Di tingkat masyarakat, pendidikan dapat menciptakan solidaritas dalam melawan KDRT. Program pelatihan untuk tokoh masyarakat, pemuka agama, dan pemimpin lokal dapat membantu menciptakan jaringan dukungan yang kuat bagi korban dan mendorong perubahan sosial yang lebih luas.
Pendidikan formal maupun non-formal juga dapat memberikan pelatihan keterampilan hidup. Keterampilan ini mencakup cara mengelola keuangan rumah tangga, menjaga keseimbangan emosi, hingga membangun hubungan yang harmonis. Semua ini berkontribusi pada pencegahan KDRT secara holistik.
Media pendidikan seperti film, buku, dan kampanye digital juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan tentang pencegahan KDRT. Dengan pendekatan yang kreatif dan mudah diakses, pesan ini dapat mencapai audiens yang lebih luas dan membangun kesadaran kolektif.
Pentingnya pendidikan juga terlihat dalam peran pendidik itu sendiri. Guru dan mentor sering menjadi panutan bagi siswa, sehingga mereka memiliki tanggung jawab untuk memberikan contoh yang baik dan menyampaikan pesan tentang pentingnya hubungan tanpa kekerasan.
Kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan organisasi non-pemerintah sangat diperlukan untuk memperkuat peran pendidikan dalam mencegah KDRT. Dengan program yang terintegrasi, masyarakat dapat dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk menciptakan keluarga yang harmonis.
Pada akhirnya, pendidikan adalah fondasi untuk menciptakan masyarakat yang bebas dari kekerasan dalam rumah tangga. Dengan mengutamakan pendidikan, kita tidak hanya mengubah individu, tetapi juga membangun generasi yang lebih kuat, penuh empati, dan menghormati hak asasi setiap orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H