Di sebuah hutan tropis yang rimbun, hiduplah seekor katak bernama Tetuntel dan seekor monyet bernama Tegodek. Mereka adalah sahabat yang selalu bermain bersama di tepi sungai. Tetuntel terkenal bijaksana meskipun tubuhnya kecil, sementara Tegodek adalah monyet yang ceria tetapi sedikit ceroboh.
Suatu hari, Tegodek merasa bosan dan ingin mencoba sesuatu yang baru. "Tetuntel, bagaimana kalau kita menyeberangi sungai ini dan mencari buah-buahan di seberang sana? Aku dengar banyak pohon buah yang sedang berbuah lebat!" kata Tegodek sambil meloncat-loncat kegirangan.
Tetuntel menggelengkan kepala. "Tegodek, arus sungai sedang deras. Kita harus berhati-hati. Aku bisa melompat di atas daun teratai, tapi kau tidak bisa."
Namun, Tegodek tidak mendengarkan. Ia langsung melompat ke sebuah batang kayu yang mengapung di sungai. "Lihat, Tetuntel! Aku bisa menyeberang dengan mudah!" teriak Tegodek.
Tetuntel hanya menghela napas dan mengikuti dari dekat dengan melompat di atas daun teratai. Tetapi, tiba-tiba batang kayu yang diinjak Tegodek mulai berputar! Tegodek panik dan hampir jatuh ke dalam air.
"Pegang daun ini, Tegodek!" seru Tetuntel sambil melemparkan sebuah daun besar ke arah sahabatnya. Tegodek segera memegang daun tersebut, dan dengan hati-hati Tetuntel membimbingnya menuju tepi sungai.
Sesampainya di darat, Tegodek tertawa malu. "Sepertinya aku harus lebih mendengarkan nasihatmu, Tetuntel. Terima kasih sudah menyelamatkanku."
Tetuntel tersenyum. "Persahabatan bukan soal siapa yang lebih kuat atau lebih cepat, Tegodek. Kita harus saling menjaga dan mendengarkan."
Sejak hari itu, Tegodek belajar untuk lebih sabar dan selalu mendengarkan nasihat Tetuntel. Mereka terus bermain dan menjelajah bersama, tetapi kini dengan lebih hati-hati dan penuh kebijaksanaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H