Matahari hampir masuk ke peraduannya. Namun sore di bulan November ini keelokan senja jingga yang tampak, lebih sering berganti menjadi mendung tebal bergelayut di langit. Â Saya baru saja sampai di rumah pulang bekerja dari kantor. Namun ayahku terlihat masih saja beraktivitas di kebun belakang rumah.
"Masuk Pak! Sudah menjelang mangrib. Sebentar lagi sepertinya akan turun hujan, segeralah mandi dan berwudhu". Kata ibu yang tak lupa mengingatkan ayah. Namun ayah cuma diam saja mendengar apa yang dikatakan ibu. Ayah masih saja membereskan segala pekerjaan hingga betul-betul selesai.
"Yah lihat, burung-burung pun sudah pulang ke sarangnya, mereka berhenti mencari makan di saat matahari mulai tenggelam, walaupun di luar masih banyak makanan. Mereka akan mencarinya besok lagi," kataku tiba-tiba sambil memperlihatkan pada ayah kawanan burung kuntul putih yang terbang berkelompok pulang ke sarang. Ayahku rupanya melihat kawanan burung itu dan mengangguk.
Saya menganggap Ayahku termasuk orang yang produktif walau sudah memasuki usia pensiun. Ada saja yang dilakukannya, dari mengurusi keperluan rumah, mengawasi rumah, memperbaiki segala peralatan rumah bila ada yang rusak, mengurus ternak dan kebun hingga berbisnis. Aktivitas yang dijalankan ayah dari pagi, sore bahkan hingga malam di saat usia yang tidak lagi muda itu, tak jarang membuat kondisi badannya menurun seperti tidak enak badan karena kelelahan, pegal-pegal, kram hingga nyeri otot terutama di bagian punggung. Di samping itu, ayah juga sering kurang tidur dan terlambat makan, apalagi di musim hujan seperti sekarang, meriang atau masuk angin kerap mendera ayahku atau anggota keluarga yang lain.
Jika sudah begini, biasanya sehabis Mangrib atau Insya, ayah mengolesi Geliga Krim pada bagian tubuh yang di rasa nyeri dan kram. Namun di saat kondisi tubuh amat kelelahan, hingga badan menjadi pegal-pegal dan masuk angin, ayah lebih sering meminta ibu ataupun saya untuk mengeroknya pakai balsem. Saat ayah meminta pertama kali untuk dikerok, ibu pun bertanya,
"Kok dikerok sih Pak, apa nggak sakit?" Kenapa nggak dipijat aja!"
"Kurang puas jika hanya dipijat, tapi kalau dikerok, badan lebih cepat enakan, puas, nyaman dan relaks. Dan Jika dilakukan dengan benar, kerokan tidak menyebabkan rasa sakit," jawab Ayahku.
Awalnya saya dan ibu tidak mengerti cara mengerok tubuh. Lalu diajarin sama ayah. Beliau paling suka dikerok pada bagian punggung, leher belakang dan dada pakai Balsem Lang dari Caplang saat capek, pegal dan masuk angin.
Akhirnya saya dan ibu mencoba mengerok ayah pakai Balsem Lang pada bagian punggung dan leher belakang seperti yang diajarkan. Tak berselang lama sekitar 1 menit, muncul bilur-bilur warna merah.
"Nggak, malah enak, terasa keluar angin di badan dan hangatnya makin terasa. Warna merah itu tanda pengukur berat dan ringannya pegal-pegal dan masuk angin," jelas ayah. Kami pun menganguk, dan lalu saya bertanya,
"Kenapa pakai Balsem Lang untuk kerok, pakai kayu putih aroma juga bisa kan!"
"Kerokan itu salah satu seni penyembuhan, lebih ampuh dan cocok jika menggunakan media balsem seperti Balsem Lang. Kandungan yang dimiliki Balsem Lang amat baik untuk melengkapi dan menambah manfaat kerok, lagipula ada kandungan minyaknya juga, dan di samping itu mengukur berat dan ringannya sakit juga lebih mudah terdeteksi dengan balsem, seperti munculnya warna merah saat dikerok," ungkap ayah.
Ibu dibantu saya melakukan kerokan pada bagian punggung dan leher belakang ayah sekitar 45 menit. Warna merah dan keringat bercampur menjadi satu, kadang-kadang ayah juga buang gas, untung saja tidak bau. Setelah 45 menit, Â ayah masuk kamar meminta lbu untuk mengeroknya kembali pada bagian dada. Namun sebelum masuk kamar, ayah sempat berujar,
"Cari tahu tentang pengobatan kerokan dan kandungan yang dimiliki Balsem Lang, dari situ kamu akan tahu, kenapa ayah lebih suka dikerok pakai Balsem Lang dibanding dipijat." Sayapun mengangguk pelan sambil mengatakan "baiklah".
Sekitar 30 menit kemudian ibu keluar dari kamar, dan aku bertanya,
"Sudah selesai keroknya mak? Gimana Ayah?"
"Katanya rasa letih, masuk angin dan pegal-pegalnya sudah hilang dan ayahmu sudah tertidur sekarang," jawab ibu. Benar saja kulihat ayah tidur pulas dengan selimut menyelimuti tubuh.
Balsem Lang, Balsem Untuk Kerok
Penasaran dengan apa yang dikatakan Ayah, saya pun mengambil Balsem Lang untuk melihat apa saja kandungan atau bahan aktif yang dimilikinya. Bahan aktifnya  adalah Peppermint Oil 30,45 %, Camphor 11,10 % dan Base ad (dasar iklan) 100 %. Kemudian di bagian depan produk ada tulisan Aromanya Terapi dengan gambar 2 daun berwarna hijau yang satu berukuran besar dan satunya lagi berukuran agak kecil bertuliskan Mentha Arvensis Alami.
Dalam ramuan, daun Mentha/Poko yang mengadung Minyak Atsiri itu berkhasiat sebagai anti radang, penghilang rasa sakit, mengeluarkan gas dari saluran pencernaan, mengurangi ketegangan otot, memperlancar pengeluaran keringat dan sirkulasi darah, obat batuk, obat sakit perut dan obat sakit kepala.
Wah! Pantas saja CapLang mengunakan gambar Daun Mentha arvensis ini dalam kemasan produk Balsem Lang dan benar dong apa yang dikatakan ayah jika dalam Balsem Lang ini ada kandungan minyaknya, rupanya berasal dari daun ini. Dan juga pantas saat dikerok pakai Balsem Lang, Ayah kadang buang gas, badan berkeringat dan akhirnya tertidur pulas.
Fakta Seputar Kerokan
Dari berbagai sumber yang saya kutip, Kerokan sebagai salah satu praktik penyembuhan ternyata sudah dimulai sejak puluhan hingga ratusan tahun silam khususnya di Pulau Jawa. Kerokan menjadi suatu pengobatan yang dilakukan pada kondisi khusus biasanya saat masuk angin.
Masyarakat Jawa menggunakan istilah masuk angin untuk mengambarkan berbagai keadaan yang berhubungan dengan rasa tidak enak badan seperti pegal linu, perut kembung, pening/pusing, sakit kepala, mabuk jalan, kedinginan karena kehujanan dan lain-lain.
Hasil survey pada 390 responden di kota Solo menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat (87%) dari golongan bawah sampai bangsawan yang memanfaatkan dan merasakan kegunaan pengobatan ini terutama saat masuk angin dan penggunanya biasanya akan ketagihan.
Penelitian terkini menyebutkan, praktik kerok yang biasanya dikenal hanya untuk mengatasi pegal-pegal dan masuk angin, ternyata juga bisa memberi hasil yang sangat mengagumkan, karena bekerja melalui bermacam-macam sistem antara lain kulit, otot, pembuluh darah, saraf, limfa, sistem imun dan meridian, yang akan mempengaruhi sirkulasi darah, aliran getah bening, otot, saraf dan saluran pencernaan. Pengaruh ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh dengan jalan memacu tubuh untuk memproduksi zat-zat pemacu reaksi pertahanan tubuh yang dikenal dengan sitokin. Selain itu, kerokan juga memacu produksi morfin alami yang dihasilkan tubuh, membuat tubuh terasa nyaman serta mengatasi stress yang mulai banyak diderita masyarakat.
Saya pikir pengobatan Kerokan dapat dinikmati dan dipraktekkan oleh bermacam orang dari beragam kalangan dan usia. Dan akan semakin berkembang dan menjadi alternatif bagi proses penyembuhan berbagai penyakit baik ringan maupun berat  yang biasa diderita akibat gaya hidup modern yang penuh tekanan.
Pengunaan Balsem Lang untuk Pengobatan Kerokan saya pikir amat cocok, karena akan lebih ampuh dan berkhasiat. Betapa tidak, efek menenangkan, hangat dan relaksasi bagi tubuh dan pikiran segera timbul dan terasa, karena ada aromaterapinya yang dihasilkan oleh Metha Arvensis alami dan bahan-bahan lain yang dikandung oleh Balsem Lang. Ketika tubuh dan pikiran relaks, tentu saja perasaan cemas dan tegang pun akan berkurang, serta kualitas tidur meningkat yang pada akhirnya dapat memperbaiki kesehatan kita. Saya pun tertarik dan telah membuktikan seperti pada foto di bawah ini;
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H