Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan), Istilah ini berasal dari (dÄ“mokratÃa) "kekuasaan rakyat", yang dibentuk dari kata (dêmos) "rakyat" dan(Kratos) "kekuasaan" inilah sejatinya Demokrasi. Namun jika kita lihat dari berbagai konflik politik yang ada,Demokrasi yang sekarang hanya dijadikan alat untuk saling menjatuhkan antara para elit politik bangsa ini,demi kepentingan individu ataupun golongan semata.Rakyat yang sejatinya menjadi subyek dalam Demokrasi hanya dijadikan obyek dalam Demokrasi itu sendiri yang hanya bisa dihitung suara tanpa bisa diperhitungkan suaranya.para oknum wakil rakyat mengatas namakan Demokrasi hanya untuk menikmati kursi,tanpa mesti repot mendengar suara kanan kiri,mereka berdiri diatas intelektualitas mereka yang akhirnya membentuk suatu pemikiran yang pragmatis. Demokrasi juga tak bisa dipisahkan dengan yang namanya kebebasan,dan inilah yang memicu oknum-oknum elit politik untuk memanfaatkan suara rakyat demi kepentingan dirinya dan golongannya,Akibatnya banyak muncul konflik di masyarakat yang menyuburkan radikalisme. Kegelisahan terhadap relasi antara demokrasi dan kebebasan ini digambarkan dengan cukup baik oleh kolumnis Fareed Zakaria dalam bukunya The Future of Freedom (Masa Depan Kebebasan). Ia menyebutkan bahwa pemilihan umum membuat konflik dan ketegangan antarkelompok masyarakat kian memburuk di beberapa negara, antara lain Indonesia. Menurut dia, Indonesia jauh lebih toleran dan sekuler ketika dipimpin oleh Soeharto, ketimbang Indonesia sekarang yang lebih demokratis.........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H