Mohon tunggu...
Ikhwal
Ikhwal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya mendengarkan lagu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan Aktiva dalam Perusahaan, Fungsi Kas dan Kewajiban

24 Oktober 2024   21:02 Diperbarui: 24 Oktober 2024   21:06 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aktiva dan pasiva merupakan dua komponen sangat penting dalam sebuah laporan keuangan perusahaan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas. Nah, keduanya ini memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi dalam analisis keuangan. Namun, pada umumnya perusahaan lebih fokus pada aktiva dibanding pasiva. Mengapa demikian? karena dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
1. Sumber Pendapatan, didasarkan oleh penggunaan aktiva sebagai sumber daya yang dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Misalnya, mesin produksi dapat meningkatkan output dan profitabilitas.
2. Investasi dan Pertumbuhan, dalam hal ini baik itu aktiva berwujud atau aktiva tidak berwujud dapat mendukung pertumbuhan jangka panjang bagi perusahaan melalui investasi dalam infrastruktur dan inovasi.

Sementara, pasiva juga memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan yaitu untuk memastikan kesehatan finansial dan keberlanjutan operasi perusahaan.

Di dalam aktiva terdapat 4 jenis aktiva yang perlu diperhatikan oleh sebuah perusahaan yaitu ada aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva tetap tak berwujud. Pastinya keempat jenis tersebut memiliki permasalaahnnya masing-masing, adapun cara kita untuk dapat mengetahui tentang permasalahan pada setiap jenis-jenis tersebut yaitu dengan cara melakukan analisis mendalam dengan memperhatikan beberapa indikator dan langkah-langkah, adapun permasalahan- permasalahan yang mungkin akan timbul pada keempat jenis aktiva, yaitu sebagai berikut :

  • Aktiva Lancar

Aktiva lancar ini mencakup kas, piutang, dan persediaan. Permasalahan yang mungkin akan timbul meliputi:
-. Likuiditas: Pemeriksaan rasio lancar (current ratio) untuk memastikan perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio di bawah 1, maka hal ini menunjukkan adanya potensi masalah pada likuiditas.
-. Piutang Tak Tertagih: peninjauan umur piutang untuk mengidentifikasi apakah ada piutang yang sudah terlalu lama dan berisiko tidak tertagih.
-. Persediaan Berlebih: Analisis perputaran persediaan untuk memastikan tidak ada penumpukan barang yang dapat menyebabkan kerugian.

  • Investasi Jangka Panjang

Investasi ini mencakup saham, obligasi, dan properti. Adapun permasalahan yang perlu diperhatikan yaitu:
-. Kinerja Investasi: melakukan evaluasi hasil investasi dam melakukan perbandingan dengan benchmark atau tujuan awal. perlu diketahui bahwa penurunan nilai investasi bisa menjadi sinyal masalah.

-. Risiko Pasar: Pertimbangkan dampak fluktuasi pasar terhadap nilai investasi. Maka dari itu, perusahaan harus siap menghadapi risiko sistematis yang tidak dapat dihindari.

-. Diversifikasi: Memastikan portofolio investasi terdiversifikasi agar dapat mengurangi risiko.  Karena, ketergantungan pada satu jenis investasi dapat berisiko tinggi.

  • Aktiva Tetap 

Aktiva tetap mencakup properti, pabrik, dan peralatan. Adapun permasalahan yang mungkin muncul yaitu:
-. Depresiasi:  metode depresiasi digunakan untuk memastikan tidak adanya over-depresiasi yang dapat mempengaruhi nilai buku aktiva.

-. Pemeliharaan: Periksa kondisi fisik aktiva tetap. Kerusakan atau kebutuhan pemeliharaan yang tinggi dapat mengindikasikan masalah operasional.

-. Utilisasi: Evaluasi tingkat pemanfaatan aktiva tetap untuk memastikan bahwa aset tersebut digunakan secara efisien.

  •  Aktiva Tetap Tak Berwujud

Aktiva ini termasuk hak paten, merek dagang, dan goodwill. Untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi, maka langkah-langkah yang perlu di lakukan adalah sebagai berikut:
-. Penilaian Nilai Wajar: Melakukan penilaian berkala untuk memastikan nilai tercatat sesuai dengan nilai pasar. Penurunan nilai wajar dapat memerlukan penyesuaian akuntansi.
-. Perlindungan Hukum: Memastikan semua hak kekayaan intelektual terlindungi secara hukum untuk menghindari risiko kehilangan nilai.

-. Relevansi Pasar: Menininjau apakah merek atau paten masih relevan di pasar saat ini. Inovasi atau perubahan pasar bisa mempengaruhi nilai aktiva tak berwujud.

Intinya, dengan melakukan analisis menyeluruh terhadap setiap jenis aktiva ini, maka perusahaan dapat lebih memahami potensi permasalahan dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan finansialnya.

Kemudian, mengapa perusahaan selalu memperhatikan aktiva daripada pasiva ? hal ini terjadi karena aktiva lebih condong pada potensi pertumbuhan, produktivitas, dan kesehatan keuangan yang lebih baik dibandingkan pasiva. Mengapa demikian? karena pasiva berperan penting sebagai sumber dana, pengelolaan yang berlebihan terhadap kewajiban dapat meningkatkan risiko finansial. Adapun peran aktiva dalam perusahaan yaitu :
1. Sumber Daya Ekonomi: Aktiva ini mencakup semua sumber daya yang dimiliki perusahaan yang dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan, seperti kas, piutang, dan aset tetap. hal Ini mencerminkan potensi produktivitas dan profitabilitas pada perusahaan.
2. Pengelolaan Risiko: Dengan memiliki berbagai jenis aktiva, perusahaan dapat mengelola risiko investasi lebih baik.
3. Pendapatan dan Pertumbuhan: Aktiva berfungsi sebagai alat untuk menghasilkan pendapatan, baik melalui operasi bisnis sehari-hari maupun investasi jangka panjang. Jadi, dengan kepemilikan aset yang tepat memungkinkan bagi perusahaan untuk tumbuh dan berinvestasi dalam proyek baru.
4. Kesehatan Keuangan: Memahami dan memantau aktiva sangat penting untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Keseimbangan antara aktiva dan pasiva menunjukkan stabilitas finansial, di mana terlalu banyak utang (pasiva) dapat meningkatkan risiko keuangan.


Contohnya : Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang merupakan salah satu bank dengan total aset terbesar di Indonesia, mencapai Rp1,42 triliun pada akhir tahun 2019. Fokus pada pengelolaan aktiva lancar dan tetap membantu bank ini dalam menjaga likuiditas dan stabilitas finansialnya

Disetiap perusahaan, kas merupakan aktiva yang paling lancar diantara aktiva-aktiva lainnyayang dimiliki perusahaan. Untuk itu perusahaan harus dapat mengoptimalkan kas sebaik mungkinuntuk dapat bergerak dengan baik. Adapun mengenai fungsi kas pada perusahaan yaitu sebagai berikut :

1. Alat Pembayaran : Apabila kas digunakan sebagai alat untuk membayar berbagai biaya operasional, seperti gaji karyawan, pembelian bahan baku, dan pembayaran tagihan lainnya. Misalnya, sebuah perusahaan manufaktur memerlukan kas untuk membeli bahan baku agar dapat memproduksi barang. Tanpa kas yang cukup, perusahaan tidak dapat menjalankan operasionalnya dengan lancar

2. Likuiditas: Apabila kas memberikan likuiditas yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban keuangan dan membayar tagihan tepat waktu. Memiliki kas yang cukup memastikan bahwa perusahaan dapat menjalankan operasional sehari-hari tanpa hambatan. Contohnya, jika sebuah perusahaan harus membayar utang jangka pendek atau biaya mendesak lainnya, memiliki kas yang cukup memastikan bahwa kewajiban tersebut dapat dipenuhi tepat waktu tanpa menimbulkan masalah cash flow.

3. Pengendalian Keuangan: Dengan memantau aliran kas masuk dan keluar, perusahaan dapat mengelola pengeluaran dan mencegah kebocoran dana. Pengelolaan kas yang baik itu dapat membantu menjaga integritas finansial dan meminimalkan risiko kerugian.

4. Indikator Kesehatan Keuangan: Saldo kas yang positif dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dan mengelola pengeluaran dengan baik. Sebaliknya, jika saldo kas yang menurun dapat mengindikasikan masalah dalam pengelolaan keuangan.

5. Penanggulangan Darurat: Kas yang mencukupi memberikan perlindungan bagi perusahaan dalam menghadapi situasi darurat atau kebutuhan mendesak, seperti perbaikan peralatan atau krisis finansial. Misalnya, jika terjadi kerusakan peralatan penting di pabrik, perusahaan dapat segera menggunakan dana kas untuk melakukan perbaikan tanpa harus mencari pinjaman atau menunda produksi

6. Pengembangan dan Pertumbuhan: Memiliki kas yang cukup memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi dalam pengembangan produk baru, ekspansi pasar, atau inisiatif strategis lainnya, yang penting untuk pertumbuhan jangka panjang. Contohnya, sebuah startup teknologi mungkin menggunakan dana kas untuk mengembangkan produk baru atau memperluas timnya guna meningkatkan kapasitas produksi

7. Transparansi dan Akuntabilitas: Pengelolaan kas yang transparan dapat membantu perusahaan untuk membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan melalui laporan keuangan yang akurat dan terperinci

Dengan demikian, kas bukan hanya berfungsi sebagai alat pembayaran, tetapi juga merupakan elemen penting dalam menjaga kelangsungan operasional dan pertumbuhan perusahaan.

Selanjutnya yaitu tentang kewajiban perusahaan yang dibagi menjadi beberapa kategori, masing masing memiliki komponen yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan serta contoh mengenai kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, kewajiban lain-lain dan utang yang didistribusikan.

1. Kewajiban Lancar

Kewajiban lancar merupakan kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Contohnya meliputi:
-. Utang Dagang,  yaitu uang yang harus dibayarkan kepada pemasok untuk barang atau jasa yang telah diterima.
-. Utang Jangka Pendek, yaitu utang yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun, seperti pinjaman bank jangka pendek.

-. Beban Akrual, yaitu beban yang telah terjadi tetapi belum dibayar, seperti gaji karyawan dan pajak yang terutang.

2. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Contohnya termasuk:
-. Utang Jangka Panjang, yaitu utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, seperti obligasi dan pinjaman hipotek.

-. Kewajiban Pensiun yaitu kewajiban perusahaan terhadap program pensiun karyawan, yang biasanya dibayarkan di masa depan.

3. Kewajiban Lain-Lain

Kewajiban lain-lain ini mencakup kewajiban yang tidak termasuk dalam kategori kewajiban lancar atau jangka panjang. Contoh dari kewajiban lain-lain dapat berupa:
-. Kewajiban Pajak Tangguhan, yaitu pajak yang belum dibayar tetapi diharapkan akan dibayarkan di masa depan.
-. Kewajiban Lingkungan, yaitu biaya yang terkait dengan pemulihan lingkungan atau denda terkait pelanggaran lingkungan.


4. Utang yang Didistribusikan

Utang yang didistribusikan merujuk pada utang yang telah dialokasikan untuk dibayar kepada pihak tertentu, biasanya dalam bentuk cicilan atau pembayaran bertahap. Ini bisa mencakup:
-. Pembayaran Angsuran, yaitu utang yang dibayar secara berkala sesuai dengan kesepakatan, seperti cicilan pinjaman.

-. Utang kepada Pemegang Saham, yaitu pembayaran dividen atau pengembalian modal kepada pemegang saham.

Kesimpulannya yaitu 

Aktiva dan pasiva merupakan dua komponen sangat penting dalam sebuah laporan keuangan perusahaan. Dalam perusahaan terdapat 4 jenis aktiva yang perlu diperhatikan. Dalam perusahaan kas juga merupakan aktiva yang paling lancar diantara aktiva-aktiva lainnya yang dimiliki perusahaan. Dan yang tak kalah penting juga yaitu kewajiban dalam perusahaan. Intinya, dalam sebuah perusahaan perlu memperhatikan aktiva, kas, dan kewajiban. Karena hal tersebut dapat membantu perusahaan dalam menjaga stabilitas finansial, meningkatkan efisiensi operasional, serta mendukung pertumbuhan jangka panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun