Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mewaspadai Ramalan Thomas Malthus

21 September 2016   23:30 Diperbarui: 21 September 2016   23:43 3431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Piramida Penduduk Indonesia berbentuk limas, dimana penduduk usia muda lebih banyak dari penduduk dewasa. (Gambar: tugaskuliahan45.blogspot.com)

3. Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di lokasi geografis yang berbeda dengan tujuan menetap. Faktor penyebanya antara lain: faktor ekonomi, pendidikan, keselamatan karena bencana, keamanan, kepentingan pembangunan, politik, sosial, keluarga dan faktor agama yang membuat penganut agama tertentu tidak lagi merasa nyaman.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi petumbuhan penduduk di atas, ada masalah  lain yang harus dihadapi. Masalah itu adalah kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk di suatu daerah tidak sama dengan daerah lainya, meski berada dalam sutau Negara.

Di Indonesia, pulau terpadat adalah Pulau Jawa, dan pulau yang terendah kepadatannya adalah Papua. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni: Iklim, Pusat pemerintahan, Kesuburan Tanah, Prasarana Jalan, Pusat pendidikan dan Pusat Kegiatan Ekonomi dan Industri.

Perbedaan kepadatan  penduduk di Indonesia kadang sangat tidak seimbang. Sehingga pemerintah harus turun tangan demi pemerataan pembangunan, salah satunya melalui program transmigrasi, yakni program perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain untuk menentap. Tujuan utamanya, seperti yang dikatakan yakni pemerataan pembangunnan yang akan diikuti oleh pemerataan penduduk dan peningkatan taraf hidup transmigran.

***

Kembali lagi ke soal ramalan Thomas Maltus. Dengan bertambah-nya penduduk dengan cepat, ramalan Malthus akan mulai tampak nyata.  Dan ini ada banyak faktor ataupun dampak/masalah yang terjadi. Selain dampak kelaparan yang diramal Malthus yang mulai mengancam, juga ada dampak atau factor-faktor lain yang akan mengikuti. Seperti yang telah disebutkan di atas yakni faktor pendidikan, kesejahteraan, ekonomi dan banyak lagi.

Semakin banyak penduduk suatu negara, semakain kecil pula peluang untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Dan sebaliknya, semakin kecil jumlah penduduk suatu negara, semakin besar untuk hidup sejahtera. Sayangnya bukan masalah mudah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Walaupun angkanya dapat ditekan, namun terkait ketersediaan pangan telah menjadi ancaman tersendiri, seperti yang diramalkan atau dikatakan oleh Malthus.

Karena Malthus tidak memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini dan berpendapat tidak ada yang dapat menghidar dari situasi ini, yang berarti kemiskinan dan kelaparan harus terjadi. Namun kita tidak boleh pesimis. Untuk itu menjadi tugas kita bersama mencari solusinya. Melaksanakan program Keluarga Berencana (KB), Menunda pernikahan hingga usia yang cukup matang hingga memerangi polusi atau menurunkan emisi gas rumah kaca, saya pikir itu solusi penting. Jika kita tidak ingin suatu ketika nanti ramalan Thomas Malthus akan benar-benar terbukti.

1. Melaksanakan program Keluarga Berencana (KB)

KB adalah program yang saat ini banyak dilakukan oleh berbagai Negara. Tujuannya adalah sama, yakni menjarangkan kelahiran. Sehingga memberi kesempatan kepada sang ibu untuk memulihkan kesehatan, dan memastikan ada waktu yang cukup untuk merawat bayi yang baru lahir dengan sebaik mungkin. Selain itu perbedaan usia antara anak yang satu dengan anak yang lainnya juga tidak terlalu dekat. Sehingga akan memudahkan para orang tua untuk mengurus anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun