Angin dingin meniup dedaunan
Cahaya langit terang, berkilauan
Di bulan September
Kilaunya bagaikan sejuta harapan
Menelan segala kegundahan angan
Elegi cinta September, ku sambut hangat
Terkadang indah, terkadang sakit
Mengundang tertawa dan air mata
Bermain dalam alur cinta ini
Sebagai kekasihmu
Sejenak terpaan angin berhembus
Begitu lembut, seindah selembut cinta
Ku hirup aromanya
Menuju nirwana sang pencipta cinta
Apa yang kau rasa?
Siapa kini yang telah mengantarkan?
Misteri dibalik elegi cinta September
Yang telah mengajarkanku
Arti kehidupan, tentang cinta
Dengan waktu dengan cerita, berbisik
Mereka yang tak peduli tentang cinta
Takkan sudi menerima cinta
Sebab kelakar senantiasa duniawi
Berganti dalam gulir siang malam
Yang perlahan menutup kesucian cinta
Indahnya senja di bulan September
Laron-laron mungil menghampiriku
Mengharap dunia hanya punya malam
Hembusan nafasku terselimuti cinta
Ahhh betapa aku sudah menjadi pecinta sejati
Penghujung September
Mimpi-mimpi cinta menjelma
Membawa sekuntum petualang
Diantara sisa-sisa kerinduan
Menunggangi puisi-puisi cinta
***
Tepian Dermaga, Tanjung Banda, 16 September 2016
Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Romansa September RTC
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H