Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menulis, traveling, fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dalam Kesederhaan Betlehem, Kisah Natal dari Lereng Rondingo

24 Desember 2024   19:07 Diperbarui: 24 Desember 2024   19:07 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi Natal di daerah terpencil

Dekrius menjelaskan, "Tema ini mengingatkan kita pada makna Natal yang sesungguhnya, yakni kesederhanaan Betlehem. Betlehem dalam bahasa Ibrani berarti 'rumah roti,' menggambarkan Yesus sebagai roti hidup bagi umat manusia."

Menyambut Natal dengan Kasih

Di Desa Rondingo, persiapan Natal dimulai jauh hari sebelum tanggal 25 Desember. Jemaat bergotong royong membersihkan gereja, menghias altar dengan daun dan bunga-bunga liar dari hutan sekitar, serta melatih paduan suara anak-anak. Semua dilakukan dengan semangat kebersamaan yang tulus.

"Rayakanlah dengan cara sederhana, seperti cara Kristus datang ke dunia ini," ujar Dekrius. Pesannya begitu mendalam, seolah mengingatkan bahwa dalam setiap kesederhanaan, ada kemurnian kasih yang sejati.

Pada malam Natal, suasana khidmat menyelimuti Desa Rondingo. Nyanyian pujian bergema di tengah dinginnya udara pegunungan, membawa kehangatan yang meresap hingga ke relung hati setiap jemaat.

Anak-anak dengan wajah ceria mengikuti drama Natal, menggambarkan kelahiran Yesus di kandang domba. Sementara itu, orang tua duduk dengan tenang, merenungkan makna kasih Kristus dalam hidup mereka.

Harapan di Tengah Kesederhanaan

Meskipun jauh dari hiruk-pikuk kota, Natal di Desa Rondingo membawa harapan baru bagi setiap warganya. Dekrius percaya bahwa kesederhanaan bukanlah keterbatasan, melainkan cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Juru Selamat.

"Betlehem mengajarkan kita bahwa kasih Kristus tidak membutuhkan kemewahan. Yang diperlukan adalah hati yang tulus menyambut-Nya," tuturnya.

Desa Rondingo mungkin tak memiliki gemerlap lampu Natal atau pohon Natal megah, tetapi di sinilah kasih Kristus terasa begitu nyata.

Dalam kesederhanaan, jemaat menemukan kebahagiaan sejati --- kebahagiaan yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang menyambut Natal dengan hati penuh kasih, seperti kasih Kristus yang datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun