Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagian 2: Akreditasi B, Misi Mustahil yang Menjadi Nyata

15 Januari 2025   12:27 Diperbarui: 15 Januari 2025   12:27 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengubah status akreditasi sekolah dari C menjadi B mungkin terdengar seperti mimpi di siang bolong, terutama di sekolah darurat (dokpri)

Mengubah status akreditasi sekolah dari C menjadi B mungkin terdengar seperti mimpi di siang bolong, terutama di sekolah darurat. Tapi, seperti kata pepatah, "di balik kesulitan, selalu ada jalan."

Januari 2020 menjadi saksi perjuangan kepala sekolah SDN 21 Palu mempersiapkan segala dokumen yang diperlukan. Dan percayalah, itu bukan pekerjaan ringan.

Di awal, hanya satu guru yang mendukung gagasan kepala sekolah. Sisanya? Ragu, bahkan skeptis. "Bu, ini kan sekolah darurat. Siapa yang mau peduli?" komentar salah satu guru. Namun, semangat tidak pernah padam. Mulai dari hal kecil: membangun kepercayaan.

Pertama, kami memperkenalkan teknologi dalam pembelajaran. Meskipun sederhana, proyektor pinjaman dan laptop tua menjadi alat perang kami. Guru-guru belajar membuat presentasi, siswa belajar menggunakan perangkat dengan antusias. Lambat laun, skeptisisme berubah menjadi rasa penasaran.

Kami juga menghidupkan suasana kerja yang damai dan penuh kerjasama. Dalam rapat, saya selalu mengatakan, "Kita tidak hanya mengejar akreditasi, tapi juga masa depan anak-anak." Kata-kata itu menjadi mantra yang menggerakkan semua orang.

Saat penilaian tiba, persiapan yang kami lakukan benar-benar diuji. Tim asesor datang dengan tatapan penuh harapan (atau mungkin kasihan). Mereka terkejut melihat bagaimana sekolah darurat ini mampu menerapkan teknologi dan inovasi dalam pembelajaran. Salah satu asesor berkata,

"Tidak menyangka, Bu. Ini luar biasa." Komentar itu, meski singkat, menjadi penyemangat luar biasa bagi kami.

Namun, proses ini tidak sepenuhnya mulus. Ada saat-saat ketika dokumen hilang atau persiapan teknis tidak berjalan sesuai rencana. Di tengah semua itu, kekompakan tim menjadi kunci. Kami bekerja siang dan malam untuk memastikan setiap aspek sesuai standar akreditasi.

Akhirnya, kabar baik itu datang. Status akreditasi B pun diraih. Ini bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan simbol dari perjuangan dan kerja keras. Bagi kami, ini adalah bukti bahwa sekolah darurat pun bisa bersinar.

Lebih dari sekadar pencapaian formal, keberhasilan ini memberikan pelajaran berharga. Kami menyadari bahwa mimpi yang tampaknya mustahil bisa menjadi nyata dengan kerja keras, kerjasama, dan keyakinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun