Pancasila adalah dasar negara sekaligus identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai universal. Sebagai sebuah entitas, Pancasila mencerminkan kepribadian bangsa yang menjunjung tinggi kebersamaan, keberagaman, dan keadilan. Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya menjadi pedoman hidup bersama yang tidak hanya relevan di masa lalu, tetapi juga pada era modern saat ini.
Pancasila sebagai identitas bangsa berfungsi sebagai perekat kebhinekaan. Di tengah keberagaman suku, agama, ras, dan budaya, Pancasila hadir untuk memastikan harmoni dan persatuan. Dalam pendidikan, nilai-nilai Pancasila menjadi alat pembentuk karakter generasi muda yang mampu hidup berdampingan secara damai di tengah perbedaan.
Profil Pelajar Pancasila merupakan konsep yang dirancang untuk mewujudkan generasi penerus yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pelajar Pancasila diharapkan memiliki enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; bergotong royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif. Profil ini adalah refleksi dari karakter ideal bangsa Indonesia di masa depan.
Sebagai fondasi pendidikan Indonesia, Pancasila harus diterapkan dalam berbagai aspek pembelajaran. Pendidikan yang berpijak pada Pancasila tidak hanya menekankan pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter. Nilai-nilai Pancasila seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan gotong royong harus menjadi landasan dalam kurikulum dan metode pengajaran.
Relevansi Pancasila dalam pendidikan abad ke-21 sangatlah penting. Di era yang penuh dengan tantangan global seperti perubahan teknologi, polarisasi sosial, dan ancaman terhadap keberagaman, Pancasila menjadi benteng yang menjaga identitas bangsa. Pendidikan berbasis Pancasila memberikan peserta didik kemampuan untuk tetap relevan dalam persaingan global tanpa kehilangan akar budayanya.
Pendidikan abad ke-21 juga menuntut pendekatan yang berpihak pada peserta didik. Artinya, pembelajaran harus dirancang sesuai dengan kebutuhan dan potensi setiap individu. Dalam konteks ini, Pancasila memberikan arahan moral dan etika yang memastikan pendidikan tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada proses yang manusiawi dan inklusif.
Profil Pelajar Pancasila menjadi kunci dalam membangun generasi yang adaptif terhadap perubahan global tanpa kehilangan jati diri. Dengan nilai "berkebinekaan global," pelajar diharapkan mampu menghormati perbedaan dan menjadi warga dunia yang menghargai keberagaman. Sementara itu, nilai "mandiri" dan "kreatif" mendorong pelajar untuk menjadi inovator yang mampu memecahkan masalah secara konstruktif.
Untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, pendidikan harus dirancang sebagai proses yang menyenangkan, relevan, dan bermakna. Guru harus menjadi fasilitator yang mengarahkan peserta didik untuk memahami nilai-nilai Pancasila secara kontekstual. Ini berarti pembelajaran harus menghubungkan nilai Pancasila dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Pancasila sebagai identitas bangsa juga harus tercermin dalam lingkungan sekolah. Sekolah harus menjadi miniatur kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai seperti gotong royong, keadilan, dan keberagaman. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya belajar melalui teori, tetapi juga melalui pengalaman langsung.
Kurikulum Merdeka yang saat ini diterapkan di Indonesia adalah langkah nyata menuju implementasi nilai-nilai Pancasila. Dalam kurikulum ini, peserta didik diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi potensi mereka sambil tetap menjunjung tinggi karakter Pancasila. Pendidikan berbasis proyek atau project-based learning menjadi salah satu cara efektif untuk menanamkan nilai-nilai tersebut.