Mohon tunggu...
Suprianto Haseng
Suprianto Haseng Mohon Tunggu... -

Hidup ini bagaikan sebuah Bahtera yang sedang berlayar di samudera luas,terkadang terhantam badai yang mematikan, terombang-ambing dan tidak tahu dimana arah untuk dituju.. Meskipun hidup seperti itu, kita harus tetap semangat menjalaninya.. bersabar atas segala cobaan Dan YAKIN suatu saat badai yang menerpa kita itu akan hilang dan tujuan hidup akan segera kita temukan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Problem Kenaikan Gas LPG Nonsubsidi Ibarat KORUPSI yang Tidak Kenal Kata Akhir

14 September 2014   13:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:44 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Kita semua mengetahui bahwa Gas LPG  merupakan bahan dasar yang penting dalam sebuah rumah tangga. Bahan dasar ini layaknya sembako dalam rumah tangga yang tentunya sangat di butuhkan dalam masyarakat indonesia baik itu masyarakat kelas menengah keatas (pejabat) maupun masyarakan kelas menengah ke bawah (miskin /kurang mampu). Kehidupan yang serba modern ini, mendorong sebagian masyarakat lebih memilih menggunakan Gas LPG nonsubsidi 12 kg maupun yang subsidi 3 kg dibandingkan kembali ke zaman pra modern dengan menggunakan kayu bakar. Namun kita tidak dapat pungkiri ada juga sebagian kecil masyarakat yang lebih memilih ke zaman pra modern dan setia menggunakan kayu bakar. Khususnya masyarakat di daerah pedalaman. Oleh karena itu, dengan adanya PT. Pertamina dan peranan Pemerintah  yang sangat luar biasa ini sangat membantu masyarakat. Karena dengan adanya Gas LPG nonsubsidi 12 kg  maupun subsidi 3 kg sudah cukup meringankan beban terutama masyarakat kecil. Oleh karena itu, saya sangat berterima kasih atas segala kebijakan  dan inovatif pemerintah yang sudah cukup membantu ini.

Membicarakan  masalah Gas LPG, seolah- olah tidak  ada  kata akhir  layaknya  kasus KORUPSI. Mulai dari kenaikan  harga  LPG  yang  menuai  banyak pro dan kontra dari masyarakat, ketidakjjelasan pengguna Gas LPG nonsubsidi 12 kg dan LPG subsidi 3kg, Sering kali menelan korban/meledak, dan  yang  lebih parahnya lagi  kecekcokan antar warga kelas menengah  ke atas dan kelas  menengah  kebawah yang sangat memalukan. Inilah problematika  layaknya kasus KORUPSI yang tidak ada akhirnya.

Sebenarnya LPG nonsubsidi 12 kg  ini diperuntukkan untuk siapa? Masyarakat kecil atau para pejabat? Jawabnya pasti masyarakat menengah ke atas, tapi kok kenapa masyarakat kelas menangah ke atas malah banyak lari menggunakan LPG Subsidi 3 kg ? dan masyarakat kecil yang harus mengalah?? Dimana letak keadilannya, Praktik KORUPSI terjadi lagi, lagi-lagi masyarakat kecil yang harus menderita, menderita karena ketidakmampunya menyaingi  para pejabat kelas menengah atas. Sungguh ironis sekali nasib masyarakat kecil.

Saya sangat setuju dengan kenaikan harga LPG nonsubsidi ini, Karena dibalik kenaikan harga Gas LPG nonsubsidi itu sendiri di karenakan oleh kerugian besar yang di alami oleh PT Pertamina saat ini. Kenaikan harga Gas LPG ini merupakan suatu penekanan yang di lakukan oleh pihak pemerintah demi kelangsungan PT. Pertamina agar tetap beroperasi. Coba kita bayangkan jika pemerintah tidak ambil tindakan dengan menaikkan harga Gas LPG ini, mungkin suatu saat kita semua mendapatkan masalah besar. Kita tidak mendapatkan pemasokan LPG.karena PT .Pertamina berhenti beroperasi. Dan pemerintah harus mengimpor lagi dari Negara lain, yah tentunya lebih parah lagi mahalnya. Pemeriksaan BPK dalam auditnya meneemukan kerugian Pertamina yang cukup besar yaitu sebesar Rp.22 Triliun dalam  waktu 6 tahun terakhir. Kerugian yang cukup besar.

Kita sebagai warga masyarakat yang baik, cobalah berfikir yang lebih jernih lagi, jangan asal menyalahkan pemerintah dengan melakukan protes, “kebijakan pemerintah ini akan menyengsarakan  rakyat, kebijakan pemerintah ini akan membunuh rakyat. kebijakan  pemerintah ini harus segera di hentikan”. Kenapa kita harus protes dengan kebijakan pemerintah ini?, barang- barang  mewah yang  harganya lumayan mahal  dan tidak terlalu dibutuhkan dalam rumah tangga, toh kita kita biasa-biasa aja, tidak melakukan protes. Malah kita beli dengan perasaan  senang. Tiba giliran Gas LPG dinaikkan sedikit, kita malah protes ke pemerintah. Kenaikan harga Gas LPG ini tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan barang-barang mewah yg harganya sampai jutaan rupiah. Selain itu, kebijakan pemerintah menaikkan harga Gas LPG nonsubsidi 12 kg menurut saya sangat bijak, apalagi kenaikannya itu bertahap 6 bulan sekali.

Kita juga harus tahu  harga Gas LPG nonsubsidi/kg, ini tidaklah seberapa mahal jika dibandingkan dengan Negara-negara lain seperti Jepang 20.000, Filipina 24.000, korea + 17.000, China 17.000-21.000, Negara kita Indonesia sendiri yang harganya hanya sekitar 7.700-14.300 dan tergolong paling murah, masih banyak yang mengeluh. Mengeluh mengeluh dan terus mengeluh. Apakah dengan  mengeluhnya kita, semua masalah ini akan teratasi??

Tidak khan.. so,  cobalah mengerti dan pahamilah kondisi yang di alami sekarang.

Mungkin ini saja goresan tangan yang keluar dari hati, yang dapat saya sampaikan. Kurang dan lebihnya mohon dimaafkan. Sekian terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

“Hidup itu penuh dengan cobaan, jadikan cobaan itu sebagai tantangan hidup untuk lebih baik lagi kedepannya’’

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun