Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerakan Bersih dan Senyum, Dimulai dari Budaya 3 R (Reduce, Reuse, Recyle)

9 Oktober 2016   20:36 Diperbarui: 4 April 2017   18:22 4040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bubur kertas yang sudah diblender, siap dicetak menjadi kertas ataupun wallpaper nantinya. (foto dok pri).
Bubur kertas yang sudah diblender, siap dicetak menjadi kertas ataupun wallpaper nantinya. (foto dok pri).
4. Kemudian dicetak dan dijemur. Gedebong pisang dibutuhkan karena memiliki serat yang akan membuat bahan kertas semakin kuat. Dengan begitu, kertas akan terlihat lebih unik dan teksturnya akan terlihat lebih jelas, lebih alami dan lebih berkualitas.

Lembaran-lembaran kertas yang baru selesai dicetak dengan bahan baku limbah kertas dan gedebong pisang. (foto dok pri).
Lembaran-lembaran kertas yang baru selesai dicetak dengan bahan baku limbah kertas dan gedebong pisang. (foto dok pri).
Kertas daur ulang saat ini sudah banyak dipakai orang, apalagi di Jakarta. Dan setelah melakukan praktik, kami pun menyadari jika kertas daur ulang yang mempunyai harga cukup tinggi di toko-toko buku ternyata dapat dibuat dengan mudah. Pembuatan kertas daur ulang ini, selain mengurangi sampah, juga dapat mengurangi penebangan hutan yang merupakan bahan baku utama dalan pembuatan kertas.

Pengalaman saya berikutnya di Rumah Yayasan Nara Kreatif adalah menggunakan sampah plastik kemasan dan sampah eceng gondok untuk dijadikan sandal jepit. Ini merupakan salah satu cara memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.

Bahan yang diperlukan dalam pembuatan sandal ejeng gondok ini antara lain; Tangkai eceng gondok, Sol atau lembaran plastik ( foam atau karet), Benang nilon, Lem, Kain anyaman sebagai kap, Slang atau tali plastik diameter 1 cm. Sedangkan alat yang dibutuhkan meliputi; jarum, gunting, pisau, palu kayu, kuas dan pensil. 

Cara pembuatannya yakni dengan melekatkan atau menempelkan alas sandal (sol) dan kap (tutup) sandal yang dibuat dari anyaman kain dan tali tangkai ejeng gondok menjadi kesatuan yang utuh dan tidak mudah lepas. Tali ejeng gondok corak sasak/kepang ditempelkan atau dieratkan pada sol atau lembaran plastik atas dan bawah. Pembuatan sandal jepit dengan tali dari eceng gondok terbukti kuat atau tidak mudah putus.

Proses pembuatan sandal jepit dari eceng gondok yang kami praktekkan di Yayasan Nara Kreatif. (foto dok pri).
Proses pembuatan sandal jepit dari eceng gondok yang kami praktekkan di Yayasan Nara Kreatif. (foto dok pri).
Saya dan rekan-rekan saat mengunjungi Yayasan Nara Kreatif, melakukan praktik pembuatan kertas daur ulang dan sandal jepit eceng gondok. (foto dok pri).
Saya dan rekan-rekan saat mengunjungi Yayasan Nara Kreatif, melakukan praktik pembuatan kertas daur ulang dan sandal jepit eceng gondok. (foto dok pri).
Berfoto dengan Nezatullah Ramadhan, pendiri Yayasan Nara Kreatif yang menghasilkan produk-produk ramah lingkungan. (foto dok pri).
Berfoto dengan Nezatullah Ramadhan, pendiri Yayasan Nara Kreatif yang menghasilkan produk-produk ramah lingkungan. (foto dok pri).
Pengalaman saya berikutnya dalam kegiatan Recyle adalah Melakukan praktik pengolahan sampah organik menjadi kompos di balai teknik air minum dan sanitasi Bekasi . Pembuatan kompos sederhana untuk skala rumah tangga dapat dibuat dengan mudah. Caranya:

1. Sampah-sampah organik seperti dedaunan, sisa makanan dan sampah dapur dikumpulkan, lalu dicacah atau dipotong-potong.

Foto dok pri.
Foto dok pri.
2. Bahan lalu dicampur dengan serbuk gergaji atau sekam dengan perbandingan 1;1;1.

Foto dok pri.
Foto dok pri.
3. Bahan yang sudah dicampur diberi cairan EM4 (2 sendok makan untuk tiap 5 Kg) yang dapat dibeli di toko kimia atau toko pertanian dan 2 sendok makan gula, lalu diberi air secukupnya.

Larutan EM4 (Effective Microorgasims-4) yang di dalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi proses penyerapan/persediaan unsur hara dalam tanah dan mempercepat proses fermentasi. (foto dok pri).
Larutan EM4 (Effective Microorgasims-4) yang di dalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi proses penyerapan/persediaan unsur hara dalam tanah dan mempercepat proses fermentasi. (foto dok pri).
4. Masukkan bahan ke dalam komposter (misal komposter gentong) dan tutup rapat. Simpan komposter di tempat teduh. Pertahankan suhu dalam komposter 60-70 â—¦C dengan cara mengaduk isinya sekali sehari, lalu tutup kembali. Jika tidak memiliki komposter, dapat dibuat lubang tanah atau wadah khusus lainnya yang ada penutupnya.

Sampah organik skala rumah tangga dikompos dengan alat komposter ( komposter gentong). (foto dok pri).
Sampah organik skala rumah tangga dikompos dengan alat komposter ( komposter gentong). (foto dok pri).
5. Dalam 7-14 hari adonan telah selesai terfermentasi dan siap digunakan. Bahan diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum dipakai. Air yang mungkin keluar dari kompos (air lindi) dapat ditampung dan dimanfaatkan sebagai pupuk cair atau digunakan kembali untuk membantu pengomposan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun