MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ajak anggota Karang Taruna Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang untuk bersama-sama melakukan branding kepada desa yang mereka tinggali. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan Desa Petungsewu kepada masyarakat luas.Â
Alasan melakukan branding kepada Desa Petungsewu adalah untuk memperkenalkan sektor pariwisata yang dimiliki oleh desa. "Desa Petungsewu memiliki beberapa tempat wisata dan komoditas utama Jeruk sebagai image mereka, sangat disayangkan sekali apabila semua potensi ini tidak diperkenalkan kepada masyarakat luas," kata Ikhlasul Amal Reza, Koordinator Kelompok 90 Gelombang 4 Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) UMM 2022.
 Tim Kelompok 90 Gelombang 4 PMM UMM 2022 memilih Karang Taruna Desa Petungsewu sebagai pendukung program ini. "Berdasarkan pengamatan saya, kalau ada persoalan seperti ini biasanya Karang Taruna yang ngurusi. Selain itu juga Karang Taruna identik sama generasi muda dan produktif yang sudah pasti paham cara main media sosial," ucapnya.
Program yang disampaikan kepada Karang Taruna adalah sosialisasi tentang bagaimana media sosial dapat dijadikan sebagai media promosi kepada publik. Serta anggota Karang Taruna diberi pemahaman tentang membuat foto dan caption yang unik agar menarik untuk di lihat dan di baca. "Banyak yang kami ajarkan kepada mereka. Mulai dari cara cari follower, Â cara buat foto sama caption yang bagus, sama kalau ada kegiatan masyarakat Petungsewu juga diabadikan ke Instagram sama dibuatkan juga story di Instagram," ujar Ikhlasul Amal Reza.
Tidak hanya diberikan sosialisasi materi saja, tetapi juga diberikan juga pendampingan agar memastikan program yang diberikan oleh tim Kelompok 90 Gelombang 4 PMM UMM 2022 tetap berjalan walaupun masa pengabdian mereka telah berakhir nantinya. "Tidak cuma memberi materi saja, tapi ada aksi nyatanya juga dan tentu kami selalu memantau. Soalnya kami juga tidak mau apabila waktu kami tinggal, Instagramnya mati." tambahnya.
Desa Petungsewu memiliki beberapa tempat wisata, di antara lainnya adalah Petungsewu Wildlife Education Center (P-WEC), Food Court Centre Rest Area Petungsewu, Abundacio Coffee & Eatery, serta UMKM olahan Jeruk yang bernama Seribu Olahan Jeruk (Soje). Semua elemen tersebut apabila disatukan serta didukung dengan akses transportasi yang mudah serta lokasi yang tidak terlalu jauh dari Kota Malang menyebabkan Desa Petungsewu sangat layak menjadi desa wisata yang dapat dikunjungi ketika akhir pekan.
"Memang mengubah desa biasa menjadi desa wisata memerlukan waktu yang lama. Semuanya perlu proses serta kemauan dari pihak desa dan masyarakat desa. Program yang kami berikan kepada Desa Petungsewu merupakan fondasi dari segalanya. Kami pun menyadari bahwa masa pengabdian kami tidaklah cukup untuk benar-benar merealisasikan desa ini sebagai desa wisata.Â
Maka dari itu kami ninggali program ini kepada Karang Taruna dengan harapan ketika waktu kami sudah selesai, program ini tetap berjalan sesuai harapan kami. Semoga kedepannya Desa Petungsewu bisa benar-benar menjadi desa wisata." tutup Ikhlasul Amal Reza.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H