Jam 10 malam baru selesai mengemas kebutuhan untuk besok pagi. Ya, jam 6 pagi Aku harus berada di  alun-alun Pemda untuk mengikuti bimbingan Bela Negara, kebetulan Aku yang ditugaskan oleh pimpinan mewakili instansiku.
Selepas menunaikan sholat Isya sekitar 10:30 wib, Aku bersiap untuk beranjak ke tempat tidurku.
Orang semacam Aku ini memang seringkali mengutamakan urusan lain dahulu ketimbang setor wajah pada Sang Khaliq. Sholat selalu saja belakangan. Gak jarang bahkan sampai waktunya mepet banget. Â Payah memang Aku ini, Â gak tau kalian gimana?
Sekitar pukul 02:40 Handphoneku berbunyi, Â Aku kira alarm yang ku setting jam 04:00, ternyata sebuah panggilan masuk dan terdengar di ujung telepon sana seseorang berbicara:
"Assalamu'alaikum, Â maaf malam-malam gini ganggu, Pak. Saya mau minta tolong, ayah saya nge-drop, ini di Puskesmas dan harus dirujuk ke Rumah Sakit, Â Ambulans Puskesmas sopirnya gak bisa dihubungi. Â Saya mau minta tolong pakai ambulans desa!"
"Waalaikum salaam, Â oh iya boleh, kuncinya ini ada di saya, ambil saja ke rumah!" Jawabku.
"Tapi, pak.... gak ada supirnya, Â minta tolong sekalian Bapak sopirin ambulans nya bisa?" Jawab warga di ujung sana.
Setelah kalkulasi cepat waktu, akhirnya aku mengiyakan permintaan warga tadi.
Segera aku kenakan jaketku dan sekilat mencuci muka lalu langsung menuju balai desa untuk mengambil ambulnas desa.
Singkat cerita, sepagi itu ruang resepsionis rumah sakit sangat sepi, hanya ada dua orang suster jaga disana. Â Biasa, Â berbagai syarat administrasi ditanyakan. Â KTP, Kartu keluarga dan kartu jaminan kesehatan.
Sayang sekali, Â si pasien tidak memiliki kartu jaminan kesehatan. Sehingga ada beberapa prosedur yang harus ditempuh terlebih dahulu agar mendapatkan pelayanan kesehatan.