Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kontroversi Nicolas Maduro dan Seruan Intervensi Militer di Venezuela

12 Januari 2025   10:23 Diperbarui: 12 Januari 2025   10:23 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, Presiden Kolombia saat ini, Gustavo Petro, memilih jalur yang berbeda. Ia justru menyerukan perdamaian di perbatasan. Dalam unggahan di media sosialnya, Petro mengingatkan bahwa perbatasan bukanlah tempat untuk menyalakan api permusuhan.

"Perbatasan adalah jembatan yang menghubungkan keluarga, budaya, dan ekonomi, bukan tempat untuk memulai perang," tulisnya.

Petro bahkan mengutip kisah Alkitab tentang Kain dan Habel, menyindir seruan Uribe yang dianggapnya berpotensi menciptakan konflik baru di antara bangsa-bangsa. Namun, seperti halnya tokoh politik mana pun, pernyataan Petro tidak lepas dari kritik.

Jurnalis Vicky Dvila, yang belakangan menjadi sorotan karena kemungkinan mencalonkan diri pada pemilu 2026, menanggapi sikap Petro dengan tajam.

Menurut Dvila, pendekatan lunak Petro terhadap Maduro tidak bisa diterima. "Maduro telah menindas rakyatnya. Ini bukan soal perdamaian; ini soal memberikan keadilan kepada jutaan warga yang menderita di bawah rezimnya," tulisnya dalam unggahan di media sosial.

Ketegangan semakin meningkat setelah Amerika Serikat kembali memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Venezuela. Sanksi ini merupakan respons atas kegagalan Maduro memenuhi komitmen untuk memastikan demokrasi yang transparan, terutama dalam pemilu terakhir. Namun, langkah AS tersebut menuai kritik dari Petro. Ia menilai bahwa sanksi hanya akan menambah penderitaan rakyat Venezuela yang sudah cukup berat.

"Blokade ekonomi tidak akan menyelesaikan masalah. Sebaliknya, dialog politik adalah jalan terbaik untuk menciptakan perubahan," ujar Petro.

Pernyataan ini seolah menggarisbawahi bahwa solusi berbasis kemanusiaan harus menjadi prioritas, bukan sanksi atau intervensi militer yang berisiko memperburuk situasi.

Di sisi lain, Maduro tetap bersikukuh mempertahankan sikapnya yang keras terhadap tekanan internasional. "Kami adalah bangsa yang merdeka. Tidak ada yang bisa memaksakan kehendaknya pada kami," tegasnya.

Retorika seperti ini menunjukkan bahwa Maduro tidak akan mundur dari sikapnya, meskipun tekanan terus datang dari berbagai arah.

Krisis ini menggambarkan betapa kompleksnya dinamika hubungan internasional di kawasan Amerika Latin. Di satu sisi, ada seruan untuk intervensi yang dianggap sebagai upaya terakhir untuk mengakhiri penderitaan rakyat Venezuela. Di sisi lain, ada argumen bahwa pendekatan militer justru akan memperpanjang siklus kekerasan dan penderitaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun