[caption caption="Sumber Ilustrasi: andreyredwhite.blogspot.com"][/caption]Melihat besarnya pengorbanan dirinya terhadapku, aku mulai jatuh cinta kepada dirinya. Cinta ini begitu membius, ajaib, rindu yang tak dapat kutahan getarnya. Membuatku betah tak beranjak, bertahan dan tetap tegak berdiri serta mampu melewati segala penderitaan, menuju suatu ruang bercahaya.
Cinta ini membuat aku menunggu, tapi anehnya menunggu lama rasanya sebentar, disakiti tapi tidak merasa sakit. Lalu tiba-tiba dia datang memberi isyarat dengan senyuman menghiasi pesona dalam kebahagiaan. Kelam sepi ketakutan berganti kedamaian dan kenikmatan. Namun dia memberikan aku misteri, agar aku dapat memahami rahasia hati.
“Tuhan! Tolong aku mengarahkan jalannya cinta, agar kumampu mengapai hatinya, sehingga tabir dan rahasia cinta dapat terungkap menjadi nyata, namun jika dia harus pergi, padamkan aku dengan tenang, bawa aku ke jauh langit melayang terbang”, doaku di suatu malam.
Cinta kami terhalang, sukar dan curam, air matanya jatuh di hadapanku. Dan sekarang Tuhanpun menjadi terdakwa akan takdir cinta.
“Kaulah yang kucintai, meski tertatih diri melewati segala luka, meski kau tebah membuatku telanjang, meski kau rembas hingga membuatku menjadi liar dan meski tiada memiliki serta ingin dimiliki”, ujarnya lirih.
“Aku tetap bersamamu, walau pedang bukan penghalang, apapun yang terjadi, menikah atau tidak, gak jadi soal, sebab kita akan ditunaikan menjadi suci di dalam hati Tuhan”.
***
Tanjung Meulaboh, 6 Maret 2016
Sumber Inspirasi:
Puisi Aku Bicara Perihal Cinta