Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar dari Internet, Persembahan Kreativitas Remaja "Zaman Now"

13 Januari 2018   22:07 Diperbarui: 14 Januari 2018   00:53 1623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Defri yang senang belajar gitar dari Internet (dok pri).

Menjelang akhir tahun dan sampai hari ini, istilah zaman now makin populer saja terdengar di telinga ku. Istilah ini sering diucapkan oleh kawula muda era milenial saat ini.

Buat saya, ataupun barangkali buat semuanya, zaman now identik dengan yang namanya Internet. Dan sepertinya internet di zaman now tidak hanya mampu menciptakan ruang interaksi yang lebih luas, namun juga menjadi sumber mengasah keterampilan dan penghasil pundi-pundi rezeki. Kenapa saya bisa bilang demikian?

Baru-baru ini saya sempat  melakukan sebuah penelusuran pada remaja milineal/digital tingkat SMP di kota Meulaboh. Penelusuran ini bermaksud untuk mencari tahu tentang pola komunikasi remaja milenial di internet.  Ternyata salah satu hasil temuannya adalah YouTube menjadi salah satu Sosial Media (Sosmed) paling sering digunakan ataupun populer di kalangan remaja digital di zaman now. Lalu diikuti Facebook, Instagram dan Twitter.

Dari hasil penelusuran diketahui, jika aktivitas yang remaja ini lakukan pada Sosmed Youtube ini, umumnya adalah menonton video, mengunggah atau mengunduh video dan belajar tutorial  dengan paling banyak adalah belajar memainkan alat musik, membuat kerajinan tangan dan membuat kue.

Saya pun mencoba menelusuri lebih dalam terkait alat musik. Ternyata yang umum dipelajari oleh mereka  adalah gitar, piano, drum dan biola. Buat saya ini menarik, sehingga saya pun tertarik untuk menjumpai  salah seorang anak lelaki yang sepertinya sedang asik-asiknya menyenangi yang namanya gitar. Dia pun terlihat tidak bisa jauh-jauh dari yang namanya Laptop dan gitar. Saya pun ingin tahu lebih banyak tentang anak ini dan gitarnya. Akhirnya kami pun sepakat ketemuan di rumah anak lelaki ini saat sore untuk ngobrol.

Anak lelaki ini bernama Defri Renaldi,  anak tunggal yang baru duduk di kelas 3 SMP. Saat saya tanya dari mana Ia pandai bermain gitar? Ayahnya menceritakan jika Defri sebenarnya mengikuti les gitar, tapi cuma seminggu sekali. Walaupun begitu sang ayah melihat jika Defri lebih banyak belajar gitar dari internet, terutama dari video-video di Youtube.

"Saya melihat bukan main tekunnya ia belajar dari video-video itu," ujar sang ayah mengawali obrolan.

"Awalnya saya pikir video-video itu dia dapat dari guru les, eits....rupanya dia cari sendiri di youtube." Lanjut sang ayah mengungkapkan.

Kemajuan belajar gitar Defri menurut sang ayah sungguh pesat, sampai-sampai ia terkesima dan bangga mendengar sang anak bisa memetik  senar gitar dengan indah,  melantunkan lagu-lagu yang ia senangi.

Defri yang senang belajar gitar dari Internet (dok pri).
Defri yang senang belajar gitar dari Internet (dok pri).
Defri belajar dari Youtube untuk mengasah kemampuannya bermain gitar (dok pri).
Defri belajar dari Youtube untuk mengasah kemampuannya bermain gitar (dok pri).
"Apa ada trik atau tips khusus," tanyaku lagi kemudian pada ayah Defri.

"Nggak ada, ya harus tekun aja, tapi yang anehnya saya sering lihat juga, dia pakai minyak kayu putih aromatherapy dari Caplang saat mau belajar gitar dari Youtube." Jawab Ayah Defri

"Oh ya, kenapa?" tanyaku penasaran.

"Suatu hari saya bertanya kepada-nya, Defri ngapain bawa-bawa minyak Kayu Putih Aroma? Dengan lantang ia menjawab, ini penambah semangat, perangsang kreatifitas, aromanya bikin mood jadi enak."

"Jawaban dia, buat saya sebagai orang tua jadi penasaran dengan Kayu Putih Aroma dari Caplang ini. Apakah  benar seperti yang anak kami katakan? Awalnya kami pakai minyak putih aroma hanya untuk saat masuk angin, perut kembung atau sakit perut. Tapi saat saya dan istri mencoba mempraktekkan seperti  Defri lakukan saat bekerja, ternyata emang benar, kayu putih dari Caplang ini aromatherapy itu emang segar dan wangi, efeknya menghangatkan, menenangkan sekaligus menambah semangat dan energi. Sekarang Kayu Putih Aroma jadi rutin menemani kami sekeluarga beraktivitas." Lanjut sang Ayah menceritakan.

Kayu Putih Aroma menjadikannya semakin semangat dalam belajar dan bermain gitar (dok pri).
Kayu Putih Aroma menjadikannya semakin semangat dalam belajar dan bermain gitar (dok pri).
Ketika Defri memetik senar gitar dengan indah, melantunkan lagu-lagu yang ia senangi (dok pri).
Ketika Defri memetik senar gitar dengan indah, melantunkan lagu-lagu yang ia senangi (dok pri).
Sekarang, berangkat dan pulang kerja, KPA selalu ada menemani Defri dan Keluarga (dok pri).
Sekarang, berangkat dan pulang kerja, KPA selalu ada menemani Defri dan Keluarga (dok pri).
Sang Ayah amat menaruh harapan besar buat Defri sebagai anak tunggal. Karena itu, sang ayah mengharapkan dan juga menyarankan agar Defri dapat mengetahui teknologi informasi lebih jauh dan juga bisa mendatangkan uang, dengan tetap memfilter diri saat berinternet.

"Di internet ada e-learning, kita bisa dorong anak kita untuk bisa kuliah atau kursus di situ. Tapi hati-hati bergaul lewat situs pertemanan, jaga ucapan, dan pilih situs bermanfaat." Begitu komentar dan pesan ayahnya yang selalu rutin mengingatkan Defri.

***

Dari hasil penelusuran, ada ratusan anak lain seperti Defri yang menjadikan Sosmed seperti Youtube sebagai acuan untuk belajar sesuatu. Seperti yang telah disinggung, belajar membuat kerajinan tangan misalnya. Di sebuah SMP yang saya jumpai, ada puluhan kerajinan tangan yang dibuat siswa-siswi. Seperti yang terlihat pada foto-foto di bawah ini;

Dok Pri.
Dok Pri.
Dok Pri.
Dok Pri.
Dok Pri
Dok Pri
Dok Pri.
Dok Pri.
Dok Pri.
Dok Pri.
Saat saya tanya, "belajar dari mana? Apakah ada ikut les dari guru?" Mereka menjawab, "nggak perlu les, belajar aja dari Youtube". Hebatnya dari hasil kerajinan tangan yang mereka pelajari dari Youtube itu, dapat menambah penghasilan tambahan buat para siswa ini.

Terus saya juga bertanya, "kalian suka Kayu Putih Aroma dari Caplang nggak?" Mayoritas dari mereka menjawab suka. Ada beberapa dari mereka yang membawa Kayu Putih Aroma ke sekolah.  Menurut mereka saat dioles dan dicium, Kayu Putih Aroma (KPA) mampu memberikan kesegaran, ketenangan dan mengusir gerah, sehingga energi dan semangat mereka jadi bertambah, terutama saat-saat berkreativitas.

Buat saya Defri dan siswa-siswi  SMP itu adalah potret untuk remaja zaman now yang tidak keblablasan dalam penggunaan internet ataupun sosial media. Mereka mengunakan internet untuk menuntut ilmu dan meningkatkan keterampilan. Mereka juga menggunakan KPA sebagai "penyemangat" tersendiri ketika beraktivitas atau berkreativitas di dunia maya.

Hal ini juga tidak terlepas rasa ingin tahu mereka yang juga lebih besar daripada orang-orang dewasa. Mereka tidak ingin ketinggalan informasi-informasi terbaru yang sedang hangat diperbincangkan atau sedang tren, tentunya yang terkait dengan minat mereka. Termasuk informasi terbaru dari Caplang yang menghadirkan kemasan Kayu Putih Aroma yang kekinian banget yang mampu menunjang aktivitas dan kreativitas.

Terkait dengan tugas sekolah, mereka bahkan mengaku lebih memilih mencari bahan-bahan tugas sekolah melalui internet, termasuk Youtube. Karena menurut mereka lebih asik, menyenangkan dan mudah ketimbang mencari informasi dari buku teks sekolah yang konservatif atau buku-buku referensi lain.

Kemudian lagi dari hasil penelusuran diketahui, jika mereka juga amat mengahargai yang namanya kebebasan. Mulai dari kebebasan memilih hingga kebebasan berekspresi. Saya pikir ini tentu tidak lepas dari konsep internet itu sendiri. Yakni sebuah media yang dikenal tidak mengenal batasan. Karena itulah , tak heran jika remaja era milenial/digital atau istilah kerennya "remaja zaman now" menganggap kebebasan sebagai salah satu  aspek penting dalam kehidupannya.

***

Kehadiran internet nan canggih itu telah menciptakan gaya hidup baru bagi masyarakat, istilahnya "gaya hidup zaman now". Namun jika internet itu digunakan secara bijak, tentu akan memberikan sisi positif dan peluang-peluang yang ada. Seperti  yang telah dibuktikan oleh Defri dan siswa-siswi SMP tersebut.

Di sini juga penting peran orang tua atau keluarga memberi bekal pada anak bagaimana menggunakan internet secara sehat. Intinya komunikasi orang tua dengan anak harus bagus. Seperti yang Ayah Defri lakukan yang selalu rutin berkomunikasi dengan anak dan memahami bagaimana sesungguhnya interaksi anak dengan internet ataupun sosial media.

Di satu sisi juga, kehadiran kemasan Kayu Putih Aroma dengan aroma yang kekinian dan beda, buat para remaja zaman now seperti Defri dan siswa-siswi SMP itu, ternyata bisa membuat emosi, pikiran, aktivitas dan mood mereka jadi lebih enak dan fresh yang merangsang tumbuhnya kreativitas dan ide-ide baru buat mereka.

~Salam Penulis (IF)~

***

Share Twitter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun