Hari ini (13/1/2019) government shutdown di Amerika Serikat (AS) memasuki hari ke-23. Kemarin, goverment shutdown kali ini menjadi yang terpanjang dalam sejarah AS. Sebelumnya, rekor terpanjang government shutdown adalah 21 hari, yang terjadi pada 1995.
Apa itu government shutdown?
Government Shutdown adalah hasil dari kegagalan presiden dan kongres mencapai kesepakatan dalam membuat anggaran untuk pemerintahan. Tanpa biaya, apartur pemerintahan (PNS, Polisi, bahkan FBI) tidak digaji. Pemerintahan tidak sepenuhnya mati, tapi tentu saja tidak bisa berjalan dengan baik. Kondisi inilah yang disebut dengan government shutdown.
Biasanya ini terjadi karena partai yang menguasai House of Representatives dan yang menjadi Presiden berbeda. Dalam hal ini partai demokrat versus republik. Karena partai yang menguasainya berbeda, tentu saja akan ada banyak ketidaksepakatan dalam kebijakan dan anggaran yang disusun.
Legislatif AS menggunakan sistem bikameral. Bikameral berarti ada dua badan legislatif yaitu Upper House dan Lower House. Sejarah sistem bikameral kembali ke zaman Inggris Kuno. Upper House adalah House of Lords yang anggotanya diangkat berdasarkan keturunan atau jasa-jasanya, biasanya diisi oleh bangsawan Inggris.Â
Sementara itu, Lower House adalah House of Commons yang anggotanya dipilih oleh rakyat melalui pemilu, isinya tentu adalah orang-orang biasa.
Dalam konteks AS, Upper House adalah Senate, sedangkan Lower House adalah House of Representatives. Pihak yang berhak merundingkan anggaran bersama Presiden adalah House of Represntatives. Sialnya bagi Trump, demokrat menguasai mayoritas House of Representatives setelah mid-term elections.Â
Oleh karena itu, saat Trump mengajukan anggaran yang didalamnya terdapat $5.7M untuk pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko, tentu saja House menolak.
Setelah penolakan anggaran pada 22 Desember lalu, sudah sempat diadakan perundingan. Trump sebagai presiden bertemu dengan Nancy Pelosi dari demokrat sebagai Speaker of The House. Sayangnya, pembicaraan tersebut tidak berlangsung lama. Kedua belah pihak tidak bisa berkompromi, Trump kemudian segera keluar ruangan dengan kesal.
Akibatnya, sampai dengan hari ini sekitar 800.000 pegawai pemerintah menganggur dan sebagian yang bekerja tidak dibayar.[iii] Fasilitas dan pelayanan umum mengalami penurunan kualitas, kuantitas, bahkan tutup.
Tentu saja kita tidak bisa menyalahkan Trump seorang dalam government shutdown ini. Government shutdown ini adalah hasil dari ketidakmampuan kedua belah pihak untuk berkompromi, yang tentu saja wajar dalam perpolitikan AS.Â
Pembangunan tembok perbatasan adalah salah satu janji kampanye Trump yang paling populer. Sementara itu, demokrat terus menerus menentangnya karena menurut mereka itu bodoh dan tidak masuk akal.
Beberapa alternatif jalan keluar dari kebuntuan ini adalah:
Pertama, Trump mengumumkan darurat nasional. Keadaan darurat nasional memungkinkan Trump menggunakan anggaran militer untuk membangun tembok. Akan tetapi, cara ini akan memicu perang panjang di meja hijau. Presiden memang memiliki hak prerogratif untuk mengumumkan darurat nasional.Â
Konstitusi juga tidak mendifinisikan secara rinci apa arti dari "keadaan darurat". Meskipun begitu, jumlah penyelundupan dan pelanggaran perbatasan terus menurun, dan demokrat pasti mempuntai segudang argumen untuk melawan Trump di meja hijau.
Kedua, barisan demokrat di House melemah. Jika memang ternyata beberapa perwakilan demokrat akhirnya menyetujui anggaran Trump, maka anggaran bisa lewat dengan selamat sentosa. Jika ini terjadi, ini sekali lagi menjadi pembuktian keahlian lobi Trump.
Ketiga, barisan republik di House melemah. Jika ternyata justru beberapa perwakilan republik berbalik menentang Trump, situasi akan menjadi semakin runyam. Trump yang tidak mengumumkan darurat nasional akhirnya terpaksa membatalkan pembangunan temboknya. Tentu saja ini akan sangat membuat Trump malu.
Â
Referensi
"US Partial Government Shutdown Becomes Longest on Record." BBC News. January 12, 2019. Accessed January 13, 2019.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H