Mohon tunggu...
Ikhtiara LutfiatunAlya
Ikhtiara LutfiatunAlya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO

Saya merupakan mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah dari Universitas Prof.K.H.SAIFUDDIN ZUHRI . Saya suka melihat dan membaca beberapa berita dan tertarik untuk belajar membuat suatu berita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pererat Hubungan Antar Lembaga, PR IPNU-IPPNU Yamansari Menyelenggarakan Silaturahim Bersama Pembina dan BANOM NU

12 Desember 2023   20:10 Diperbarui: 12 Desember 2023   20:27 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Facebook Ipnu Ippnu Yamansari 

Dalam proses pembentukannya, organisasi Nahdlatul Ulama (NU) tidak bisa lepas dari pengaruh tradisi pesantren. Jika melihat daftar nama-nama yang turut serta menggagas kelompok jamiyah keagamaan ini, akan didapati bahwa sebagian besar tokoh-tokohnya merupakan pengasuh pondok pesantren di wilayah Jawa dan Madura.

Sebagaimana dikutip dari K.H. ABDUL WAHAB HASBULLAH: Bapak dan Pendiri NU (1972) karya Saifuddin Zuhri, para kiai berkumpul di kediaman Kiai Wahab dan memutuskan buat membentuk suatu organisasi kemasyarakatan Islam Ahlussunah wal Jama'ah yang dinamakan Nahdlatul Ulama atau "kebangkitan para ulama". Tanggal 31 Januari 1926 ditetapkan sebagai hari lahir NU.
Karena berasal dari aktivitas yang ada di pondok pesantren inilah, NU beserta segenap badan otonomnya memiliki iktikad untuk tetap menjunjung tinggi segala laku dan tradisi yang diterapkan dalam institusi pendidikan tradisional tersebut. Salah satunya yakni kebiasaan memohon restu dan doa kepada para orang tua.

Dalam kesempatan tersebut, KH. M Bahroni menyampaikan agar segenap pengurus dan anggota yang saat ini sedang berkhidmat bisa betul-betul mengabdi kepada masyarakat, khususnya warga Desa Yamansari.

"Jangan merasa sudah pintar, jangan merasa sudah punya kedudukan. Tapi harus merasa saya ini adalah orang bodoh. Karena kalau kamu merasa bodoh dan sadar akan kekurangan, maka kamu akan terus belajar," ungkap Rois Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Lebaksiu itu.
Kiai yang pernah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Al-Falah Kediri tersebut juga menambahkan jika selaku organisasi pelajar, IPNU dan IPPNU masih memiliki kewajiban mencari ilmu, terlebih ilmu agama.
"Berjuanglah dengan ilmu, jangan dengan ketidaktahuan. Sebab amal tanpa ilmu bakal merusak. Namun ilmu yang diamalkan atau beramal dengan landasan ilmu niscaya ia akan mendapat keberkahan dari perbuatan tersebut," imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang dewan pembina,  Ust. Komarudin S.Pd.i. Wakil Sekretrais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabaputen Tegal yang baru saja selesai mengabdi selama lebih dari dua puluh tahun selaku ketua PR NU Yamansari ini berharap banyak hal kepada kepengurusan IPNU-IPPNU yang baru.

"Kepengurusan saat ini mestinya bukan hanya dapat membaca sejarah, tetapi juga bisa mencoba membikin sejarahnya sendiri." ujar aktivis IPNU Kabupaten Tegal tahun delapan puluhan tersebut.

"Kepengurusan saat ini mestinya bukan hanya dapat membaca sejarah, tetapi juga bisa mencoba membikin sejarahnya sendiri." ujar aktivis IPNU Kabupaten Tegal tahun delapan puluhan tersebut.

"Sekolah yang rajin. Organisasi jalan, tugas-tugas juga mesti dikerjakan. Masa anak IPNU absennya bolong-bolong. Masa anak IPNU nilainya jeblok. Bagaimana pelajar lain tertarik masuk IPNU-IPPNU kalau anggotanya begini. Aktivis IPNU harus pintar. Aktivis IPPNU harus lebih rajin. Rekan dan rekanita harus berprestasi biar jadi kebanggaan organisasi,"

Di lain pihak Ust.Yajib Mahbubi selaku perwakilan pengurus ranting Gerakan Pemuda Ansor Yamansari menyampaikan apresiasi terhadap para pengurus baru karena telah sigap dan tanggap dalam mempersiapkan program kerja terdekat layaknya formatur pengurus dan pelantikan.

"Jujur saya merasa bangga bisa turut bersilaturrahim dengan pelajar-pelajar pilihan yang ikut berkiprah di IPNU-IPPNU,"  

Ia melanjutkan bahwa di organisasi ini para pengurus dan anggota bakal ditempa serta diasah bakatnya dalam berbagai lini dan sektor.

"Kalian bisa belajar memimpin di IPNU-IPPNU, belajar berkomunikasi, bermasyarakat, serta paham terhadap teknis penyelenggaraan organisasi modern hingga kalian bukan sekadar dapat memimpin, namun juga melahirkan pemimpin-pemimpin baru sebagai penerus perjuangan," pungkasnya.

Acara silaturrahim dan sowan-sowan tersebut dilaksanakan secara bergilir dengan mendatangi tiap-tiap rumah pembina, pengurus NU, dan segenap pimpinan badan otonomnya. Kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai ajang memperkenalkan pengurus baru untuk masa bakti 2021/2023 dengan terpilihnya Rekan Moh. Rizky Syahputra selaku ketua IPNU serta Rekanita Iffah Ismahkhatun sebagai ketua IPPNU tanpa mengabaikan protokol kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun