“Membaca itu amat penting karena dapat menemukan banyak informasi dan menemukan jati diri sendiri, sehingga dengan kelebihan tersebut kita tidak akan takut untuk dapat bersaing dengan orang lain”, ucapnya.
Selain memiliki hobi utama membaca, Ismail juga memiliki hobi yang tak kalah penting buat impian hidupnya. Ia amat ingin dapat melakukan traveling ke Turki dan benua Eropa karena di sana banyak terdapat tempat-tempat bersejarah nan eksotik dengan nilai peradaban yang tinggi, Ia amat ingin mempelajari semua itu sambil jalan-jalan
“Intinya jalan-jalan sambil belajar banyak hal–lah”, ucapnya sambil tersipu.
Menyandang predikat Duta Baca Aceh semakin berbuah manis untuk dirinya, betapa tidak, ia pun mendapat tawaran beasiswa pendidikan dari dari Maskapai Penerbangan Silk Air Singapura. Ia semakin percaya diri untuk mengapai cita-cita, namun semua itu tidaklah membuat dirinya menjadi sombong. Ia tetap terlihat rendah hati dan sederhana.
Rasanya tidak cukup waktu jika berbincang ataupun ngobrol dengan bujang yang satu ini yang mempunyai cita-cita yang hampir sama dengan sang bunda yakni ingin menjadi dosen. Banyak cerita, impian dan harapan yang ia sampaikan terutama untuk generasi muda. Di akhir obrolan ia pun memberi pesan, bunyi pesan Ismail seperti ini ucapnya,
“Pemuda adalah tongkat estafet bangsa, ditangan pemuda-lah nasib bangsa ini di masa depan, maka mari kita terus memperbaiki diri menjadi pemuda yang cerdas dalam pengetahuan dan teknologi, namun hal tersebut tidaklah cukup tanpa pendidkan moral yang baik, karena seseorang yang cerdas tanpa sikap yang baik tidaklah berarti, tetapi seseorang yang memiliki moral baik serta diiringi kecerdasan akademislah yang dibutuhkan masyarakat. Untuk itu milikilah moral yang baik, taat kepada orang tua dan agama, peduli kepada orang lain dan lingkungan sekitar untuk masa depan Indonesia dan Aceh yang semakin baik”.
Andai saja semua generasi muda Indonesia seperti Ismail, betapa senang orangtua, guru dan orang-orang disekitar. Salut dan selamat buat Ismail, engkau dapat menjadi panutan terutama buat generasi muda dibalik prestasimu yang gemilang.
Hidup ini sangat indah dan harus disyukuri, dan hidup ini belum sempurna kalau belum bermanfaat untuk orang lain. Semoga kisah dua pemuda di atas dapat menjadi panutan dan mewarisi semangat kita untuk mensyukuri hidup dan bermanfaat buat orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H