Mohon tunggu...
ikhsan id
ikhsan id Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta

Hobi bermain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Dalam Perspektif Masyarakat Melayu

14 Juli 2024   21:39 Diperbarui: 15 Juli 2024   05:55 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PEMIMPIN DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT MELAYU

I.  Konsep Kepemimpinan Dalam Masyarakat Melayu

Konsep kepemimpinan dalam masyarakat Melayu sebenarnya memiliki dasar yang kuat dan kokoh. Ia dibangun tidak saja oleh nilai-nilai transcendental, namun telah dipraktekkan sejak beradbad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, para sahabat dan Al Khulafa' Ar-Rasyidin. Pijakan kuat yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-sunnah serta dengan bukti empiriknya telah menempatkan konsep kepemimpinan Islam sebagai salah satu model kepemimpinan masyarakat Melayu.

Namun dalam perkembangannya, aplikasi kepemimpinan Melayu saat ini terlihat semakin jauh dari harapan Masyarakat. Para tokohnya terlihat hari ini sangat berbeda dengan kepemimpinan yang digambarkan oleh toko Melayu yaitu Sang Sapurba yang hidup pada zaman abad ke-13 yang merupakan pewaris akhir kerajaan.

Sriwijaya mudah kehilangan kendali atas terjadinya siklus konfik yang terus terjadi. Harapan masyarakat akan munculnya seorang tokoh muslim yang mampu dan bisa diterima oleh semua lapisan dalam mewujudkan negara yang terhormat, kat dan sejahtera nampaknya masih harus melalui jalan yang panjang.

Secara etimologi kepemimpinan berarti umara, imamah, imarah, yang mempunyai makna daya memimpin atau kualitas seorang pemimpin atau tindakan dalam memimpin. Sedangkan secara terminologinya adalah suatu kemampuan untuk mengajak orang lain agar mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah upaya untuk mentransformasikan semua potensi yang terpendam menjadi kenyataan. Tugas dan tanggungjawab seorang pemimpin adalah menggerakkan dan mengarahkan, menuntun, memberi motivasi serta mendorong orang yang dipimpin untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan. Sedangkan tugas dan tanggungjawab yang dipimpin adalah mengambil peran aktif dalam mensukseskan pekerjaan yang dibelakangnya. Tanpa adanya kesatuan komando yang didasarkan atas satu perencanaan dan kebijakan yang jelas, maka rasanya sulit diharapkan akan tercapai dengan baik. Bahkan sebaliknya, yang terjadi adalah kekacauan dalam pekerjaan. Inilah arti penting komitmen dan kesadaran Bersama untuk mentaati pemimpin dan peraturan yang telah ditetapkan.

Pemimpin adalah orang yang diberi kuasa untuk memimpin dalam rangka mewujudkan kemajuan negeri dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan dimaksud, pemimpin wajib hukumnya mendahulukan kepentingan masyarakat banyak daripada kepentingan pribadi dan kelompok. Selain itu, pemimpin mesti mempunyai kemampuan dalam menjalankan tugas dan perannya, cerdas dan berpengetahuan luas, dan berakhlak mulia.

Orang Melayu telah memberikan tempat yang khusus kepada pemimpin sebab pemimpin telah diberikan kuasa dan amanah untuk mengatur masyarakat. Dalam tunjuk ajar Melayu dikatakkan: "Yang dinamakan pemimpin, Didahulukan selangkah dan Ditinggikan seranting". Ungkapan "didahulukan selangkah" bermakna bahawa pemimpin diberikan tempat yang istimewa sehingga ia lebih didahulukan daripada rakyat. Ungkapan "ditinggikan seranting" juga memberikan penegasan terhadap perlunya memberikan tempat yang khusus kepada pemimpin.

Pemberian tempat yang khusus kepada pemimpin menandakan bahawa orang Melayu sangat menghormati pemimpinnya sebab tugas yang diberikan kepada pemimpin sangat berat dan sangat mulia dalam memimpin rakyat.

Dalam ungkapan lain dinyatakan pula bahwa pemimpin itu "dituakan oleh orang banyak, dikemukakan oleh orang ramai". Ungkapan ini bermakna bahwa pemimpin itu disegani sebagai orang yang mempunyai kemampuan khusus dalam menyelesaikan permasalahan. Pemimpin itu tidak mesti harus orang tua tetapi "dituakan". Kata "dituakan" menandakan bahawa pemimpin mesti menjadi contoh bagi masyarakat.

Dengan kata lain, prilaku dan perkataan pemimpin mesti selalu terjaga kerana ia akan dijadikan model oleh masyarakat. Diberikannya kedudukan yang khusus kepada pemimpin oleh rakyat menunjukkan bahwa rakyat sangat menghargai para pemimpin. Namun demikian, dibalik penghargaan itu, rakyat sebenarnya menginginkan pemimpin itu dapat berbuat baik dan amanah sehingga rakyat boleh meniru pemimpin itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun