Saya sendiri optimis pertemuan Trump-Kim akan terjadi. Sebab, faktor pendorong utama berjalannya pertemuan Trump-Kim adalah adanya political willingness (keinginan politis) dari kedua belah pihak yang muncul karena kedua-duanya diuntungkan. Kim diuntungkan karena bersamaan dengan denuklirisasi, sanksi-sanksi ekonomi internasional terhadap Korut akan segera dicabut dan dengan demikian Korut akan mulai 'open for bussiness'.Â
Sementara itu, Trump akan menjadi semakin populer karena menjadi presiden AS pertama yang berhasil bernegosiasi dengan Korut, sekaligus mendenuklirisasinya, dan Trump mungkin juga akan mendapat Nobel Perdamaian atas keberhasilannya mendenuklirisasi Korut.
Pertemuan Trump-Kim pada 12 Juni mendatang tentunya akan menjadi pertemuan yang bersejarah, bahkan sangat bersejarah, mengingat sikap Korut yang sebelumnya sangat tertutup dan bergantung pada nuklir, kini berubah dan bersedia bernegosiasi.
Selain itu, pertemuan tersebut juga akan menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea. Terakhir, pertemuan tersebut juga membuka jalan, mungkin, walau perjalanan masih sangat panjang, untuk mewujudkan unifikasi Korea.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H