Namun, OCCRP menegaskan bahwa daftar ini dibuat untuk mendorong diskusi publik dan meningkatkan kesadaran terhadap dampak destruktif korupsi terhadap masyarakat.
 Amnesti Khusus untuk Teodoro Obiang
Selain menetapkan Assad sebagai "pemenang," OCCRP juga memberikan penghargaan khusus kepada Presiden Guinea Khatulistiwa, Teodoro Obiang Nguema Mbasogo.Â
Ia dianugerahi "Penghargaan Non-Prestasi Seumur Hidup" karena kepemimpinannya yang penuh dengan korupsi, penindasan, dan penghilangan paksa terhadap pihak-pihak yang berbeda pendapat.
Model kepemimpinan seperti Assad dan Obiang dinilai OCCRP sebagai contoh rezim diktator yang korup, di mana kekuasaan digunakan untuk memperkaya diri sendiri dan kelompok tertentu, sementara rakyat hidup dalam penderitaan.
Masuknya Jokowi dalam daftar pemimpin paling korup versi OCCRP menjadi tantangan bagi kredibilitas mantan Presiden tersebut. Sementara itu, desakan agar KPK dan aparat penegak hukum lain menyelidiki laporan ini menunjukkan bahwa masyarakat berharap transparansi dan akuntabilitas terus ditegakkan.
Sebagai salah satu pemimpin yang pernah menjadi simbol perubahan di Indonesia, tuduhan ini tentu menjadi ujian besar bagi reputasi Jokowi.Â
Pertanyaan besar pun muncul: apakah laporan ini akan menjadi awal penyelidikan besar-besaran, atau hanya sekadar isu yang hilang seiring waktu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H