Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

DeepSeek, Ancaman atau Solusi bagi Gen Z yang Terjebak Teknologi?

29 Januari 2025   09:20 Diperbarui: 29 Januari 2025   09:20 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketergantungan pada teknologi dan kebutuhan untuk tetap terhubung dengan dunia nyata serta berpikir mandiri (dok. pribadi/AI generated)

Sebuah tim sepak bola usia dini U-15 yang sedang bersiap untuk pertandingan besar. Semua pemain seharusnya beristirahat semalam sebelum laga, tetapi alih-alih tidur, mereka justru menghabiskan waktu hingga larut malam untuk menyelesaikan misi di game online favorit mereka.

Salah satu pemain, sebut saja Rian, bahkan mencuri-curi waktu saat istirahat untuk membuka game-nya, meski tahu besok ada pertandingan penting. Keesokan harinya, saat kick off dimulai, Rian dan beberapa temannya terlihat lesu dan tidak fokus.

Alih-alih memikirkan strategi permainan, pikiran Rian justru tertuju pada misi di game yang deadline-nya bertepatan dengan waktu pertandingan. Akibatnya, performa tim menurun drastis, dan mereka kalah dengan skor yang memalukan.

Ini adalah gambaran nyata Generasi-Z yang terjebak dalam jerat teknologi---sebuah generasi yang seharusnya penuh potensi, tetapi justru menjadi "budak" dari game dan platform digital. Lalu, bagaimana peran DeepSeek, platform pencarian berbasis kecerdasan buatan (AI), dalam konteks ini?

Apakah DeepSeek akan menjadi ancaman baru yang memperparah ketergantungan Generasi-Z pada teknologi, atau justru solusi untuk membantu mereka mengatur waktu dan prioritas dengan lebih baik?

DeepSeek, dengan kemampuannya untuk memahami konteks dan memberikan hasil pencarian yang sangat personal, memang menawarkan kemudahan yang belum pernah ada sebelumnya. Bagi Generasi-Z seperti Rian dan timnya, platform ini seolah menjadi jawaban atas segala kebutuhan informasi.

Mereka bisa mendapatkan tips strategi permainan, jadwal latihan, atau bahkan analisis tim lawan hanya dengan beberapa ketikan di keyboard. Namun, di sinilah masalahnya: kemudahan ini berpotensi membuat Generasi-Z semakin terlena dan lupa akan tanggung jawab mereka.

Ketergantungan pada teknologi, yang sudah menjadi ciri khas generasi ini, bisa semakin dalam dengan kehadiran DeepSeek. Alih-alih membantu mereka fokus pada hal-hal penting seperti persiapan pertandingan, DeepSeek mungkin justru akan membuat mereka semakin terdistraksi oleh informasi yang tidak relevan atau godaan untuk mencari cheat code di game favorit mereka.

Namun, di balik potensi ancamannya, DeepSeek juga bisa menjadi solusi jika digunakan dengan bijak. Salah satu keunggulan utama DeepSeek adalah kemampuannya untuk memahami konteks dari setiap pencarian. Berbeda dengan mesin pencari tradisional yang hanya mengandalkan kata kunci, DeepSeek menggunakan algoritma AI yang dapat menganalisis maksud di balik setiap query.

Misalnya, ketika Rian mencari "cara meningkatkan konsentrasi saat bermain sepak bola", DeepSeek dapat memberikan rekomendasi yang spesifik, seperti teknik meditasi, jadwal latihan yang efektif, atau bahkan tips untuk mengurangi screen time sebelum pertandingan.

Jika Generasi-Z diajarkan untuk menggunakan DeepSeek sebagai alat bantu pengembangan diri---bukan sebagai sumber distraksi---platform ini bisa menjadi teman yang mendukung kesuksesan mereka, baik di lapangan maupun di luar lapangan.

Selain itu, DeepSeek juga menawarkan personalisasi yang tinggi. Dengan mempelajari pola pencarian dan preferensi pengguna, platform ini dapat menyesuaikan hasil pencarian agar lebih relevan dengan minat dan kebutuhan individu.

Misalnya, seorang atlet seperti Rian bisa mendapatkan rekomendasi artikel tentang manajemen waktu, nutrisi untuk atlet, atau cara mengatasi kecanduan game. Personalisasi ini tidak hanya membuat pengalaman pencarian lebih efisien, tetapi juga membantu pengguna menemukan informasi yang mungkin tidak mereka temukan melalui mesin pencari konvensional.

Namun, di sinilah letak tantangannya: personalisasi yang berlebihan bisa membuat Generasi-Z semakin terisolasi dalam "gelembung filter" (filter bubble), di mana mereka hanya terpapar informasi yang sesuai dengan bias dan preferensi mereka. Hal ini bisa memperparah kecanduan mereka pada game atau konten hiburan lainnya, alih-alih membantu mereka fokus pada prioritas yang lebih penting.

Lalu, bagaimana kita bisa memastikan bahwa DeepSeek menjadi solusi, bukan ancaman, bagi Generasi-Z? Pertama, perlu ada edukasi yang lebih baik tentang penggunaan teknologi secara bijak. Generasi-Z perlu diajarkan untuk tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga mengembangkan disiplin diri dan manajemen waktu.

Kedua, pengembang DeepSeek harus memastikan bahwa platform ini dirancang untuk mendorong pengguna berpikir, bukan hanya menerima informasi secara pasif. Misalnya, dengan menyertakan fitur pengingat untuk istirahat atau rekomendasi konten yang mendukung produktivitas.

Ketiga, pelatih, orang tua, dan pendidik perlu terlibat aktif dalam membimbing Generasi-Z untuk menggunakan teknologi seperti DeepSeek dengan bertanggung jawab.

Kesimpulannya, DeepSeek adalah sebuah terobosan teknologi yang menjanjikan, tetapi juga membawa tantangan tersendiri, terutama bagi Generasi-Z. Jika tidak digunakan dengan bijak, platform ini berpotensi memperparah ketergantungan generasi ini pada teknologi dan membuat mereka semakin jauh dari tanggung jawab dan prioritas yang seharusnya.

Namun, dengan pendekatan yang tepat, DeepSeek bisa menjadi alat yang memberdayakan Generasi-Z, membantu mereka mengakses pengetahuan secara efisien tanpa kehilangan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Jadi, apakah DeepSeek ancaman atau solusi? Jawabannya tergantung pada bagaimana kita memanfaatkannya.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun