Mohon tunggu...
Ikhsan AN
Ikhsan AN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo, Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat kepada kita semua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Identifikasi Sifat Jujur dalam Kegiatan Belajar Mengajar (Kelas VII A Di MTs Fatahillah Semarang)

21 Juni 2022   15:23 Diperbarui: 21 Juni 2022   15:38 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jujur merupakan salah satu nilai karakter yang ada pada setiap individu, kita bisa menilai kualitas diri seseorang melalui sifat jujurnya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata "jujur" memiliki arti lurus hati; tidak berbohong (misalnya dalam berkata apa adanya). 

Ruang lingkup kata "jujur" sendiri bukan hanya dalam perkataan saja namun juga dalam hal perbuatan, seperti dalam permainan tidak mengikuti aturan yang berlaku, melanggar amanah yang telah diberikan, mengingkari janji dan lain lain.

Kejujuran menjadi kunci dalam mencapai keberhasilan selain dari kerja keras, usaha dan doa. Kejujuran menjadi bagian sifat yang tidak boleh dipisahkan dalam pribadi seseorang ketika melaksanakan semua aktifitas keseharian, karena sifat jujur pada dasarnya menjadi sumber segala kebaikan. Wajib bagi seseorang menerapkan sifat jujur di segala hal dalam bentuk lisan maupun perbuatan. 

Sifat ini juga menjadi dasar kepercayaan orang lain kepada kita dan menjadi nilai lebih bagi seseorang. Kejujuran dapat membuat orang lain merasa senang, walaupun kadang ada juga yang merasa tersakiti, namun sebagian besar orang ketika mendengar kejadian yang aslinya atau bersikap jujur maka mereka akan merasa tenang dan senang.

Saat ini sifat jujur merupakan sifat yang mulai jarang ditemukan di Indonesia. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya stasiun televisi yang  memberitakan  berbagai kasus korupsi. 

Sebagai contoh kasus korupsi yang dilakukan oleh PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri), kasus tersebut menjadi kasus korupsi terbesar di Indonesia. 

Mengutip dari rri.co.id, jumlah kerugian kasus dugaan pengelolaan dana investasi periode 2012 sampai 2019 PT Asabri mencapai Rp 23,74 Triliun. 

Data ini berdasarkan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Sebenarnya diperkembangan zaman sekarang untuk menerapkan sifat jujur bukanlah hal yang susah, tetapi banyak orang yang lupa dengan sifat yang satu ini.

Dalam berbagai bidang, penerapan sifat jujur merupakan hal yang di utamakan guna untuk membentuk karakter generasi bangsa indonesia menjadi yang lebih baik, salah satu bidang yang wajib menekankan sifat jujur adalah bidang pendidikan. 

Salah satu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan merupakan lembaga persekolahan yang dimana terjadinya proses belajar mengajar oleh pendidik dan peserta didik. 

Sekolah merupakan salah satu tempat pembentukan karakter jujur pada setiap individu melalui didikan dan pengajaran dari seorang guru. Sebagai seorang pendidik menerapkan sifat jujur merupakan suatu keharusan agar menjadi contoh oleh peserta didik. 

Oleh karena semua peserta didik juga harus menerapkan sifat jujur dalam kegiatan pembelajaran baik ketika diberikan tugas ataupun ketika mengerjakan ujian.

Dalam artikel ini penulis membahas mengenai identifikasi sifat jujur dalam kegiatan pembelajaran di salah satu lembaga pendidikan Kota Semaarang yaitu di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Fatahillah. Lokasi Mts Fatahillah ini adalah di desa Bringin, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. 

Penting bagi sekolah untuk mengetahui tingkatan kejujuran siswa, karena dengan mengetahuinya sekolah dapat merencanakan tindak lanjut yang akan dilakukan demi mewujudkan karakter kejujuran pada diri siswa. 

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dengan menyebarkan angket yang berisikan 5 pertanyaan singkat. Setiap jawaban pertanyaan memiliki nilai masing masing dari angka 1 sampai 4. 

Dengan ketentuan sebagai berikut: 4(sering melakukan sifat jujur), 3 (kadang melakukan sifat jujur), 2(jarang melakukan sifat jujur) dan 1(tidak pernah melakukan sifat jujur). 

Fokus yang dikaji dalam penelitian ini yaitu bentuk realisasi sifat jujur dalam kegiatan pembelajaran baik dalam menyelesaikan tugas ataupun pelaksanaan ujian. 

Berikut data hasil dari observasi di MTS Fatahillah.

Responden

Pertanyaan

Rata rata nilai 

Kesimpulan 

1

2

3

4

1. 

4

4

3

4

3,75

Sering

2. 

4

3

4

3

3,5

Sering

3.

4

3

4

3

3,5

Sering

4. 

3

2

3

4

3

Kadang

5.  

3

3

4

2,5

Kadang

6. 

4

3

4

3

3,5

Sering

7.

4

3

3

3

3,25

Sering

8. 

4

4

2

3

3,25

Sering

9.

3

3

2

4

3

Kadang

10.  

3

3

2

2

2,5

Kadang

11. 

4

4

3

4

3,75

Sering

12. 

3

4

3

3

3,25

Sering

13. 

4

3

3

3

3,25

Sering

14.

3

2

3

3

2,75

Kadang

15.  

4

4

4

4

4

Sering

16.  

3

4

4

4

3,75

Sering

17.  

4

4

3

3

3,5

Sering

18 

4

4

4

4

4

Sering

19. 

3

4

3

4

3,5

Sering

20.  

2

3

3

2

2,5

Kadang

Keterangan :   

Nilai 4 (sering melakukan sifat jujur) interval dari 3,1- 4,0

Nilai 3 (Kadang melakukan sifat jujur) interval dari 2,1- 3,0

Nilai 2 (jarang melakukan sifat jujur) interval dari 1,1 -- 2,0

Nilai 1 (tidak pernah melakukan sifat jujur) interval dari 0 -- 1,0

Berdasarkan data diatas, bisa dilihat dari 20 responden rata rata menerapkan sifat jujur ketika kegiatan belajar mengajar di sekolah baik itu dari tugas harian ataupun ketika pelaksanaan ujian. 

Terdapat 14 siswa yang sering dan 6 sisanya kadang menerapkan sifat jujur, namun tidak ada siswa yang jarang ataupun tidak pernah melakukan sifat jujur di kegiatan belajar mengajar. 

Penerapan sifat jujur di MTS Fatahillah terkusus kelas VII A ini masih tinggi. Hal ini menandakan bahwa kejujuran hampir 100 % tertanam dalam diri semua siswa, sesuai dengan prinsip dari sifat jujur adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang. 

Mengedepankan sifat jujur menjadi hal yang penting dalam dunia pendidikan untuk mewujudkan karaker seseorang. Penanaman sifat jujur pada diri siswa harus dirasakan menjadi tanggung jawab bersama, karena pendidikan akan menjadi nilai nilai kejujuran, pendidikan karakter di sekolah menjadi tanggung jawab di seluruh mata pelajaran. Setiap pendidik memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pendidikan nilai dari sifat jujur ini kepada peserta didik.

Siswa mencerminkan sifat jujur di sekolah merupakan permulaan yang bagus untuk membentuk karakter jujur pada diri setiap siswa. Dengan tertanamnya sifat jujur, banyak manfaat yang diperoleh, diantaranya yaitu dipercayai banyak orang, bisa meraih kesuksesan dan terhindar dari fitnah. 

Ketika ada siswa yang berbicara jujur dan tidak pernah berbohong, siswa tersebut mendapat kepercayaan dari teman bahkan gurunya, sifat ini juga menjadi nilai plus bagi setiap individu di kehidupan nantinya. 

Oleh karena itu, persoalan mengenai kejujuran penting bagi setiap siswa guna membangun karakter jujur. Bukan hanya itu, jika generasi sekarang dari kecil sudah memegang erat sifat jujur maka negara di masa depan terbebas dari segala hal yang berkaitan dengan ketidakjujuran, seperti perbuatan korupsi yang sangat merugikan negara.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun