Jika menikah dini cuma untuk mendapatkan seks, maka saya yakin pernikahan itu vitalitasnya akan rapuh. Dan kelak akan meninggalkan luka yang amat dalam. Seks tidak perlu diimpi-impikan, bukankah dengan menikah urusan seks akan diperoleh juga! Justru visi besarlah yang harus dipersiapkan dan ditanamkan bagi para calon pengantin muda. Orang-orang hebat melaksanakan sesuatu berlandaskan tujuan yang kuat,supaya pernikahannya terarah.
Salah seorang tetangga saya (tengku Abdullah) yang berprofesi ustadz yang melakukan nikah dini mengatakan, “niat saya nikah dini karena saya berharap pada usia 40 tahun dapat memenuhi amanah Allah dalam surat Al-Ahqaaf ayat 15. Dalam ayat tersebut Allah menghendaki kita mapan dalam beberapa segi pada usia 40 tahun. Kemapanan itu antara lain mempersiapkan keturunan, berbakti kepada orang tua, urusan finansial maupun soal orientasi hidup,” ujarnya mantap.
Lebih lanjut ustadz yang akrab sapa Teungku Bolah yang juga bekerja di Departemen Agama Aceh Barat ini berbagi cerita. “Saya menikah saat kuliah, ketika wisuda anak saya sudah dua. Istri saya saat wisuda S-1 dalam kondisi hamil muda anak kedua. Jadi saya menjalani, mengalami dan memecahkan masalah bagaimana menegakkan pernikahan idealis dan visioner sembari menimba ilmu S-1 di bangku kuliah. Saya merasakan keduanya saling mendukung. Karena itu, saya lebih positif memandang pernikahan dini. Itu pula sebabnya saya lebih mudah menerima teori maupun hasil riset yang menunjukkan keutamaan nikah dini,” terangnya bercerita.
Saat saya menyinggung mengenai tingginya angka perceraian saat ini, beliau berpendapat bahwa “perceraian disebabkan karena menikah tanpa ilmu sehingga tidak tahu tugas dalam rumah tangga maupun sebagai orang tua. Dan saya yakin pernikahan dini yang dilakukan karena alasan yang benar dan untuk tujuan yang besar dan mulia, akan lebih membahagiakan dan kuat, takkan ada yang namanya perceraian,” ungkap sang ustadz mengakhiri perbincangan santai sore itu.
***
Tips agar langgeng dalam pernikahan meskipun dimulai di usia muda
- Tau porsi masing-masing, misalnya suami menafkahi dan bertanggung jawab atas keluarga. Istri mendampingi suami dan memberikan perhatian serta kasih sayang.
- Sebagai suami, janganlah otoriter. Begitu juga istri jangan terlalu banyak menuntut.
- Baik suami dan istri, hendaknya mengesampingkan ego pribadi. Apapun yang sedang dan akan terjadi dalam rumah tangga, anak-anak dan keluarga adalah yang terpenting dan paling berharga.
- Kesetiaan dan kepercayaan terhadap pasangan, menjadi hal yang mendasari kehidupan berumah tangga.
- Dan yang paling utama adalah tetap tawakal pada Allah SWT.
***
Tidak baik juga kalau muncul kekhawatiran yang berlebihan terhadap praktik pernikahan dini. Sebab, sudah banyak contoh dari mereka yang nikah dini atau nikah muda yang sukses hidupnya, terutama karena mereka menerapkan tips yang saya sebutkan di atas. Sebaliknya, tidak sedikit dari mereka yang menikah di usia tua justru kemudian rumah tangganya berantakan.
Jadi buat saya nikah dini itu bagus, sah-sah saja, dan tepat sebagai pilihan, daripada pacaran yang kebablasan ataupun seks bebas. Namun tetap memperhatikan dan membutuhkan persiapan yang ekstra baik secara fisik, mental dan sosial serta siap menghadapi berbagai kesulitan hidup ataupun resiko yang mungkin terjadi. Saya juga ingin segera menikah, asal kami saling jatuh cinta, he,,he,,he,,.!
Bagaimana pun perkawinan ideal itu ada pada usia 20 -35 tahun. Jika ditakar antara indah dan buruknya dari pernikahan dini, mungkin akan lebih banyak sisi buruknya terutama bagi anak perempuan. Sebab, langkah aman menuju jenjang perkawinan, seorang perempuan harus mencapai tingkat kematangan biologis dan kesiapan mental. Dan dalam skala besar pernikahan dini akan berdampak buruk bagi pembangunan manusia (human development). Alasanya, semua ini mengakibatkan rendahnya kualitas hidup dari bangsa Indonesia, terutama kualitas hidup perempuan Indonesia.