Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ternyata Tak Ada "Libur", Tapi Belajar Spesial Selama Ramadhan

18 Januari 2025   19:52 Diperbarui: 18 Januari 2025   19:52 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesantren kilat, salah satu kegiatan siswa selama Ramadhan di sekolah (dokumen pribadi)

Misalnya, pelajaran agama dapat diperluas dengan mengajarkan nilai-nilai Ramadhan melalui cerita-cerita inspiratif. Pelajaran seni bisa diisi dengan aktivitas membuat karya kaligrafi bertema Ramadhan, sementara pelajaran bahasa dapat melibatkan kegiatan menulis puisi atau cerita pendek tentang pengalaman berpuasa.

Tentu saja ada pesantren kilat yang selama bulan Ramadhan selalu di laksanakan di setiap sekolah tanpa meliburkan siswa.

Selain itu, penyesuaian jam belajar juga menjadi salah satu kunci keberhasilan program ini. Pemerintah dapat mengatur jadwal sekolah agar siswa tetap memiliki cukup waktu untuk beristirahat, beribadah, dan berbuka puasa bersama keluarga. Dengan jadwal yang lebih fleksibel, siswa tetap bisa fokus belajar tanpa merasa terbebani.

Abdul Mu'ti menegaskan bahwa pembelajaran selama Ramadhan bukanlah beban, melainkan kesempatan untuk mengintegrasikan pendidikan akademik dengan pembentukan karakter.

Dengan pendekatan yang tepat, siswa dapat belajar memahami nilai-nilai seperti kesabaran, kepedulian, dan kedisiplinan, yang semuanya sejalan dengan esensi Ramadhan.

Pilihan untuk tetap melaksanakan pembelajaran selama Ramadhan ini mencerminkan pandangan bahwa pendidikan adalah proses berkelanjutan. Meski dalam suasana berbeda, semangat belajar tidak boleh padam. Justru, Ramadhan bisa menjadi momentum untuk memperkaya pengalaman siswa, baik secara akademik maupun spiritual.

Dalam praktiknya, keputusan ini membutuhkan dukungan penuh dari berbagai pihak. Guru, misalnya, perlu diberikan pelatihan untuk merancang materi ajar yang relevan dan menarik selama Ramadhan.

Orang tua juga memiliki peran penting untuk memastikan anak-anak mereka tetap semangat belajar di rumah. Begitu pula dengan komunitas masyarakat yang dapat berkontribusi melalui program-program keagamaan yang melibatkan siswa secara aktif.

Keberhasilan program ini tentu tidak lepas dari tantangan. Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah kemungkinan menurunnya konsentrasi siswa akibat rasa lelah atau lapar saat berpuasa.

Namun, dengan pendekatan pembelajaran yang lebih ringan dan menyenangkan, tantangan ini dapat diminimalkan. Guru dapat menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menggembirakan, sehingga siswa merasa nyaman meski sedang berpuasa.

Pada akhirnya, Ramadhan adalah momen istimewa yang seharusnya tidak hanya dimanfaatkan untuk memperbaiki hubungan dengan Sang Maha Pencipta, tetapi juga untuk memperkaya pengalaman hidup. Pendidikan selama Ramadhan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk kepribadian yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun