Mohon tunggu...
Ikhsan Ripandi
Ikhsan Ripandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tokoh Publik

sebuah tempat untuk berekspresi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa dan Kontrol Sosial : Peran Strategis dalam Masyarakat

14 Januari 2025   20:36 Diperbarui: 14 Januari 2025   20:36 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa dan Kontrol Sosial : Peran Strategis dalam Masyarakat 

Bagi saya, menjadi seorang mahasiswa adalah anugerah terbesar dalam hidup. Sebuah anugerah kepercayaan dari tuhan, keluarga dan masyarakat untuk bisa menyelami pendidikan lebih dalam dan lebih luas.  Jika kita lihat secara kuantitas, Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), pada tahun 2022 ada sekitar 9,32 juta mahasiswa yang terdaftar di Indonesia. Hal ini sangat kontras dengan jumlah seluruh masyarakat Indonesia yang saat ini berjumlah 271.349.889 jiwa. Data tersebut dihimpun dari hasil Data Administrasi Kependudukan per Desember 2020. Statistik ini bisa saja semakin meningkat atau menurun. Statistik tersebut juga menunjukan adanya kesenjangan Pendidikan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, ini bisa menjadi anugerah bagi yang merasakan, dan musibah bagi yang tidak merasakan.

Dalam pandangan saya, Pendidikan adalah hal yang paling fundamental untuk menopang kehidupan. Karena pada hakikatnya, cara kita hidup, cara kita berperilaku, maupun cara kita bermasyarakat dan bernegara sangat dipengaruhi oleh faktor cara berpikir. Sehingga bagi saya, Pendidikan adalah dasar dari segalanya. Bahkan jika perlu, dalam konsep berbangsa dan bernegara itu yang mesti diutamakan adalah Pendidikan gratis. Karena siapapun, kapanpun dan dimanapun berhak untuk belajar dan wajib untuk berpikir. 

Diskusi Mahasiswa
Diskusi Mahasiswa

Pendidikan tinggi bagi saya seharusnya menjadi ruang mahasiswa untuk belajar tidak hanya tentang teori-teori akademis tetapi juga tentang bagaimana berkontribusi dan mengabdi pada masyarakat. Institusi Pendidikan Tinggi juga dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi memiliki tanggung jawab besar dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan berpikir, Meneliti & Mengabdi.

Di tengah dinamika kehidupan yang kompleks, mahasiswa sering kali dianggap sebagai agen perubahan yang memiliki potensi besar untuk mempengaruhi masyarakat. mahasiswa berada di fase kehidupan yang penuh ambisi dan idealisme untuk berkontribusi. Namun, di balik peran tersebut, bagi saya terdapat faktor yang cukup konkret yaitu kontrol sosial. Kontrol sosial ini mencakup kepedulian dan pergerakan dalam menjaga ritme kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut juga berfungsi untuk menjaga keteraturan dan stabilitas. 

.
.

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan gelombang aksi dan gerakan sosial yang dipimpin oleh mahasiswa di berbagai sektor. Dari aksi demonstrasi menuntut keadilan sosial hingga kampanye lingkungan hidup, menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya sekadar berdiskusi dan berpikir diatas meja. Akan tetapi, perlu ada aksi konkret yang dilakukan. Dan bagi saya, cara terakhir yang perlu kita lakukan adalah bersuara dijalanan. Semua orang perlu melihat, mendengar, dan sadar.  

aksi Mahasiswa
aksi Mahasiswa

Dalam proses kontrol sosial ini, bagi saya organisasi kemahasiswaan menjadi wadah penting bagi mahasiswa untuk berjuang dan bergerak dalam memaksimalkan peran dan fungsinya.  Organisasi-organisasi mahasiswa hakikatnya tidak hanya memberikan media bagi mahasiswa untuk berdiskusi dan berdialektika berbagi ide, tetapi juga mengajarkan tentang pengabdian dan perjuangan. Melalui organisasi mahasiswa, setidaknya dapat mengorganisir melalui kegiatan guna bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu penting dan berpengaruh terhadap kehidupan.

Organisasi mahasiswa juga bagi saya memainkan peran strategis dan kritis dalam membangun peradaban. Dengan bergabung dalam organisasi, setidaknya mahasiswa dapat membangun gerakan yang kolektif dan inklusif, sehingga suara mahasiswa menjadi lebih kuat dan lebih lantang untuk didengar. Oleh karena itu, poin fundamental organisasi mahasiswa seharusnya memperjuangkan kepentingan masyarakat dan menjadi inisiator untuk saling menyadarkan. 

 Melalui gerakan organisasi yang konstruktif dan persuasif dengan melibatkan berbagai pihak dapat memainkan peran penting juga dalam menciptakan kontrol sosial yang lebih responsif.  Pada akhirnya, peran gerakan organisasi mahasiswa dalam konteks kontrol sosial adalah tentang bergerak, berdampak dan bermanfaat. Dalam pandangan saya, hal itu juga yang akan menjadikan gelar "Mahasiswa" semakin sakral.

 Dengan demikian, mari saling merangkul, mengajak, dan mengabarkan untuk sama-sama berhimpun, berkumpul, dan mengorganisir pergerakan guna membangun peradaban yang lebih baik.

Jangan bungkam, terus bersuara!

Jangan hening, terus berisik!

Jangan senyap, terus bergerak!

Jangan diam, terus melawan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun