Dalam waktu tidak lama lagi, moment mengesankan dan ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia akan hadir. Ya,sebagian besar kaum urban di negeri ini akan melakukan yang namanya mudik ke kampung halaman. Sebuah tradisi atau budaya yang menjadi fenomena menarik yang tak ada di negeri orang. Terlihat sekali ketika akan menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Tradisi mudik menjelang Lebaran menjadi sangat fenomenal karena dilakukan oleh ribuan orang bahkan jutaan orang masyarakat Indonesia pada waktu bersamaan.
Melakukan tradisi atau budaya mudik sejatinya memiliki tujuan yang amat luhur. Kaum urban yang memang berasal dari kampung dalam rentang satu tahun di rantau memiliki minimal satu kali waktu untuk pulang dalam merayakan moment Hari Raya Idul Fitri. Merayakan Idul Fitri selain menjadi moment untuk mengukuhkan kembali tali silaturahim dengan sanak saudara, juga menjadi perwujudan kemenangan bagi kaum muslim, setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Nilai sakral dan amat luhur yang memang layak kita jaga dengan baik.
Namun di lain sisi, perhelatan setahun sekali ini kerap menimbulkan beragam persoalan. Wajar memang ketika semua orang kota dalam jumlah ribuan pulang kampung dalam waktu hampir bersamaan, yang terjadi adalah kepadatan lalu lintas yang meningkat tajam.
Peningkatan jumlah pemudik yang membludak di saat arus mudik dan arus balik membuat jalur laut, darat dan udara menjadi padat. Terutama moda darat, beragam kendaraan tumpah ruah di jalan, mulai dari kendaraan pribadi, kendaraan umum, hingga sepeda motor. Kendaraan roda dua diketahui paling mendominasi saat mudik berlangsung.
Lantas yang terjadi kemudian, ekses tingkat kepadatan lalu lintas pada saat mudik dan arus balik, terutama pada H-7 hingga H+7 memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Angkanya pun cukup tinggi.
Seperti data Korps Lalu Lintas Polri yang dilansir Kompas 10 Juni 2017 (Sumber), jumlah kecelakaan pada arus mudik Lebaran tahun 2016 tercatat 2.719 kasus dengan 504 korban meninggal. Lebih dari 80 % korban meninggal tersebut disebabkan kecelakaan sepeda motor.
Persoalan tingginya angka kecelakaan sepeda motor saat mudik tentu harus dicarikan solusinya. Saya pikir salah satu solusinya adalah dibutuhkan alat transportasi yang memadai. Terkait apa yang saya pikir mengenai solusi alat transportasi yang memadai saat mudik, ternyata tidak jauh berbeda dari apa yang menjadi solusi ataupun alternatif dari Kementerian Perhubungan selama ini. Kemenhub telah mencari solusi dengan mengalihkan pemudik yang menggunakan sepeda motor kepada sarana transportasi bus, yang bukan saja nyaman namun juga mengedepankan faktor keselamatan. Dan ternyata, sejak diselenggarakan mudik gratis bagi pengendara  sepeda motor oleh Kemenhub ini, angka kecelakaan lalu lintas semakin dapat ditekan, dalam artian angka kecelakaan yang semula tinggi menjadi menurun.
Ikut Mudik Gratis Kemenhub
Kementerian Perhubungan sangat memberi perhatian terhadap upaya penanggulangan kecelakaan angkutan penumpang umum dan kecelakaan lalu lintas jalan. Pada musim mudik tahun ini, diperkirakkan jumlah masyarakat yang mudik semakin meningkat sehingga berimbas pada risiko kecelakaan lalu lintas yang dihadapi masyarakat juga semakin tinggi.
Demi menghindari risiko kecelakaan saat mudik yang semakin tinggi, sangat disarankan untuk mendaftar mudik gratis bagi pengguna sepeda motor. Hal ini pernah saya dan teman-teman lakukan saat mudik tahun 2016 lalu dari Jakarta mudik ke Yogyakarta. Kami mulai menyadari akan pentingnya keselamatan dengan tidak lagi menggunakan kendaraan roda dua namun memilih mudik gratis bersama Kemenhub.
Tahun 2016 lalu, saya bersama teman lima orang baru pertama kali ikut daftar mudik gratis bersama Kemenhub. Awalnya kami tahu program mudik gratis Kemenhub dari internet. Dalam bayangan kami waktu itu saat mendaftar langsung, ini pasti antreannya akan panjang, akan keringat-keringatan dan panas-panasan. Tapi ternyata tidak. Pendaftaran dan pelayanan-nya lumayan enak dan mudah, serta antreannya juga tertib dan teratur.
Kamipun mendaftar langsung di terminal depok untuk moda angkutan jalan, dimana  kami pemudik naik bus dan sepeda motornya diangkut truk. Bus-nya bisa dibilang bagus, nyaman, enak jalan-nya dan asik deh!
Untuk informasi (pendaftaran, tujuan perjalanan dan ketentuan) program mudik gratis Kemenhub dari internet dapat dilihat dari situs berikut ini; http://mudikgratis.dephub.go.id/frontend/web/
Tentu kita berharap, mudik gratis oleh Kemenhub ini, dari tahun ke tahun dapat terus ditingkatkan kualitasnya. Sehingga kontribusinya dalam menekan atau mengurangi angka kecelakaan yang kerap meningkat saat mudik juga semakin besar. Seperti tahun ini, Kemenhub menyediakan bus nyaman sekitar 500 unit bus dan beberapa rangkaian kereta api yang masing rangkaian berisi 8-10 gerbong. Dengan begitu diperkirakan tiga rangkaian kereta tersebut akan mampu memberangkatkan lebih kurang 30.000 pemudik. Disamping itu, Kemenhub siapkan subsidi angkutan kapal roll on-roll off (RoRo) sebanyak 50 ribu pemudik, yakni untuk mengangkut penumpang dan motor gratis pada masa angkutan Lebaran 2017, dengan rincian 32 ribu penumpang dan 18 ribu sepeda motor tujuan Jakarta ke Jawa Tengah.
Selain menyediakan bus nyaman, rangkaian kereta, dan angkutan kapal bagi pengguna sepeda motor, saya pikir Kemenhub juga perlu menyediakan pos-pos kesehatan dan pengamanan di seluruh Indonesia, memasang spanduk yang berisi imbauan keselamatan lalu lintas, hingga membangun rest area selama pelaksanaan mudik. Lagi pula, terkait pos kesehatan juga sudah tertuang dalam Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2004 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu pada bagian KEENAM : Menteri Kesehatan yang menyatakan;
Meningkatkan kegiatan pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan yang ada dan pada tempat-tempat yang diperlukan pada jalur angkutan lebaran.
Begitu juga dengan rest area, pada bagian KETIGA Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah : poin 2 dan 3 dari Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2004 tersebut, menerangkan:
mengambil langkah-Iangkah yang diperlukan untuk meningkatkan keselamatan di jalan tol dan meningkatkan segala fasilitas untuk menjamin kelancaran laIn lintas di semua jalan tol(poin 2).
mempersiapkan sarana dan fasilitas untuk mengantisipasi tetjadinya kecelakaan, bencana alam atau kejadian lain yang mengganggu kelancaran angkutan lebaran (poin 3).
Saya pikir rest area cukup penting untuk tempat istirahat terutama bagi pemudik yang kelelahan. Sehingga harus dilengkapi tempat istirahat yang nyaman sekaligus sebagai tempat pijat refleksi.
Namun, jikapun musibah kecelakaan tak dapat dihindari, pemerintah melalui Kemenhub juga telah menjamin para pemudik dengan memberikan perlindungan dasar sesuai dengan ketentuan UU No. 34 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Melalui regulasi ini, mobilitas masyarakat Indonesia, termasuk saat mudik, mendapat perlindungan jika mengalami kecelakaan lalu lintas.
***
Tradisi mudik telah menjadi keprihatinan kita semua, karena banyaknya musibah yang dialami pemudik, khususnya yang menggunakan motor. Untuk itu, melakukan perjalanan dengan perencanaan dan pertimbangan yang matang harus dilakukan pemudik. Salah satunya ikut mudik gratis bareng Kemenhub. Karena sudah terbukti jika program mudik gratis ini menggunakan moda transportasi yang aman dan nyaman, yang membuat perjalanan mudik anda tidak hanya berjalan lancar tetapi juga selamat dan hemat ongkos. Sehingga indahnya bersua dengan sanak saudara di hari nan fitri di kampung halaman Insya Allah akan terlaksana.
Selamat Mudik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H