Relevansi Pancasila dalam pendidikan juga terlihat pada pengembangan kemampuan bernalar kritis dan kreatif. Nilai Pancasila seperti kebebasan yang bertanggung jawab dan keadilan sosial mendorong peserta didik untuk berpikir logis, tetapi tetap berempati terhadap orang lain. Pendidikan abad ke-21 yang menekankan pada soft skills sangat cocok dengan filosofi Pancasila.
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga orang tua dan masyarakat. Kolaborasi antara semua pihak diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Hal ini penting untuk memastikan konsistensi antara apa yang diajarkan di sekolah dan apa yang diterapkan di rumah maupun masyarakat.
Dalam konteks pendidikan abad ke-21, Pancasila bukan hanya menjadi landasan moral, tetapi juga alat untuk menciptakan solusi atas tantangan global. Generasi muda yang memiliki karakter Pelajar Pancasila akan mampu bersaing di tingkat internasional tanpa kehilangan akar budaya mereka. Hal ini menjadikan Pancasila sebagai entitas yang tidak hanya relevan bagi Indonesia, tetapi juga dunia.
Akhirnya, mewujudkan pendidikan yang berpihak pada peserta didik berarti mengedepankan pembelajaran yang berbasis nilai-nilai luhur bangsa. Pancasila sebagai fondasi pendidikan memberikan arah yang jelas untuk menciptakan generasi unggul yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter. Dengan demikian, pendidikan Indonesia tidak hanya melahirkan individu yang sukses, tetapi juga manusia yang bermartabat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI