Mohon tunggu...
Khairul Ikhsan
Khairul Ikhsan Mohon Tunggu... Guru - Selamat datang di media masa seputar perkembangan pendidikan

Disini kita akan membahas terkait dengan perkembangan pendidikan masa kini

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rahasia yang Tidak Disadari: Mengapa Lelah Mental Lebih Berbahaya daripada Lelah Fisik

19 Januari 2025   05:26 Diperbarui: 19 Januari 2025   05:26 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang yang sedang mengalami lelah mental (Sumber: PeopleImages via istockphoto)

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, banyak orang mengeluhkan rasa lelah yang tak kunjung hilang. Namun, sering kali fokus kita tertuju pada kelelahan fisik, sementara lelah mental dianggap remeh atau bahkan diabaikan. Padahal, kelelahan mental memiliki dampak yang sama, bahkan lebih besar, dibandingkan kelelahan fisik.

Saat tubuh lelah, kita cenderung segera mencari cara untuk beristirahat, seperti tidur atau bersantai. Namun, apa yang terjadi ketika pikiran kita yang lelah? Tidak sedikit yang memilih untuk mengabaikannya, berpikir bahwa rasa penat tersebut akan hilang dengan sendirinya. Sayangnya, kelelahan mental tidak sesederhana itu. Ia bisa mengakar dalam, memengaruhi kesehatan fisik, hubungan, hingga produktivitas.

Lelah mental muncul dari beban pikiran yang berlebihan, stres berkepanjangan, dan kurangnya keseimbangan hidup. Rasanya seperti terus berlari tanpa arah, meskipun tubuh diam di tempat. Pikiran menjadi kabur, emosi mudah tersulut, dan fokus pun berantakan. Jika dibiarkan, lelah mental bisa berubah menjadi masalah serius seperti kecemasan, depresi, atau bahkan burnout.

Berbeda dengan lelah fisik yang sering kali terasa langsung, lelah mental bisa datang secara perlahan tanpa disadari. Awalnya mungkin hanya merasa malas atau sulit berkonsentrasi, tetapi seiring waktu, gejala ini dapat berubah menjadi rasa hampa atau putus asa. Yang membuatnya lebih rumit adalah, banyak orang merasa malu mengakui bahwa mereka sedang lelah secara mental.

Sayangnya, budaya kerja yang memuja produktivitas sering kali memperburuk situasi. Kita diajarkan bahwa istirahat adalah bentuk kemalasan, sehingga banyak yang terus memaksakan diri meskipun pikiran mereka sudah di ambang batas. Akibatnya, kelelahan mental menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja.

Kelelahan mental juga memengaruhi tubuh secara langsung. Ketika pikiran stres, tubuh merespons dengan mengeluarkan hormon kortisol yang berlebihan. Ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan tidur, tekanan darah tinggi, dan bahkan menurunkan sistem kekebalan tubuh. Tubuh dan pikiran memang saling terhubung, dan ketika salah satu terganggu, yang lain pun ikut terkena dampaknya.

Ironisnya, meskipun dampaknya begitu besar, lelah mental sering kali dianggap tidak nyata. Banyak yang menganggapnya sebagai "sekadar mood buruk" atau "hanya butuh istirahat sebentar." Padahal, memulihkan pikiran yang lelah membutuhkan perhatian yang sama seriusnya dengan merawat tubuh yang kelelahan.

Salah satu cara untuk mengenali kelelahan mental adalah dengan mendengarkan tubuh dan pikiran. Apakah Anda merasa kesulitan untuk menikmati hal-hal yang biasanya Anda sukai? Apakah Anda sering merasa cemas tanpa alasan yang jelas? Jika ya, itu adalah tanda bahwa pikiran Anda sedang meminta bantuan.

Mengatasi lelah mental membutuhkan kombinasi istirahat, introspeksi, dan perubahan gaya hidup. Ini bisa dimulai dengan mengambil waktu untuk diri sendiri, menjauh dari tuntutan sehari-hari, dan memprioritaskan kesehatan mental. Jangan ragu untuk berbicara dengan orang terdekat atau mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Kedua hal ini tidak bisa dipisahkan, karena mereka saling memengaruhi. Sebuah tubuh yang sehat tidak akan terasa optimal jika pikiran terus-menerus didera rasa lelah. Begitu pula sebaliknya, pikiran yang tenang akan sulit dicapai jika tubuh terus menerus dipaksa bekerja tanpa henti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun