Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Dengan Membaca Kamu Mengenal Dunia, Dengan Menulis Kamu Dikenal Dunia"*

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kurangi Sampah Plastik dengan Plastik Berbayar dan Diet Kantong Plastik

8 Mei 2016   03:07 Diperbarui: 8 Mei 2016   03:44 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2016-05-08-00-28-51-572e4625c0afbd0522912359.jpg
2016-05-08-00-28-51-572e4625c0afbd0522912359.jpg
Foto berikutnya tas ramah lingkungan/tas daur ulang yang dibagikan ke masyarakat oleh BLHK Kabupaten Aceh Barat (dok pri).

Tas ramah lingkungan tersebut tentu tidak cukup dibagikan atau menjangkau ke semua lapisan masyarakat. Untuk itu saya sebagai penulis dan bagian masyarakat yang juga bekerja di instansi kebersihan (Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Aceh Barat) cuma dapat memberikan saran kepada pemerintah, pelaku industri ritel, pasar swalayan dan masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Untuk pelaku industri ritel misalnya, boleh mengenakan biaya untuk permintaan kantong plastik dan kardus, terlebih jika permintaannya melebihi kebutuhan.

Selain tas daur ulang, penggunaan kantong plastik dapat diganti dengan tissue paper bag/paper bag yang juga dapat digunakan beberapa kali buat di tempat-tempat lainnya. Memang untuk membuat paper tissue lebih mahal, cuma saya pikir bisa kan di-idekan untuk tissue paper bag berbayar dan untuk paper bag kita bisa kasih gratis. Meskipun harga tissue paper bag tidak murah, pemerintah diharapkan dapat memberikan subsidi kepada masyarakat. Sehingga harga beli tas belanja tersebut menjadi murah.

Masalah harga jual tissue paper bag pun harus rasional dan bisa masuk ke uang saku masyarakat kita. Karena kita juga harus lihat masyarakat menengah ke bawah, apakah mereka mampu untuk menambah uang tambahan demi membeli tissue paper bag. Saya pikir pemerintah dapat memberikan juga untuk pembuatan paper tissue bag tersebut, dan yang paling penting semua kebijakan itu harus diwujudkan secara nyata.

Di negara-negara dengan populasi penduduk yang besar seperti India dan Cina, penggunaan kantong plastik di sejumlah toko swalayan sudah mulai berkurang. Masyarakat di sana sudah mulai beralih menggunakan tas daur ulang setiap pergi berbelanja ke pasar swalayan. Mereka sudah benar-benar menghilangkan plastik dari peredaran supermarket.

2016-05-08-00-37-19-572e4691c0afbd0822912355.jpg
2016-05-08-00-37-19-572e4691c0afbd0822912355.jpg
Sekarang saya membawa tas belanja sendiri (tas daur ulang) saat berbelanja karena menolak tas plastik (dok pri).

2016-05-08-00-42-17-572e4f77d77e61d80dcef05b.jpg
2016-05-08-00-42-17-572e4f77d77e61d80dcef05b.jpg
Sekarang saya membawa tas belanja sendiri (tas daur ulang) saat berbelanja karena menolak tas plastik (dok pri).

Akhirnya kita tidak ketinggalan dengan negara-negara lain buat lebih menyuarakan tentang “diet” kantong plastik (penghematan kantong plastik) dan kepedulian tentang bumi ini secara nyata. Memang kelihatannya kecil, tapi dampaknya benar-benar luar biasa jika kita tahu. Semoga saja pemerintah bukan cuma mengeluarkan kebijakan yang dicanangkan saja, tapi harus benar-benar dapat direalisasikan kepada masyarakat. Sehingga dampak dari penggunaan kantong plastik yang berlebihan dapat dikurangi.

130605-diet-plastik-572e48dc8ffdfdc60b7e7da2.jpg
130605-diet-plastik-572e48dc8ffdfdc60b7e7da2.jpg
Sumber gambar: dietkantongplastik.org

Yuk ah diet kantong plastik dan jangan lupa bawa kantung belanjaan sendiri. Sehingga tanpa disadari kita semua akan berkontribusi mengurangi beban APBN/D untuk angkutan sampah, mengurangi beban kerja pekerja kebersihan bahkan menyukseskan misi penyelamatan lingkungan untuk masa depan. (Ikhwanul Farissa)

diet-kantong-pkastik-572e4a2c6d7e61420ddcc8ab.png
diet-kantong-pkastik-572e4a2c6d7e61420ddcc8ab.png
Sumber gambar: www.blog.praktisprint.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun