Dua warga Bojonegoro harus kehilangan nyawa setelah menyantap belalang hutan yang dikenal dengan julukan "belalang setan." Kasus ini bukan yang pertama. Sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi di Yogyakarta pada 2022.Â
Belalang ini, yang sekilas terlihat mencolok dan tidak berbahaya, ternyata menyimpan ancaman serius bagi siapa pun yang mencoba mengonsumsinya.
Kenali Belalang Setan
Belalang setan atau Aularches miliaris adalah serangga yang tergolong dalam keluarga Pyrgomorphidae. Warna tubuhnya mencolok dan berbeda dari belalang biasa. Bagian kepala dan dadanya berwarna gelap kebiruan dengan corak kuning, sementara perutnya dihiasi garis-garis merah mencolok. Sayapnya berwarna hijau dengan bercak kuning yang mencuri perhatian.
Namun, yang membuatnya berbahaya adalah cairan beracun yang diproduksi dari bagian dadanya. Cairan ini digunakan sebagai mekanisme pertahanan diri dan mengandung senyawa kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit manusia.
Habitat dan Kebiasaan Belalang Setan
Belalang setan biasanya hidup di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mereka dapat ditemukan di hutan, perkebunan, hingga lahan pertanian.Â
Berbeda dengan belalang biasa, belalang setan aktif di malam hari. Sayangnya, di sektor pertanian, serangga ini juga dianggap sebagai hama karena kemampuannya merusak tanaman.
Apakah Aman untuk Dikonsumsi?
Menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor Kep-13/MUI/IV/Tahun 2000, belalang umumnya halal dikonsumsi selama tidak memberikan dampak buruk. Namun, tidak semua belalang aman, terutama belalang setan yang memiliki racun mematikan.
Meski belum ada bukti ilmiah bahwa racun belalang setan dapat langsung menyebabkan kematian pada manusia, kasus keracunan seperti di Bojonegoro menjadi peringatan nyata.Â
Racun tersebut memiliki efek samping yang beragam, dan dalam beberapa kasus, bisa berujung fatal.
Pelajaran Penting dari Tragedi Ini
Tragedi ini mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan, terutama serangga yang belum terjamin keamanannya. Meski belalang kerap dianggap sebagai sumber protein alternatif, jenisnya harus benar-benar diperhatikan agar tidak berujung pada bahaya.
Masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran tentang potensi risiko dari konsumsi serangga liar. Jangan sampai makanan yang dianggap bernutrisi malah berubah menjadi ancaman yang mematikan.
Kejadian ini sekaligus menjadi alarm bagi banyak pihak untuk memahami lebih jauh dampak racun pada hewan liar. Semoga tragedi serupa tidak lagi terulang. Tetap bijak dalam memilih konsumsi makanan! Demikian dikutip dari Antara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H