Mohon tunggu...
Ikhmal Amalia Jahra
Ikhmal Amalia Jahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Arsitektur

hidup untuk belajar, belajar untuk hidup

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghadapi New Normal, Mahasiswa Undip Desain Tempat Cuci Tangan Ekonomis

10 Februari 2021   15:59 Diperbarui: 12 Februari 2021   01:16 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tembalang, Semarang (09/02) - Sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan pada bulan November 2019 lalu,  sudah tercatat sebanyak  dua juta jiwa penduduk yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus ini.  Sedangkan,  di Indonesia angka kematian akibat virus corona sudah menyampai tiga puluh satu ribu jiwa. Setiap harinya masih terdapat kasus baru yang terkonfirmasi di Indonesia. Hal ini menandakan jika masih adanya penyebaran virus corona di Indonesia.  

Pada tanggal 15 Mei 2020, Pemerintah Indonesia melalui Presiden RI, Pak Joko Widodo pertama kali mengenalkan istilah New Normal kepada publik. Presiden Joko Widodo menegaskan masyarakat harus bisa berkompromi, hidup berdampingan, dan berdamai dengan Covid-19 agar tetap produktif. Selanjutnya pada tanggal 20 Mei 2020, Pemerintah pusat melalui Kemenkes mengeluarkan  Ketetapan Peraturan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/Menkes/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi.

Mejaga dan memastikan kebersihan tangan merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan dalam menghadapi New Normal. Hal ini juga sesuai dengan penerapan protocol Kesehatan pada kondisi pandemic seperti sekarang ini. Mencuci tangan juga temasuk dalam gerakan prokes 5M. 5M sendiri merupakan kepanjangan dari  Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas.

Melihat hal tersebut, seorang Mahasiswa Arsitektur Universitas Diponegoro bernama Ikhmal Amalai Jahra (22) mendesain tempat cuci tangan dengan sistem injak. Tempat cuci tangan ini digunakan dengan cara diinjak, tanpa perlu menyentuh langsung keran dan sabun. Sehingga dapat memutuskan rantai penyebaran virus covid-19. Kita ketahui bersama jika virus corona dapat ditularkan melaui droplet atau percikan air liur. Salah satunya dengan melalui sentuhan tangan.

Tempat cuci tangan injak tersebut didesain dan dibuat sebagai fasilitas bersama di RT 02/ RW 07 Kelurahan Tembalang tepatnya diletakan di Pos Kamling RT tersebut. Hal itu dilakukan karena belum adanya fasilitas cuci tangan yang memadai di tempat fasilitas bersama RT 02/ RW 07 Kelurahan Tembalang. Penyerahan tempat cuci tangan ini dilaksanakan pada Rabu, 3 Februari 20201. Tempat cuci tangan injak ini dibuat menggunakan material-material yang sebisa mungkin mudah dijangkau sehingga dapat dibuat ulang oleh masyarakat sesuai kebutuhan. Selain itu, desain  tempat cuci tangan ini didesain dengan bentuk yang sederhana namun tetap kuat dan kokoh.

cuci-tangan-pakai-sabun-210210-60256d36d541df20cf7f7ba2.jpg
cuci-tangan-pakai-sabun-210210-60256d36d541df20cf7f7ba2.jpg
Biaya yang dibutuhkan untuk mendesain tempat cuci ini hanya meronggoh kocek sebesar Rp 300.000,00 saja.  Biaya tersebut lebih murah jika dibandingkan dengan harga produk tempat cuci tangan injak yang ada di pasaran. Rangka utama tempat cuci tangan ini menggunakan besi siku. Bahan-bahan lain yang dibutuhkan  yaitu antara lain ember, keran, pijakan kayu, engsel, per, kawat, besi beton dan botol sabun cair.

Diharapkan, dengan adanya Tempat Cuci Tangan Injak Ekonomis ini masyarakat khususnya warga RT 02/ RW 07 Kelurahan Tembalang bisa menjaga kesehatan diri dengan lebih baik lagi, salah satunya dengan menjaga kebersihan tangan. Selain itu, diharapkan pula desain tempat cuci tangan ini dapat digunakan oleh daerah-daerah lainnya yang membutuhkan karena harganya yang lebih ekonomis.

Penulis : Ikhmal Amalia Jahra – 21020117120011 – S1 Arsitektur – KKN TIM 1 UNDIP Periode 2020/2021

DPL : Dr. Ir. Dwi Haryo Ismunarti, M. Si.,         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun