Kupandang lekat
Mentari menua dan senja menyapa
Raut sinarmu mulai bercerita
Alis mata mu berbicara
Kau bisikkan salam rindu menuju bintang
Kemilau kemuning senja merengkuh dirimu
Nyala jinggamu begitu indah
Melankolis teramat manis
Menghangat tanpa belaian
Menembus cakrawala nan indah
Langkahku terhenti
Menatapmu dengan sendu
Sesaat aku terpaku padamu
Hadirmu menghapus hampa di hatiku
Aku jatuh padamu
Ku titip cinta dan rindu padamu
Walau kau masih jauh dariku
Sang gadis di antara senja, malam dan hujan
Berharap alunan kisah
Menikmati getirnya takdir cinta
Bercerita menapaki masa yang tak terkira
Mengukir masa depan penantian
Kala malam menghampiri
Engkau makin mempesona
Di bawah guyuran hujan
Membasahi jiwamu
Menyusuri jalanan tak berujung
Di antara lampion-lampion redup
Bayangan indahmu terukir mengusap
Sorot matamu memandang di ujung penantian
Mungkin engkaupun merasakan pertikaian hati
Di kesepian hujan malam menyelimuti
Meretas hening yang enggan bergeming
Senyap menjelma di sudut-sudut malam
Gadis sederhana di pelupuk senja
Termenung menatap hujan perlahan menerpa
Sinar darimu tak terjangkau olehku
Menciptakan mimpi dan ambisi
Berharap tak sungkan hadir di lelapkku
Engkau temani kesendirianku
Kau bisikkan rindu-rindu di hatimu
Hembusan lembut angin senja menjelang malam
Ikut memelukmu dengan erat
Menyisakkan jejak-jejak gerimis di ujung bibirmu
Berkali-kali kucoba untuk merangkai kata
Menceritakan cintaku padamu
Meninggalkan teman-teman sepi
Engkau mampu masuk ke hati kisahku
Wajahmu telah lama mengukir hilangkan lara
Kini bintang telah datang
Purnama cerah merindu
Kegelapan menjadi terang
Pelangi setelah hujan
Menanti Hidupmu menjadi indah
***
Meulaboh Aceh, 18 November 2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI