Kini harga bahan bakar minyak bumi yang telah menjadi tombak hidup masyarakat semakin tidak terjangkau. Kenaikan harga ini sebagian besar merupakan dampak naiknya harga minyak dunia. Meningkatnya harga minyak dunia telah memicu kelangkaan BBM di pasaran.
Untuk itulah kita memerlukan sebuah teknologi alternatif ataupun mencari sumber energi baru dan terbarukan (energi alternatif) yang bersifat dapat diperbarui, mudah didapatkan kerena tersedia melimpah di alam, ramah lingkungan dan relatif murah dalam pengolahannya.
Dalam mencari sumber energi alternatif dengan sifat yang disebutkan di atas, saya punya cara untuk mengembangkannya, yakni melalui Tanaman Tebu dan Sekam Padi. Tebu dapat diolah menjadi bahan bakar Bioetanol, dan Sekam Padi dapat diolah menjadi Briket.
Energi alternatif Bioetanol dan Briket cukup mudah dilakukan. Biaya yang diperlukan untuk pembuatannya pun cukup murah. Tidak percaya? Mari kita buktikan, dengan melakukan sendiri di rumah. lalu lihat sendiri hasilnya.
Tebu Untuk Pembuatan Bioetanol
Selain dari sarinya, ampas batang tebu dari sisa penggilingan juga dapat dimanfaatkan sebagai penghasil Bioetanol. Ampas tebu biasanya digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan air dalam mesin boiler, yang uapnya digunakan untuk proses produksi dan pembangkit listrik. Daun tebu juga sering digunakan oleh ibu-ibu pedesaan untuk bahan bakar saat memasak.
Mengolah Tebu Menjadi Bioetanol
A. Tahap Persiapan
1. Siapkan batang tebu yang akan diambil air atau sarinya. 1 Liter Bioetanol membutuhkan 20-25 kg batang tebu.
2. Batang tebu yang sudah dipotong dari pohonnya dipisahkan dari daun-daunnya.
1. Batang tebu yang akan diekstrak dicuci bersih dengan air.
2. Masukkan ke dalam alat penggiling untuk  untuk mendapatkan air tebu/sari tebu yang mengandung kadar glukosa tinggi sebagai bahan dasar pembuatan Bioetanol.