Mohon tunggu...
Ikhsan Bawa
Ikhsan Bawa Mohon Tunggu... -

Seorang karyawan Toko Buku\r\nFollow Twitt: @Ikhsan_Bawa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Indonesia Oh Indonesia

24 April 2015   08:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:44 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Ikhsan Bawa AM

Indonesia oh Indonesia...

Tampilanmu itu rupawan

Gaya bersolekmu menawan

Tapi dalemanmu tersangkut setan

Setan-setan yang berselimut kemuliaan

Setan-setan yang bergaya keindahan

Indonesia oh Indonesia...

Falsafah negaramu hebat

Pancasila sebagai dasar

Undang-undang sebagai penopang

Tapi birokrasimu tak karuan

Sistemmu terselip kemunafikan

Ini bukan salahmu

Ini salah mereka yang haus kekuasaan

Tapi aku bangga menjadi warga negaramu

Karena ini masalah kebangsaan

Indonesia oh Indonesia...

Kau diperkosa

Kau dilucuti

Kau dicabuli

Oleh oknum tak punya hati

Oleh mereka yang tak punya nurani

Oleh mereka yang gila pada harta dan harti

Indonesia oh Indonesia...

Wajahmu terlihat sedih

Ibu pertiwi menahan perih

Dan aku menangis dalam sunyi

Melihat kau tak lagi berdiri

Dan sama sekali tak punya arti

Indonesia oh Indonesia...

Kau bukan mainan bandit-bandit penguasa

Kau bukan perempuan yang bisa digauli semua pria

Kau adalah kebanggaan bagi semua yang merasakan kemerdekaan

Indonesia oh Indonesia....

Aku merindu kesejahteraan

Aku merindu keadilan

Aku merindu kemakmuran

Aku merindu kepedulian

Aku merindu kebaikan dan kebenaran

Indonesia oh Indonesia...

Seandainya perjuangan kemerdekaan itu masih ada sekarang

Apa yang akan dilakukan oleh bajingan kebangsaan itu?

Mungkin sama,

Mereka akan merasakan kepedihan

Mereka akan merasakan kesengsaraan

Mereka juga akan merasakan perjuangan

Sama seperti para pahlawan kita dulu

Indonesia oh Indonesia...

Aku tak pernah tahu bagaimana mengembalikanmu pada esensi kemuliaan

Bagaimana mengembalikanmu pada esensi keindahan

Bagaimana mengembalikanmu pada nurani ketenangan

Bagaimana mengembalikanmu pada kebanggaan

Aku tak tahu,

Selagi masih ada bandit kejahatan

Kau tak bisa menjadi seperti apa yang aku inginkan

Indonesia oh Indonesia....

Apa yang harus aku lakukan?

Atau aku pancung saja mereka?

Atau aku tembak mati saja?

Atau aku gerakan semua massa untuk membunuh mereka?

Atau apa?

Kesadaran seperti apa yang harus aku tularkan?

Indonesia oh Indonesia...

Jangan diam...!

Dalemanmu sudah hampir robek—sekarang compang-camping

Indonesia oh Indonesia...

Jangan diam...!

Kau sudah mendekati kehancuran

Kehancuran yang benar-benar hancur

Indonesia oh Indonesia...

Masalahmu bukan hanya oknum kekuasaan

Melainkan kompleks dan rumit

Kerusuhan

Perpecahan

Pertikaian

Perjudian

Kecurangan

Pengedaran

Dan masih banyak lainnya

Indonesia oh Indonesia...

Sejujurunya aku tidak tega untuk mengatakan ini semua

Aku merasa tidak sopan

Aku merasa tidak pantas dan malu

Aku ini siapa dan aku bukan apa-apa

Aku hanya merasa kecewa dengan mereka perusak kebangsaan

Dengan mereka pereman kacangan

Dengan meraka sampah kenegaraan

Dengan mereka limbah lingkungan

Indonesia oh Indonesia...

Waktu ini terus beputar

Terus menua

Bukan revolusi mental

Bukan reformasi

Dan bukan janji-janji yang aku butuh

Melainkan konsisten dalam kebaikan

Konsisten dalam kebangsaan

Dan konsisten dalam kebijaksanaan

Satu lagi, konsisten dalam kesejahteraan, keadilan, dan kebenaran

Indonesia oh Indonesia...

Mari kita bangkitkan kebudayaan

Kita bangkitkan semangat perjuangan

Kita bangkitkan sistem kebenaran

Kita tegas menghadapi segala masalah yang mengganjal

Kita tegas menyikapi konflik yang menerjal

Kita tegas bertindak menghapus keserakahan

Indonesia oh Indonesia...

Mari kembali pada wajah suci

Mari menari di atas altar murni

Mari berdedang dalam gendang kemajuan

Mari membangkitkan nilai-nilai

Menegakkan hukum-hukum

Menyatukan kelompok

Menyemarakan harmonisasi

Untuk mengindari kehancuran masal: sosial, intelektual, emosional, dan spiritual.

Indonesia oh Indonesia...

Kita bersatu dalam Bhineka Tunggal Ika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun