12. Jika aku kehilangan harapan, maka aku kehilangan masa depan. Kan, memang di sana tempatnya untuk apapun yang aku harapkan?
13. Menunda-nunda adalah penyalahgunaan kekuatan harapan dan terlalu khawatir adalah penyalahgunaan kehebatan imajinasi.
14. Jika kemana-mana aku bertemu musuh, maka aku harus berhenti membenci.
15. Jika cintaku murni, maka mestinya tak ada tuntutan dan harapan yang berlebihan. Bukankah kami berdua telah menyatu?
16. Bahagiaku tak akan berkurang dengan dibagi-bagi. Ketika aku membahagiakan orang lain, aku merasakan kebahagiaannya di dalam diriku sendiri. Apa bedanya itu dengan kebahagiaan yang ku cari-cari selama ini?
17. Yang mengejar bayang-bayang tak akan pernah bisa memeluknya, yang menuju cahaya bayangan akan mengikutinya.
18. Merasa punya harapan dapat membahagiakan aku. Jika aku merasa punya harapan tapi tidak bisa berbahagia sekarang, maka aku bukan sedang berharap tapi sedang menuntut. Tuhan pasti tidak suka.
19. Hidup ini adalah tentang berjalan bersama orang-orang sulit di sekelilingku. Sejarah ini sudah dimulai sejak jaman Nabi Adam. Menghindari mereka sebelum waktunya hanya berpindah dari satu masalah ke masalah lain. Aku perlu tetap tersenyum dan menawarkan kebaikan. Mereka adalah tempat aku belajar.
20. Kan kujadikan apa yang baik dan apa yang buruk sebagai pengalaman berinvestasi untuk hidup yang nanti.
21. Kekayaan sejati sumbernya dari dalam. Jika aku bisa menilai tinggi bahkan hal-hal yang kecil di dalam diriku, maka aku sungguh sudah kaya raya.
22. Yang kaya itu bukan pemilik, tapi penilai. Jika rumah kecilku di desa begitu berharga dan aku menolak mereka yang ingin membelinya dengan harga milyaran rupiah, maka aku kurang kaya bagaimana? Aku akan merasa miskin, jika aku gagal menilai tinggi apa-apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepada diriku dan ke dalam hidupku.