Sedikit menyinggung yang lain nih sahabat media. Kita lebih sering mendengarkan ANSOS atau anti sosial dibanding asosial dan labeling ANSOS Sangat sering kita dengar dilingkungan pertemanan kita "dia anak ANSOS".  Hal ini terjadi karna anak tersebut lebih memilih tidak banyak bergaul dan berinteraksi. Sebenarnya kita salah kaprah terhadap kata kata yang kita lontarkan kepada orang tersebut. Ansos sendiri adalah gangguan kepribadian yang disebabkan oleh mental dan cenderung membahayakan oranglain. Sedangkan asosial adalah kepribadian seseorang memisahkan diri dari interaksi sosial dan cenderung tidak memperdulikan orang lain.
      Dengan dimudahkanya teknologi informasi, seseorang pun akan merasa bahagia hanya dengan berbekal gadget dan komputer. Padahal manusia adalah makhluk sosial yang berarti manusia pasti membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup. Sikap individualis kini tidak hanya di daerah perkotaan, namun sudah mulai merambah ke daerah pedesaan yang mana orang mengacuhkan keberadaan tetangganya. Hal ini disebabkan karena penggunaan gadget hampir setiap hari yang menyebabkan masyarakat enggan melakukan interaksi sosial.
      Pada era ini, banyak alasan untuk meragukan terhadap diri seseorang bahwa penilaian diri sendiri yang merasa toleran terhadap orang lain yang berbeda, namun hal ini malah bisa saja terbalik, bisa saja kita malah menunjukan prilaku intoleren. Toleren-intoleren adalah "tindakan" bukan perkataan, pikiran, apalagi menjadi aturan. Toleran sendiri adalah tindakan yang sengaja oleh seseorang untuk tidak mencampuri atau mengganggu urusan orang lain, sekalipun orang tersebut percaya bahwa dia memiliki kekuatan untuk mengganggu. Dengan adanya kemajuan saat ini kita memang benar-benar akan merasa dimanjakan oleh berkembangnya informasi dan teknologi. Bagaimana tidak, kita bisa mendapatkan apapun hanya dengan berada dirumah. Kita bisa memesan baju, makanan, belanja sayur sekalipun hanya dengan beberapa klik. Budaya-budaya instan ini tentunya dapat memunculkan sikap generasi milenial yang pemalas.
      Rekan saya memiliki sudut pandang sendiri terhadap teknologi informasi dan komunikasi. Bagi dia dengan banyak nya keuntungan yang kita dapatkan sehingga kita dapat chatting, video call atau kita bisa membagikan photo, video, music ataupun informasi lainya melalui media sosial. Saat ini bagi dia kita juga membutuhkan media sosial untuk  menunjang karier dan kehidupan kita, jadi tak heran banyak orang yang menggandrungi sosial media.
      Namun baginya dari keuntungan yang kita dapatkan, bukan berarti tidak memiliki masalah terhadap diri kita. Sosial media sendiri ternyata dapat mempengaruhi kesehatan mental kita. dengan adanya media sosial membuat kita sering merasa tidak puas. kita cenderung membanding bandingkan diri kita sendiri dengan orang lain. Prilaku ini akan terbangun secara otomatis, jika kita sering  melihat sosial media maka semakin besar pula kita membanding bandingkan orang lain terhadap diri kita karna orang tersebut memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan kita. hal ini di istilahkan dengan social comparison.
      Apa saja kekurangan yang masih harus diperbaiki agar teknologi informasi dan komunikasi bisa lebih membawa manfaat untuk banyak orang. Upaya perbaikan dapat dilakukan dengan membuat konten--konten yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh di daerah Banjarnegara Jawa Tengah     yang hamper  satu desa para pemudanya menjadi content creator Youtube. Mereka mendapat inspirasi dari warga didesanya yang sukses jadi Youtuber dengan konten perbengkelan, khususnya motor. Materi konten harus merupakan realitas yang dibutuhkan oleh masyarakat,bukan hanya konten yang berisi mimpi -- mimpi yang sulit untuk dicapai. Dengan konten yang ringan, popular dan memiliki manfaat yang tinggi dan dibutuhkan oleh masyarakat pasti akan diminati oleh banyak orang.
      Selain dari sisi konten, upaya perbaikan dapat dilakukan dari sisi seni dan artistik. Konten yang bagus tetapi cara pengemasannya kurang bagus maka tidak akan diminati pengguna internet. Sebaliknya konten yang sederhana namun dikemas dalam cita rasa seni yang tinggi maka akan menarik minat pengguna sehingga mau untuk membuka dan mengambil manfaat darikonten yang dibuat. Untuk menjadi content creator yang baik tentu harus melalui latihan -- latihan secara kontinue.
      Terimakasih kepada sahabat media yang sudah setia membaca tulisan-tulisan yang saya buat. Semoga teman-teman dapat memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin. Teknologi memang dapat memudahkan kita dalam melakukan apapun yang kita mau namun jangan sampai teman teman terlena oleh teknologi karna teknologi bagaikan pisau bermata dua jika pisau di pegang oleh koki maka pisau itu akan bermanfaat tapi jika pisau itu dipegang oleh penjahat maka bisa saja dengan cepat melukai kita. Jadi, bijaklah menggunakan sebuah teknologi.
Nama  : Muhammad Ikhsan
Nim    : 1900030236
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H