Mohon tunggu...
Khairul Ikhsan
Khairul Ikhsan Mohon Tunggu... Guru - Selamat datang di media masa seputar perkembangan pendidikan

Disini kita akan membahas terkait dengan perkembangan pendidikan masa kini

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengungkap Kekuatan Pendidikan untuk Mencegah Kekerasan Dalam Rumah Tangga

17 Januari 2025   21:12 Diperbarui: 17 Januari 2025   21:12 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah isu global yang memengaruhi banyak individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status sosial. Namun, di balik tantangan ini, pendidikan memainkan peran krusial dalam mencegah dan mengurangi kasus KDRT. Pendidikan yang tepat tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk pola pikir yang lebih sehat dan empati dalam hubungan keluarga.

Pendidikan adalah kunci utama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang apa itu KDRT. Banyak korban dan pelaku KDRT tidak menyadari bahwa tindakan mereka termasuk dalam kategori kekerasan. Dengan pendidikan yang mencakup pemahaman tentang hak asasi manusia dan kesetaraan gender, masyarakat bisa lebih peka terhadap tanda-tanda kekerasan dan berani mengambil tindakan.

Melalui pendidikan, nilai-nilai seperti penghormatan, komunikasi yang sehat, dan pengendalian emosi dapat diajarkan sejak dini. Kurikulum yang menyertakan pendidikan karakter mampu membangun generasi yang lebih peduli dan menghormati orang lain. Ketika individu memahami pentingnya komunikasi yang baik dalam hubungan, risiko konflik yang berujung pada kekerasan bisa diminimalkan.

Pendidikan juga memberikan alat untuk mengatasi tekanan dan stres yang sering menjadi pemicu KDRT. Pelatihan dalam manajemen emosi dan resolusi konflik membantu individu menghadapi situasi sulit tanpa menggunakan kekerasan. Kemampuan ini sangat penting, terutama dalam rumah tangga yang sering diwarnai oleh tantangan ekonomi dan emosional.

Selain itu, pendidikan memberikan kesempatan kepada perempuan untuk memberdayakan diri. Dalam banyak kasus, korban KDRT adalah perempuan yang tidak memiliki akses terhadap pendidikan tinggi atau pekerjaan yang layak. Dengan pendidikan, mereka dapat membangun kemandirian finansial, yang menjadi faktor penting dalam mengurangi ketergantungan pada pasangan yang kasar.

Pendidikan juga memperkuat kesadaran tentang pentingnya melaporkan kekerasan. Banyak korban yang enggan melapor karena rasa takut atau malu. Kampanye pendidikan yang melibatkan komunitas dan sekolah dapat memberikan informasi tentang langkah-langkah hukum serta mendukung korban untuk berani berbicara.

Dalam lingkungan sekolah, pendidikan tentang hubungan sehat bisa menjadi alat pencegahan yang efektif. Program ini mengajarkan siswa tentang tanda-tanda hubungan yang tidak sehat, pentingnya batasan pribadi, dan cara membangun hubungan yang saling mendukung. Dengan demikian, siswa belajar untuk mengenali dan menghindari potensi kekerasan sejak dini.

Ilustrasi mengancam istri dan putrinya dengan tinjunya (Sumber: Prostock-Studio via istockphoto)
Ilustrasi mengancam istri dan putrinya dengan tinjunya (Sumber: Prostock-Studio via istockphoto)

Pendidikan juga berperan dalam mendidik laki-laki untuk menjadi mitra yang lebih baik. Di banyak budaya, norma patriarki sering menjadi dasar KDRT. Pendidikan yang mengajarkan kesetaraan gender dan pentingnya peran laki-laki dalam mendukung keluarga dapat mengubah pola pikir yang keliru ini.

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan juga sangat penting. Orang tua yang memahami pentingnya pola asuh yang positif dapat menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan penuh kasih. Hal ini memberikan contoh yang baik bagi anak-anak, sehingga mereka tumbuh dengan pemahaman tentang hubungan yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun