"Pemerintah pusat telah menyiapkan tiga konsep untuk mendukung program ini, salah satunya adalah melibatkan pihak swasta. Program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan asupan gizi, tetapi juga sebagai langkah strategis meningkatkan kualitas pendidikan melalui dukungan kesehatan siswa," jelasnya.
Kegiatan uji coba ini menjadi peluang emas bagi Sulawesi Tengah untuk menimba pengalaman dari provinsi lain yang telah lebih dulu melaksanakan program MBG. Dari isu teknis seperti aroma makanan yang tidak sedap hingga kelayakan kandungan gizi, semua menjadi pelajaran penting untuk menyempurnakan pelaksanaan di masa mendatang.
Seperti yang pernah diungkapkan oleh Dr. Tan, seorang pakar gizi, keberhasilan program seperti MBG sangat bergantung pada penerapan metode Hazard Analysis Critical and Control Point (HACCP). Dr. Tan menekankan pentingnya pengawasan ketat di setiap tahap, mulai dari pemilihan bahan baku segar, proses masak yang higienis, hingga distribusi makanan yang tepat waktu.
"Yang paling penting adalah menjaga makanan tetap aman dikonsumsi. Jangan sampai makanan dibiarkan di suhu ruang lebih dari dua jam, karena risiko kontaminasi bakteri sangat tinggi," tutur Dr. Tan dalam sebuah wawancara.
Ia juga menekankan bahwa program makanan bergizi seperti MBG bukan hanya soal memberikan makan kepada anak-anak, tetapi juga soal membangun kepercayaan. "Ketika anak-anak percaya bahwa makanan yang diberikan aman dan bergizi, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar," tambahnya.
Di SDN 2 Banawa, laga uji coba ini tampaknya telah mencuri perhatian banyak pihak. Para siswa, seperti Gibran, merasa puas dengan menu yang disajikan. Guru-guru di sekolah pun mengapresiasi langkah pemerintah untuk mulai melibatkan Sulawesi Tengah dalam program ini.
Namun, seperti dalam pertandingan sepak bola, laga uji coba ini tentu tidak luput dari evaluasi. Beberapa orang tua berharap pemerintah dan penyedia makanan lebih memperhatikan kualitas makanan, mulai dari rasa hingga presentasi.
Sebab, meski niat baik sudah ada, keberhasilan program hanya akan terwujud jika pelaksanaan teknisnya benar-benar matang.
Ketika ditanya pendapatnya tentang program ini, Gibran hanya tersenyum sambil menghabiskan suapan terakhir di piringnya. "Kalau begini terus, saya senang," katanya singkat, namun penuh makna.
Program MBG di Sulawesi Tengah kini menjadi semacam harapan baru. Meski masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi, laga uji coba ini sudah memberikan secercah optimisme. Dengan kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, program ini diharapkan mampu mencetak "gol" besar dalam meningkatkan kualitas hidup generasi muda di seluruh Indonesia.
Dan seperti halnya pertandingan yang membutuhkan strategi dan disiplin, pelaksanaan program MBG pun menuntut hal serupa. Karena pada akhirnya, setiap piring makanan bergizi yang tersaji di hadapan anak-anak adalah simbol dari masa depan yang sehat dan cerah.