anaknya itu. Dan sekarang ia sedang berfikir keras bagaimana caranya.

Ibu Hesty acapkali dilanda rasa cemas. Ia khawatir anak lelaki nya yang bernama Dedi itu tidak seperti Dinda yang mempunyai harapan masa depan.

Ibu Hesty sudah beberapa kali melaporkan atau curhat kepada suaminya tentang Dedi yang malas belajar dan membaca tapi terus-terusan main handphone. Suaminya yang sering ke luar kota terkait urusan pekerjaan hanya bisa menanggapi,

"Bagaimana kebiasaan Dedi, itu urusan dan tanggung jawab mama, papa belum punya waktu untuk mengubah kebiasaan buruknya. Tolonglah mama yang melakukannya. Dinda aja bisa mama didik menjadi anak yang pandai, masa dedi nggak bisa?"

"Anak lelaki dan perempuan beda Pa," jawab bu Hesty

"Sama saja, mungkin mama saja yang nggak semangat dan nggak sabar menghadapi anak lelaki seperti Dedi." Sindir suami bu Hesty.

Sindiran dari suaminya itu bagaikan cambuk yang terus melecut perasaan dan hati bu Hesty. Ia ingin sekali memarahi anak lelakinya yang bandel itu. Kemarahan bu Hesty ternyata dicegat sama putrinya yang cerdas yang sudah duduk di kelas 2 SMP.

Dinda tahu apa yang mesti dilakukan ibunya.

"Anak jangan dimarahi ketika ia tidak suka membaca ma. Kalau mama marah, dia merasa tertekan. Hal ini justru membuat Dedi alergi terhadap buku bacaan." Kata Dinda sambil mencegat mamanya yang lagi kesal dan marah.

"Habis mama kesel deh, adikmu sama sekali tidak berminat membaca." Balas bu Hesty

"Coba tukar dengan aktivitas lain yang berguna. Lalu, lain hari cobalah agar ia belajar menyukai membaca," saran Dinda

"Caranya?"

Dinda pun berbisik sesuatu pada ibunya.

***

Pada suatu hari Bu Hesty menyediakan berbagai bacaan baru untuk merangsang  keingintahuan Dedi akan isi buku. Bu Hesty sengaja memilih buku-buku baru yang disertai gambar-gambar berwarna dan menarik yang sesuai dengan usia dedi. Dan ternyata Dedi terangsang, dan dia pun mulai memegang dan melihat-lihat isi buku tersebut.

Tak lupa Bu Hesty menemani saat putranya mulai membaca buku gambar berwarna tersebut agar lebih terarah. Pelan-pelan bu Hesty mulai mengarahkan dedi agar ia tidak mengalami kesulitan. 

Ketika Dedi sukar menyebut suatu kalimat atau perkataan, Bu Hesty pun memberi waktu buat Dedi untuk mencoba.

"Susah banget sih baca ini ma," kata Dedi.

"Ayo Coba, kan sudah tahu hurufnya," balas bu Hesty

"eeee aamm, gak bisa juga."

"Tidak apa-apa, sekarang kita baca sama-sama ya!

Ada sekitar setengah jam Bu Hesty menemani putranya belajar membaca, selebihnya ia membiarkan dedi bereksplorasi sendiri. Terlihat Dedi tampak bersemangat, Bu Hesty pun senang bukan main. Sepertinya usahanya bersama Dinda berhasil.

Beberapa hari kemudian, Bu Hesty bersama Dinda Mengajak Dedi ke sebuah toko buku. Dedi tak menolak dan tampak antusias. Sepertinya dia sudah mulai tertarik dengan buku-buku bacaan anak. Bu Hesty pun membeli beberapa buku bacaan anak yang disukai dedi.

"Nanti kakak ajak ke perpustakaan juga ya. Di sana juga ada buku-buku bacaan anak, walaupun tidak sebagus di toko buku, siapa tahu kamu juga suka , " ujar Dinda pada adiknya.

"Pasti harganya lebih murah dong kak," jawab Dedi.

"Ha,ha, ha, di perpustakaan kita tidak membeli buku, tapi meminjamnya, asal punya kartu anggota. Nanti kakak buatkan kartu anggota tingkat anak-anak ya buat kamu."

"Di perpustakaan umum ada ruang khusus baca untuk anak-anak lo ma. Anak-anak juga bisa meminjam buku dengan batas waktu tertentu jika sudah mempunyai kartu anggota." Ujar Dinda pada ibunya kemudian.

"Besok kita daftarkan Dedi ke perpusttakaan umum ya!" Tukas bu Hesty.

***

Pada suatu malam saat Dedi sudah beranjak tidur, Mama dan Dinda saling bertukar pikiran. Mereka tampak senang dengan perkembangan Dedi. Namun masih ada sesuatu yang menganjal di hati Mama Dinda.

"Adik kamu itu masih sulit menangkap arahan saat ia mengalami kesulitan membaca." Tukas mama.

"Mungkin bahasa mama kurang sederhana atau terdengar memaksa." Kata Dinda menebak.

"Ah gak juga lah din! Gimana ya caranya?"

"Sebentar, Dinda search di google aja. Nah di google dikatakan untuk memudahkan anak menangkap arahan yang sedang diberikan, gunakan teknik bercerita. Misalnya ia kesulitan membaca dengan kata yang mengandung huruf "ng" maka berceritalah sesuatu yang didalamnya ada huruf "ng", dengan bercerita, anak lebih senang dan mudah memahami." Jelas Dinda.

"Gunakan bahasa yang sederhana saat bercerita. Jika anak Anda menemukan kata atau kalimat yang sulit dimengerti pada buku bacaan, gantilah kata atau kalimat tersebut dengan yang lebih sederhana, yang Anda yakin dapat dimengerti olehnya." Lanjut Dinda.

"Adu mama tidak pandai bercerita, gimana kalau kamu saja yang mencobanya din," timpal mama.

"Oke akan Dinda coba."

"Mama doakan supaya usahamu berhasil."

Keesokan harinya, giliran Dinda menemani adiknya belajar dan membaca. Saat adiknya mulai kesulitan, mulailah dinda bercerita sambil melakukan kontak mata. Dinda bercerita dengan runut dengan kalimat-kalimat sederhana dan pendek. Dinda juga menyediakan alat tulis untuk mengajak dedi mengambarkan pertualangan dan imajinasinya mengenai cerita yang baru dibacanya. Dedi sangat menikmati cerita kakaknya. Kalimat-kalimat yang tadinya sukar diucapkanya, kini perlahan menjadi mudah diucapkan dedi.

***

"Bagus, bagus, harus begitu. Kau memang cerdas din, mama bangga padamu." Puji bu Hesty sambil tersenyum.

"Untuk Dedi, kata papa akan dihadiahkan sebuah sepeda jika sudah senang dan betah membaca." Ungkap Dinda.

"Hore, hore..... " Sahut Dedi sambil meloncat-loncat.

"Kata papa lagi di hari pemberian hadiah sepeda, papa akan mengundang teman-teman Dedi ke rumah untuk belajar dan membaca bersama-sama di sini. Dedi nanti bisa berinteraksi dengan teman-teman dan belajar sambil bermain. Dan Hadiah sepeda bisa memotivasi orang tua dan teman-teman dedi lain agar giat membaca." Ujar bu Hesty.

Hari belajar sambil bermain dan pemberian hadiah pun tiba, segala persiapan sudah disiapkan, termasuk Dinda yang sudah menyiapkan sesuatu di handphone androidnya. Tak lama kemudian muncul papanya Dedi dari balik pintu dengan sebuah sepeda. Suasana-pun jadi riuh.

"Hari ini menjadi hari syukuran dan sepeda ini papa persembahkan untuk anak lelaki kebanggaan papa, Dedi, yang dalam waktu singkat sudah berubah dari anak yang suka main game menjadi anak yang suka main buku." Ujar papa di depan anak-anak dan para orang tua yang hadir.

"Terima kasih buat mama dan Dinda yang dengan cerdas dan sabar dalam mendidik Dedi. Sepeda ini bisa digunakan oleh Dedi dan teman-temannya saat belajar sambil bermain, " tambah papa dengan penuh bangga.

Kemudian Dinda berujar,

"Hai adik-adik semua, terima kasih sudah hadir untuk ikut belajar sambil bermain di rumah kami. Nah adik-adik kan suka pegang gadget ini seperti Dedi, jadi sekarang kalian juga bisa belajar dan membaca di handphone atau gadget dengan mengunakan sebuah aplikasi menarik yang bernama Let's Read (perpustakaan digital cerita anak)."

"Nah ini dia aplikasinya yang berlogo gajah kecil yang sedang membaca. Aplikasi Let's Read saat ini banyak sekali dipilih oleh para ibu di Indonesia hingga Asia sebagai teman membaca cerita anak mereka. Semua koleksi ceritanya bergambar penuh warna yang tentunya disukai oleh anak-anak."Jelas Dinda lagi.

Sreenshoot aplikasi Let's Read (dokumentasi pribadi).
Sreenshoot aplikasi Let's Read (dokumentasi pribadi).
"Ya ibu-ibu, alhamdulillah, anakku Dedi suka sekali baca-baca buku di Let's Read . Jadi nggak perlu lagi ke toko buku dan perpustakaan umum, lebih hemat tenaga dan biaya, " ujar bu Hesty sumringah.

"Aplikasi ini betul-betul sangat membantu sekali buat menarik minat baca anak, buktinya Dedi yang seakan tidak mau berhenti berpetualang membaca dengan Let's Read," ucap suami bu Hesty.

"Wah aplikasi yang keren dan sangat bermanfaat ya dalam Membaca Online , terutama di waktu luang." Ujar ibu-ibu yang hadir.

"Jadi sekarang yuk kita unduh atau install aplilkasi nya di play store dan berikan ke anak anda." Kata Dinda yang di sambut meriah oleh para tamu yang hadir.

"Cara menggunakan aplikasi Let's Read, ibu -ibu bisa lihat divideo ini ya!" ujar Dinda lagi.

Untuk tahu lebih banyak tentang aplikasi ini, Ibu- ibu juga bisa mengunjungi media sosial Let's Read seperti istagramnya yang bernama letsread.indonesia,"lanjut Dinda lagi sambil memperlihatkan akun Instagram Lets Read.

Sreenshoot akun instagram Let's Read (dokumentasi pribadi).
Sreenshoot akun instagram Let's Read (dokumentasi pribadi).
***

Bu Hesty dan Dinda  terus dan terus mendorong Dedi untuk cinta membaca. Bu Hesty sadar apa yang harus dilakukan seorang ibu kepada anak lelaki agar menjadi lebih baik ke depannya. 

Walaupun ia tidak pernah melakukan hal-hal tersebut di atas pada Dinda sewaktu ia berusia sama dengan Dedi. Ia hanya memperingatkan dan memberi arahan saja pada Dinda, dan Dinda langsung paham dan mematuhi. Selanjutnya Dinda banyak belajar dari teman dan lingkungannya.

Bu Hesty percaya dan yakin betul jika Allah swt tidak akan menyia-nyiakan kesungguhan seorang hamba-Nya, termasuk dalam mendidik anak, apalagi sekarang sudah ada aplikasi Let's Read yang sangat membantunya menumbuh-kembangkan minat membaca buku pada anak.

Oleh sebuah hadiah, menjadi keyakinan orang tua sehingga anak terpompa terus semangatnya untuk belajar, membaca dengan rajin hingga tercipta Budaya Membaca dan tak lupa berdoa.

Foto bu Hesty dengan putranya Dedi (dokumentasi pribadi).
Foto bu Hesty dengan putranya Dedi (dokumentasi pribadi).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun