Angka tersebut menyiratkan bahwa masyarakat miskin adalah yang benar-benar tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya baik makanan maupun nonmakanan.Â
Jika akan menggunakan standar lain seperti pada hasil kajian CELIOS, maka angka kemiskinan akan meningkat secara signifikan.Â
Perbedaan angka kemiskinan tersebut bukan berarti tidak relevan atau tidak akurat, namun lebih kepada perbedaan cara hitung dan sudut pandang interpretasinya.Â
Bank Dunia sendiri menetapkan batas garis kemiskinan bertujuan untuk membandingkan tingkat kemiskinan antar negara. Pada prakteknya, kedua cara hitung kemiskinan tersebut justru sebenarnya bisa saling melengkapi informasi terkait kondisi kemiskinan di Indonesia.
Penyempurnaan cara hitung garis kemiskinan adalah sebuah keharusan
Kritik terkait garis kemiskinan merupakan hal yang sangat baik dalam proses membangun data statistik yang lebih berkualitas.Â
Dalam beberapa tahun, tentunya banyak hal yang berubah baik dari pola konsumsi masyarakat maupun kondisi sosial ekonomi secara umum.Â
Meskipun garis kemiskinan BPS terus diperbaharui menyesuaikan kenaikan harga bahan pokok, namun fenomena peningkatan standar hidup masyarakat, perubahan pola konsumsi masyarakat baik di perkotaan maupun perdesaan.
Kondisi Indonesia yang telah naik menjadi negara berpendapatan menengah keatas, dan lain-lain akan terus menjadi perhatian BPS dalam menghitung besaran garis kemiskinan.Â
Perubahan garis kemiskinan juga harus dipahami sebagai penyempurnaan garis kemiskinan yang selaras dengan perubahan sosial ekonomi di masa sekarang.Â
Bisa jadi dengan garis kemiskinan yang lebih tinggi, penduduk seperti Pak Udin tergolong kedalam penduduk yang mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.