Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pembatasan Ekspor AI oleh AS, Ancaman atau Peluang bagi Indonesia?

13 Januari 2025   13:03 Diperbarui: 13 Januari 2025   13:03 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ian Yosef M. Edward, Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, melihat peluang di balik pembatasan ini. Menurutnya, hubungan baik Indonesia dengan AS dapat dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan infrastruktur data center berbasis AI.

Kebijakan ini, jika dikelola dengan baik, justru bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk membangun kemandirian teknologi, memanfaatkan sumber daya manusia lokal, dan meningkatkan daya saing global.

Namun, di sisi lain, pemerintah harus waspada terhadap potensi dampak negatif. Tanpa mitigasi yang tepat, pembatasan ini dapat menghambat perkembangan industri teknologi informasi di Indonesia.

Hal ini terutama penting mengingat Indonesia merupakan bagian dari BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China), kelompok negara berkembang dengan potensi ekonomi besar. Sebagai anggota BRIC, Indonesia diharapkan mampu menunjukkan ketahanan ekonomi dan diplomasi yang matang di tengah tekanan global.

Peluang dan Tantangan di Era AI

Kehadiran teknologi AI di Indonesia sebenarnya telah memberikan dampak positif di berbagai sektor, mulai dari layanan kesehatan hingga sektor keuangan. Namun, ketergantungan pada teknologi impor, terutama dari AS, menjadi salah satu kelemahan utama.

Kebijakan pembatasan ekspor chip ini harus menjadi alarm bagi pemerintah dan pelaku industri untuk mulai membangun ekosistem teknologi yang mandiri.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mendorong riset dan pengembangan (R&D) di dalam negeri. Pemerintah perlu berinvestasi lebih besar dalam pendidikan teknologi dan inovasi, termasuk menjalin kerja sama dengan negara-negara lain yang tidak terdampak kebijakan pembatasan AS.

Selain itu, penguatan kerja sama regional dengan negara-negara ASEAN juga menjadi kunci untuk menciptakan jaringan teknologi yang lebih inklusif.

Namun, membangun ekosistem teknologi bukanlah tugas mudah. Infrastruktur teknologi di Indonesia masih menghadapi tantangan besar, mulai dari keterbatasan akses internet di daerah terpencil hingga kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni.

Di sinilah pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta untuk bersama-sama menghadapi tantangan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun