Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Money

Bersama Pertamina Menuju Kemandirian Energi Indonesia Mendunia

31 Desember 2015   23:07 Diperbarui: 31 Desember 2015   23:42 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Pemakaian biofuel di Brazil, www.theguardian.com"]

[/caption]

Brazil memilih biofuel dari singkong, jarak pagar, dan tebu, dimana yang paling maju adalah alcohol yang disuling dari tebu. Dari seluruh produksi tebu, perbandingan untuk pemanfaatan sebagai gula dan bioetanol adalah sekitar 50:50.

Pada 2003/2004, Brasil menghasilkan gula 20,4 juta ton dan etanol 14 miliar liter. Dari jumlah itu, 9,5 juta ton gula dan 12,7 milyar liter etanol dipakai untuk konsumsi domestik, sementara sisanya diekspor. Pada 2005, konsumsi biofuel Brazil mencapai 13 milyar liter. Jumlah itu berarti mengurangi 40% dari total kebutuhan bensin. Produksi etanol tumbuh 8,9% per tahun. Keberhasilan ini memang ditunjang oleh kenyataan bahwa Brazil merupakan produsen tebu dan eksportir gula terbesar dunia.

Biodiesel dari singkong dan jarak pagar juga berkembang pesat di Brazil. Biodiesel adalah bahan bakar motor diesel yang berupa alkilasam lemak (biasanya ester metil) yang dibuat dari minyaknabati seperti minyak jarak pagar dan minyak sawit melalui proses esterifikasi. Jarak pagar ditanam di jutaan hektar lahan di brazil. Ini tak terlepas dari langkah pemerintahnya yang menjadikan biodiesel sebagai prioritas utama, dengan meluncurkan A Biodiesel Programme. Pada 2003, Brazil mengkonsumsi solar 38 miliar liter (dimana 6 miliar liternya berasal dari pasar impor). Dengan beragamnya bahan bakubiodiesel, Brazil diperkirakan berpotensi menjadi pemain terkemuka biodiesel dunia.

Keberhasilan Brazil dalam mengembangkan energi terbarukan ini disebabkan oleh 4 (empat) hal. Pertama, soal kelembagaan. Perumusan kebijakan umum industri berbasis tebu berada di bawah wewenang Badan Pengembangan Gula dan Alkohol, sebuah badan di bawah Kementerian Pertanian. Badan ini bertugas memformulasi kebijakan sector gula dan alkohol (dengan mengembangkan teknologi sosial dan perdagangan) untuk menciptakan produk yang berkualitas dan kompetitif. Kedua, mengoptimalkan pasar domestik. Tiap tahun dikeluarkan keputusan presiden untuk menetapkan rentang kadar alkohol yang dicampur dalam bensin yang dijual. Ketiga, dukungan finansial. Pemerintah menyediakan kredit berbunga rendah (11-12 %, sementara bunga pasar 26 %) kepada pengusaha dan petani yang mengembangkan energi terbarukan. Keempat, dukungan lembaga riset dan pengembangan. Di bawah The Brazilian Agriculture Research Corporation, sebuah badan di bawah Departemen Pertanian, dilakukan berbagai penelitian dan pengembangan bidang bioteknologi dengan orientasi pada terciptanya proses produksi agrobisnis yang modern, efisien, dan kompetitif. 

Dari empat faktor itu, di Indonesia baru ada dua: pasar domestik yang besar dan lembaga riset (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia, perguruan tinggi, dan lain lain). Sementara terhadap kelembagaan dan dukungan finansial, masih perlu dilakukan perumusan. Kedua faktor ini termasuk paling krusial di Indonesia. Ditambah lagi, saat ini Indonesia masih belum memiliki cadangan strategis dan cadangan penyangga energi. Indonesia hanya mengandalkan cadangan operasional untuk energi, yaitu ketersediaan stok bahan bakar minyak untuk 18-21 hari.

Dari segi pasar domestik, Pertamina telah mencanangkan produksi biofuel sebesar 1,28 juta Kilo Liter (KL) pada 2019. Produksi akan terdiri dari green diesel dengan kapasitas 0,58 juta KL per tahun, co-processing green diesel 0,14 juta KL per tahun, co-processing green gasoline 0,23 juta KL per tahun, bioavtur 257 ribu kl per tahun, bioetanol sebesar 76 ribu kl per tahun, dan bio-LNG plant 10 ton per hari.

Dari segi riset, Pertamina juga telah melakukan kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam hal pengkajian, pengembangan dan penerapan tekonologi minyak dan gas bumi dan energi baru dan terbarukan beserta sistem pendukungnya yang diperlukan. Kerja asama ini sejalan dengan Peraturan Presiden No.5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, di mana pemanfaatan gas ditargetkan sebesar 30% dan energi baru dan terbarukan menjadi 17% dari total pasokan energi nasional pada 2025. Kemudian melalui kerja sama ini pula, Pertamina dan BPPT akan dapat melakukan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki oleh masing­masing pihak, bantuan teknis, pendidikan, pelatihan, pemanfaatan dan penerapan hasil­hasil penelitian, hingga mempercepat implementasi pembangunan infrastuktur khususnya sektor energi dan sumber daya mineral.

Kita doakan saja ya, semoga kerja sama ini dapat menghasilkan inovasi­inovasi baru di bidang teknologi migas, energi baru dan terbarukan serta memiliki peranan penting bagi upaya mewujudkan kemandirian energi nasional yang mendunia. Misalnya penggarapan dan pengembangan sumber bahan-bahan bakar berbahan baku nabati (bioenergi/biopertamax). Seperti yang telah dilakukan oleh Brazil, atau bahan baku nabati lainnya yang banyak terdapat di Indonesia seperti minyak kelapa sawit, ubi kayu, jagung dan minyak kemiri hingga rumput laut.

 

6. Pemerintah Indonesia bersama Pertamina harus memiliki kemampuan untuk memberikan kebijakan energi secara berkelanjutan.

Pemerintah sudah seharusnya membuat kebijakan yang menyokong ketahanan energi nasional. Contohnya upaya pencarian (eksplorasi) baru untuk menemukan cadangan minyak dan gas baru untuk mengantisipasi menurunnya produksi migas belakangan ini. Begitu juga dengan upaya mencari sumber-sumber energi hijau, energi baru dan terbarukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun